Tuesday 29 July 2014

Cara Berbicara Dengan Alam Bawah Sadar Anda

- 0 komentar

Anda mungkin berpikir bahwa alam sadar anda yang menentukan akan seperti apa hidup anda. Anda di beritahu bahwa jika anda bekerja keras dan mengaplikasikan diri, maka anda bisa mencapai apapun. Jika itu benar, maka semua orang yang bekerja keras dan mengaplikasikan diri pasti akan sukses, punya rumah yang bagus, keluarga dan teman yang menyenangkan, dan punya cukup uang sehingga tidak lagi hidup menderita.

Tapi apa faktanya seperti itu? Mengapa sebagian orang memiliki hal-hal tersebut sementara yang lain tidak… meski mereka telah bekerja keras dan mengaplikasikan diri? Sebab bukan alam sadar kita yang menentukan akan seperti apa hidup kita… melainkan apa yang berada di alam bawah sadar. Saya akan mendiskusikan aspek ini dalam bab 4.
Alam sadar anda tidak punya kaitan apapun dengan siapa anda sebagai seseorang. Pikiran tersebut hanya menganalisa informasi sehingga anda bisa mengambil keputusan. Semua hal lain tentang anda.. kepribadian anda, keputusan yang anda buat, kebiasaan buruk anda, orang yang anda tarik perhatiannya, kesuksesan dan kegagalan anda, semuanya datang dari Alam Bawah Sadar anda, dan pikiran itulah yang harus anda gunakan untuk mendapatkan apa yang anda inginkan dalam hidup.
Alam bawah sadar bekerja secara berbeda dengan alam sadar anda. Sebelum anda mulai mengubah hidup dengan mengubah pikiran, sangat penting bagi anda untuk mempelajari bagaimana alam bawah sadar bekerja sehingga anda bisa menggunakannya dengan benar.
Buku ini akan menunjukkan pada anda bagaimana cara memanfaatkan kekuatan dari alam bawah sadar anda agar bisa di gunakan untuk mendapatkan apapun yang anda inginkan… kesuksesan, pasangan jiwa, pekerjaan impian, kemakmuran, penyembuhan dan pencegahan penyakit, menghilangkan ketakutan dan phobia… dan banyak lagi.
Tapi bisakah semua orang memanfaatkan kekuatan dari alam bawah sadarnya? Saya akan menjawabnya :
Bab 1 – Bagaimana Cara Alam Bawah Sadar Anda Bekerja?
Anda adalah produk dari pikiran anda. Apa yang anda katakan pada alam bawah sadar adalah apa yang di percayainya. Anda bisa memprogramnya untuk memberikan semua yang anda inginkan, hanya jika anda tahu cara “berbicara” padanya. Mengucapkan affirmasi untuk memprogram alam bawah sadar anda adalah cara yang paling umum untuk melatihnya. Tapi affirmasi harus di nyatakan dengan benar, jadi, mengetahui bagaimana cara alam bawah sadar berpikir adalah hal yang kritis untuk menggunakannya dengan benar.
1. Alam bawah sadar anda hanya berpikir masa kini. Dia tidak memikirkan masa lalu atau masa depan seperti yang bisa di lakukan oleh alam sadar. Jadi, saat anda mengatakan affirmasi untuk mendapat sesuatu yang anda inginkan, katakan… “Aku,” atau “Aku punya,” bukan “Aku akan,” atau “Aku akan memiliki.”  Yang kedua, atur contoh dari sesuatu yang akan terjadi di masa depan.
Alam bawah sadar hanya memberikan apa yang dia lihat. Kunci untuk mengecohnya agar memberikan apa yang anda inginkan adalah dengan memberi tahu alam bawah sadar bahwa saat ini anda telah memilikinya. Jika anda mengatakan bahwa saya akan memilikinya atau mendapatkannya di masa depan, maka alam bawah sadar anda akan melihat anda saat ini tidak memilikinya, dan itulah yang akan di berikannya pada anda… alias tidak ada, nol.
2. Alam bawah sadar tidak tahu perbedaan antara mana yang real dan mana yang imajinasi. Pernahkah anda masuk ke dalam perdebatan panas dengan seseorang dan menyadari bahwa jantung anda mulai berdetak kencang? Itu adalah alam bawah sadar anda yang menyebabkannya, dia mengontrol semua fungsi tubuh anda.
Pernahkah seseorang membuat anda marah tapi anda takut untuk berhadapan dengannya saat itu? Jadi anda berlatih bagaimana anda akan memberi tahu mereka pada kesempatan berikutnya? Apakah anda memperhatikan bahwa jantung anda mulai berdetak lebih cepat? Alam bawah sadar anda juga menyebabkannya karena dia percaya bahwa konfrontasi itu sedang terjadi. Padahal anda hanya membayangkannya. Tapi alam bawah sadar anda tidak tahu bedanya.
3. Alam bawah sadar belajar dengan perulangan… berulang-ulang. Saat anda mempelajari skill baru, anda harus banyak melatihnya. Saat anda mempelajari cara untuk memanfaatkan kekuatan dari alam bawah sadar anda, berarti anda sedang mempelajari skill baru, anda harus menggunakannya berulang-ulang.
Saat anda mengatakan affirmasi untuk mendapatkan apa yang anda inginkan, anda tidak bisa hanya mengatakannya satu kali dan berharap itu akan berhasil. Anda harus mengatakannya berulang-ulang sampai alam bawah sadar anda bertindak atas dasar itu. Tapi sama seperti semua skill lain, semakin sering menggunakan alam bawah sadar untuk mendapat apa yang anda inginkan, semakin mudah itu akan bekerja.
4. Alam bawah sadar anda berpikir dalam kondisi yang tak terbatas atau absolut, tidak dalam keterbatasan atau partial. Saya akan mendiskusikan ini lebih lanjut pada bab 3.
5. Alam bawah sadar memberikan anda apa yang anda inginkan lebih cepat jika saat anda mengatakan affirmasi anda merasakan emosi yang akan anda rasakan saat anda mendapatkannya. Saya telah mengatakan di awal bahwa kunci untuk memanfaatkan kekuatan alam bawah sadar adalah dengan mengecohnya untuk berpikir bahwa anda telah memiliki apa yang anda inginkan. Dan karena alam bawah sadar tidak tahu perbedaan antara mana yang real dan mana yang imajinasi, berpura-puralah merasa bahagia saat anda melakukan affirmasi dari apa yang anda inginkan. Apakah itu yang akan anda rasakan jika anda mendapatkannya? Bayangkan saja perasaan bahagia tersebut.
6. Alam sadar anda adalah pikiran logika, rasional. Dia tidak akan pernah menerima ide yang tidak 100% masuk akal, atau rasional. Jika anda menyadari bahwa sebuah ide hanya 1% tidak masuk akal, maka anda akan mempertanyakannya. Dan anda mungkin menolak seluruh ide jika 1% tidak masuk akal.
Tapi alam bawah sadar anda adalah pikiran yang non-logika, non-rasional. Dia akan mempercayai apapun entah itu masuk akal ataupun tidak. Dia tidak akan pernah mempertanyakan atau menganalisa apapun yang anda katakan padanya. Jadi, saat anda menggunakan alam bawah sadar untuk mendapatkan apa yang anda inginkan, tentukan padangan anda setinggi mungkin… jangan berpikir bahwa apa yang anda affirmasikan tidak masuk akal. Alam bawah sadar anda tidak akan memikirkan itu.
Jadi itulah semua yang anda perlu ketahui untuk membuat alam bawah sadar anda bekerja. Saya menyebut ini “6 Poin Kunci untuk Kekuatan Alam Bawah Sadar Anda.” Anda tidak perlu tahu yang lainnya. Tapi melatih alam bawah sadar anda agar memberikan apa yang anda inginkan membutuhkan waktu dan latihan.
Saya tidak bisa memberikan anda batasan waktu mengenai berapa lama yang di perlukan untuk menguasai kekuatan pikiran anda. Itu tergantung seberapa besar usaha yang anda lakukan dan tingkat keyakinan anda. Tapi saya bisa mengatakan bahwa jika anda memberikan waktu yang cukup, berusaha, dan yakin 100% pada kekuatan yang sudah anda miliki, maka anda akan kagum pada seberapa cepat itu akan mulai bekerja.
Bab 2 – Relaksasi: Gerbang Menuju ke Kekuatan Pikiran Anda
Sebelum anda mulai mengasah skill baru dari memanfaatkan kekuatan alam bawah sadar, ada skill lain yang perlu di pelajari. Sementara belajar dan melakukan adalah yang sangat mudah, ini adalah proses yang sangat penting. Ini di sebut dengan relaksasi.
Sebelum anda memulai sebuah sesi affirmasi, anda ingin menenangkan tubuh karena anda juga ingin menenangkan pikiran… membuang semua sampah dan mendapatkan aktivitas gelombang otak pada tingkat minimum sehingga anda bisa fokus pada satu hal yang ingin anda fokuskan. Alam bawah sadar lebih mudah untuk menerima dan bertindak sesuai sugesti saat dia merasa rileks dan fokus pada satu hal itu.
Berikut ini bagaimana cara saya melakukan relaksasi. Pertama, saya memutar beberapa musik yang menenangkan. Ini opsional. Cobalah menggunakan musik saat pertama untuk melihat apakah itu membantu anda untuk rileks. Jika anda merasa lebih rileks tanpa musik, maka jangan gunakan musik. Tapi anda ingin lingkungan sekitar anda menjadi sunyi. Jika anda mempunyai keluarga, beritahu pasangan dan anak anda untuk tidak mengganggu selama 20 menit ke depan, atau selama waktu yang anda rencakan.
Dan sebelum anda memulai, duduklah di kursi yang nyaman dan bernapas dengan normal selama 30 detik dan membersihkan pikiran dari berbagai hal. Kemudian ambil napas panjang, tahan selama 5 detik, lepaskan secara perlahan, dan bayangkan tubuh anda merasa rileks, seolah-olah turun ke level berikutnya. Kemudian kembali ke pernapasan normal selama 10 detik, bayangkan bahwa pernapasan ini lebih ringan dari saat anda memulai. Ulangi proses ini selama 4 atau 5 kali, kemudian saat mengeluarkan napas yang terakhir kali, tutup mata anda, dan katakan pada diri sendiri dengan tenang dan pelan…
“Otot di sekitar mata ku rileks sepenuhnya… Aku tidak bisa membuka mataku meski aku ingin karena otot-otot nya begituuuu rileks… sekarang aku melihat sebuah secercah sinar dari langit menyorot otot di sekitar mataku membuatnya semakin rileks… cahaya dari rileksasi ini menerobos jauh ke dalam setiap otot, syaraf, dan serta di sekitar mata ku, membuatnya semakin rileks… pernapasan ku begituuuu ringan, denyut jantung ku berdetak begituuu lambat… sekarang sinar rileksasi menyebar dari mata turun ke wajah, turun ke rahang dan area sekitar… turun ke leher dan di sekitar bahu… dan sekarang cahaya relaksasi menyebar ke punggung, turun ke melewati bahu… sekarang cahaya dari relaksasi telah menyebar ke pungung, ke luar dari batang tubuh… sekarang cahaya relaksasi terus ke bawah pungung dan samping, merasuk ke dalam syaraf, otot, dan serat, membuatnya semakin rileks… cahayanya turun dari punggung… turun ke pinggang… sekarang cahaya relaksasi bersinar di samping leher dan menyebar ke atas bahu, untuk membuatnya rileks… sekarang cahaya relaksasi bergerak turun perlahan ke tangan, merasuk jauh ke dalam setiap urat syaraf, otot dan serat dan membuatnya begituuu rileks… dan sekarang cahayanya telah turun ke siku dan menenangkan setiap otot… sekarang cahaya relaksasi bergerak turun ke lengan… turun perlahan ke pergelangan tangan… telapak tangan… jari… dan semuanya keluar melewati ujung jari… sekarang cahaya relaksasi bersinar di bagian depan leher ku dan bergerak turun ke wilayah dada, merasuk ke jauh dalam semua otot, syaraf, dan serat… turun ke arah solar plexus… sekarang turun ke perut dan wilayah sekitar… turun ke pinggang… sekarang cahaya relaksasi berinar di bagian pinggul dan pangkal paha dan bergerak turun ke paha… terus turun ke paha menenangkan semua otot, syaraf, dan serat… semuanya turun ke arah lutut… sekarang relaksasi terus turun ke bawah betis… meluncur ke pergelangan kaki… ke dalam kaki ku… dan semuanya keluar melalui ujung tumit ku… setiap bagian dari tubuhku sekarang sangat rileks sepenuhnya.”
Sekarang, seperti yang saya katakan, begitulah cara saya melakukannya. Jika cara ini efektif untuk anda, bagus. Jika tidak, anda bisa mencari cara yang lebih efektif untuk anda. Tapi anda ingin tubuh anda rileks sepenuhnya. Anda tidak harus berusaha untuk menenangkan pikiran. Dia akan tenang bersama tubuh anda.
Dan jangan terburu-buru untuk melewati ini. Saya menyediakan waktu sekita 5 menit untuk melakukan relaksasi. Menghabiskan setidaknya sejumlah waktu itu. Juga, saya rekomendasikan anda untuk melakukan ini di pagi hari sebelum berangkat kerja. Jika anda melakukannya di malam hari setelah bekerja seharian dan kemudian makan malam, anda mungkin akan tertidur dan kehilangan kesempatan untuk mempraktekkan skill baru dan merusak jadwal tidur malam anda. Jadi, cobalah di saat anda tidak merasa ngantuk, dan lakukan pada posisi duduk.
Saya juga merekomendasikan untuk melakukannya dalam keadaan perut kosong atau menunggu setidaknya satu jam setelah makan besar. Jika anda melakukannya langsung setelah makan, maka makanan yang anda makan akan tetap di perut seperti sebuah gumpalan kerena metabolisme anda turun secara drastis.
Perhatikan setiap kali saya menempatkan… Di saat itulah anda berhenti sebentar dan membayangkan bagian tubuh anda menjadi rileks. Bayangkan saja, berpura-puralah seolah-olah tubuh anda menjadi rileks… rasakan otot-otot anda menjadi rileks. Kemudian bergerak ke area berikutnya.
Kekuatan alam bawah sadar tidak terletak jauh di dalam jiwa anda. Dia cuma berada di bawah permukaan, hanya satu tingkat di bawah alam sadar. Relaksasi membantu anda untuk mendapatkannya.
[Continue reading...]

10 Macam Personality Disorder (Gangguan Kepribadian)

- 0 komentar
10 Macam Personality Disorder (Gangguan Kepribadian)


Pernah dengar kata Narcissistic, Obsessive Compulsive, atau Dependent?
Itu 3 dari 10 personality disorder atau gangguan kepribadian. Ada yang tidak merasa personality nya terganggu ? Baca dulu deh. Ini ada test nya
01.Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan kepada orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat. Orang dengan kelainan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka mencari makna tersembunyi dalam segala sesuatu dan membaca niat bermusuhan ke dalam tindakanorang lain. Mereka suka mengetest kesetiaan teman dan orang-orang terkasih dan sering tampak dingin dan menjauh. Mereka biasanya suka menyalahkan orang lain dan cenderung membawa dendam lama.
Gejala Paranoid Personality Disorder:
• Enggan untuk memaafkan karena dianggap penghinaan
• Sensitivitas yang berlebihan
• Susah percaya kepada orang lain dan kemandirian berlebihan
• Cenderung suka menyalahkan ke orang lain
• Selalu mengantisipasi terhadap pengkhianatan
• Agresif dan gigih untuk hak-hak pribadi
• Curigaan yang parah
02.Schizoid
Orang dengan gangguan kepribadian Schizoid menghindari hubungan dengan orang lain dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benar-benar lebih suka menyendiri dan tidak menginginkan popularitas. Mereka cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial. keterampilan sosial mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan. Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan sering disebut sebagai “penyendiri.”
Gejala Schizoid Personality Disorder:
• Lemahnya kemampuan interpersonal
• Kesulitan mengekspresikan kemarahan, bahkan ketika diprovokasi
• “penyendiri” mentalitas; menghindari situasi sosial
• Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain
• Rendah gairah seksual
• Tidak responsif pada pujian atau kritik
03.Schizotypal
Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili skizofrenia ringan. Gangguan ini ditandai oleh bentuk-bentuk berpikir dan memahami dengan cara yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dari orang lain . Mereka kadang-kadang percaya untuk memiliki kemampuan indra yang ekstra atau kegiatan yang tidak berhubungan dengan mereka dalam beberapa cara penting. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan sulit berkonsentrasi untuk waktu yang lama. pidato mereka sering lebih rumit dan sulit untuk diikuti.
Gejala Personality Disorder Schizotypal :
• Bertingkah laku aneh atau penampilan eksentrik
• Bertakhyul atau sibuk dengan fenomena paranormal
• Sulit untuk mengikuti pola bicara
• Perasaan cemas dalam situasi sosial
• Kecurigaan dan paranoia
• Suka berpikir mengenai kepercayaan aneh atau magis
• Nampak pemalu, suka menyendiri, atau menarik diri dari orang lain
04.Antisocial
Banyak yang salah paham bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada orang yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan. Antisocials cenderung suka berbohong dan mencuri. Sering kali, mereka tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang konsekuensinya . Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan mereka sendiri daripada kebutuhan orang lain.
Gejala Gangguan Kepribadian antisosial:
• mengabaikan perasaan orang lain
• impulsif dan tidak bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan
• Kurangnya rasa penyesalan setelah merugikan orang lain
• Berbohong, mencuri, perilaku kriminal lainnya
• mengabaikan keselamatan diri dan orang lain
05.Borderline
Borderline personality disorder ditandai oleh ketidakstabilan suasana hati dan miskin citra diri. Orang dengan gangguan ini rentan terhadap perubahan suasana hati dan kemarahan yang konstan. Sering kali, mereka akan melampiaskan kemarahan pada diri mereka sendiri, mencederai tubuh mereka sendiri, ancaman bunuh diri dan tindakan yang tidak biasa. Batasan berpikir secara hitam dan putih sangat kuat, hubungan yang sarat dengan konflik. Mereka cepat marah ketika harapan mereka tidak terpenuhi.
Gejala Borderline Personality Disorder:
• Menyakiti diri sendiri atau mencoba bunuh diri
• Perasaan yang kuat untuk marah, cemas, atau depresi yang berlangsung selama beberapa jam
• Perilaku impulsif
• Penyalahgunaan obat atau alkohol
• Perasaan rendah harga diri
• Tidak stabil hubungan dengan teman, keluarga, dan pacar
06.Histrionic
Orang dengan gangguan kepribadian Histrionic adalah pencari perhatian yang konstan. Mereka perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering mengganggu orang lain untuk mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa muluk-muluk untuk menggambarkan kejadian sehari-hari dan mencari pujian konstan. Mereka suka berpakaian ”yang memancing” atau melebih-lebihkan kelemahannya untuk mendapatkan perhatian. Mereka juga cenderung membesar-besarkan persahabatan dan hubungan, percaya bahwa setiap orang menyukai mereka. Mereka sering manipulatif.
Gejala Personality Disorder Histrionic:
• Kebutuhan untuk menjadi pusat perhatian.
• Berpakaian atau melakukan tindakan-tindakan provokatif.
• Emosinya dapat berubah dengan cepat.
• Melebih-lebihkan persahabatan.
• Terlalu-dramatis , terkadang sangat ”lebay”.
• Mudah dipengaruhi, gampang dibujuk.
07.Narcissistic
Gangguan kepribadian Narcissistic dicirikan oleh keterpusatan diri. Seperti gangguan Histrionic, orang-orang dengan gangguan ini senang mencari perhatian dan pujian. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk mengakui mereka sebagai superior. Mereka cenderung memilih teman, karena mereka percaya bahwa tidak sembarang orang yang layak menjadi teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan pertama yang baik, namun mengalami kesulitan menjaga hubungan jangka panjang. Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaan orang lain dan dapat mengambil keuntungan dari mereka.
Gejala narsisistik Personality Disorder:
• Membutuhkan pujian dan kekaguman berlebihan
• Mengambil keuntungan dari orang lain
• Merasa diri penting
• Kurangnya empati
• Berbohong pada diri sendiri dan orang lain
• Terobsesi dengan fantasi ketenaran, kekuasaan, atau kecantikan
08.Avoidant
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kegelisahan sosial yang ekstrim. Orang dengan gangguan ini sering merasa ”tidak cukup”, menghindari situasi sosial, dan mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang lain. Avoidant takut ditolak dan khawatir jika mereka mempermalukan diri mereka sendiri di depan orang lain. Mereka membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru untuk membuat orang berpikir agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan kepribadian skizofrenia, avoidant merindukan hubungan sosial, tetapi belum merasa mereka bisa mendapatkannya. Mereka sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.
Gejala Personality Disorder Avoidant :
• Keengganan dalam relasi sosial; mundur dari orang lain dalam mengantisipasi penolakan
• Terobsesi denga tolakan atau kritikan dalam situasi sosial
• Takut dianggap memalukan, sehingga menghindari kegiatan baru
• Miskin citra diri; perasaan tidak puas dalam kehidupan sosial
• Keinginan untuk meningkatkan hubungan sosial
• Nampak sibuk sendiri dan tidak ramah
• Menciptakan kehidupan fantasi rumit
09. Dependent
Gangguan kepribadian ini ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan mereka. Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang dicintai. Mereka cenderung untuk membiarkan orang lain mengambil keputusan penting bagi mereka dan sering melompat dari hubungan satu ke hubungan yang lainnya. mereka sering bertahan dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari atau disakiti. kepekaan berlebih terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa tak berdaya dan tertekan.
Gejala Gangguan Kepribadian Dependent:
• Kesulitan membuat keputusan
• Perasaan tidak berdaya saat sendirian
• Berpikir ingin bunuh diri jika ditolak
• Pasrah
• Merasa terpuruk jika dikritik atau ketika tidak disetujui idenya
• Tidak dapat memenuhi tuntutan hidup sehari hari
10. Obsessive Compulsive
Nama gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCDP) mirip dengan kecemasan obsesif-kompulsif, namun keduanya sangat berbeda. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Mereka harus melakukan segalanya dengan “benar” yang sering malah mengganggu produktivitas mereka. Mereka cenderung untuk terjebak dalam hal-hal yang detail, namun kehilangan gambaran yang lebih besar. Mereka menetapkan standar yang tinggi tidak masuk akal untuk diri mereka sendiri dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika mereka tidak hidup sampai standar yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim, percaya orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka menghindari membuat keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang murah hati dengan waktu atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.
Gejala Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif:
• mencari kesempurnaan dan disiplin yang berlebihan
• suka dengan ketertiban
• kaku
• Kurang murah hati
• terlalu fokus pada detail dan aturan
• suka bekerja keras untuk bekerja, kadang berlebihan
semoga ilmu ini bermanfaat untuk lebih mengenali diri kita sendiri dan orang-orang terdekat plus memberi penanganan yang terbaik bila memungkinkan.
[Continue reading...]

Sunday 27 July 2014

Telekinesis: Menggerakkan Benda Dengan Pikiran

- 2 komentar
Telekinesis (atau psychokinesis) adalah salah satu kemampuan pikiran manusia untuk memanipulasi benda, ruang, waktu dan energi. Seperti menggerakkan & melayangkan benda tanpa menyentuhnya, membengkokkan benda logam dengan pikiran, dan masih banyak lagi. Mungkin tanpa anda sadari anda juga memiliki kemampuan telekinetic, walaupun dengan skala kecil.


  • Pyrokinesis = Kemampuan Mengendalikan Api
  • Hydrokinesis/Aquakinesis = Kemampuan Mengendalikan Air
  • Geokinesis/Terrakinesis = Kemampuan Mengendalikan Tanah
  • Aerokinesis = Kemampuan Mengendalikan Angin dan Udara
  • Cryokinesis = Kemampuan Mengendalikan Es
  • Thermokinesis = Kemampuan Mengendalikan Suhu
  • Atmokinesis = Kemampuan Mengendalikan Cuaca
  • Lunokinesis = Kemampuan Mengendalikan Cahaya
  • Magnokinesis = Kemampuan Mengendalikan Medan Magnet
  • Electrokinesis = Kemampuan Mengendalikan Listrik
  • Metakinesis = Kemampuan Mengendalikan Logam
  • Sonokinesis = Kemampuan Mengendalikan Suara dan Getaran
  • Lunarkinesis = Kemampuan Mengendalikan Energi Kegelapan
  • Photokinesis = Kemampuan Mengendalikan Sinar
  • Gyrokinesis = Kemampuan Mengendalikan Gravitasi
  • Chronokinesis = Kemampuan Mengendalikan Waktu
  • Vitakinesis = Kemampuan Mengendalikan Penyakit
  • Biokinesis = Kemampuan Mengendalikan Sel dan DNA
    Mengubah warna mata, mengubah warna rambut, menyembuhkan luka dengan cepat, anti-aging
  • Lactokinesis = Kemampuan Mengendalikan Produk Harian
  • Quantokinesis = Kemampuan Mengendalikan Molekul
  • Necrokinesis = Kemampuan Mengendalikan Kematian dan Mayat
  • Retropsychokinesis = Kemampuan Mengendalikan Proses Komputer
    Pernahkah anda mengira game komputer sejenis 5 slot machines, roll dice itu lebih dari sekedar mengandalkan keberuntungan?
  • Vectorkinesis = Kemampuan Mengendalikan Telekinesis
  • Aurakinesis = Kemampuan Mengendalikan Aura
  • Halokinesis = Kemampuan Mengendalikan Garam
  • Umbrakinesis = Kemampuan Mengendalikan Bayangan
  • Chlorokinesis = Kemampuan Mengendalikan Tumbuhan
[Continue reading...]

PHOBIA dari A-Z

- 0 komentar
 Fobia (phobia) merupakan salah satu gangguan kecemasan berupa ketakutan yang berlebihan terhadap suatu hal. Misalnya seseorang fobia terhadap kecoa atau tikus, bagi orang normal hal itu merupakan sesuatu yang lucu dan tidak wajar, tetapi baginya subjek tersebut bisa saja ia persepsikan sebagai benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan dan menakutkan.




Ablutophobia - Takut mencuci atau mandi.
Acarophobia - Takut pada rasa gatal atau serangga yang menyebabkan gatal.
Acerophobia - Takut akan rasa asam.
Achluophobia - Takut akan gelap/kegelapan.
Acousticophobia - Takut akan suara.
Acrophobia - Takut akan ketinggian.
Aerophobia - Takut meneguk, menelan udara, atau material beracun yang ada di udara.
Aeroacrophobia - Takut akan tempat tinggi yang terbuka.
Aeronausiphobia - Takut akan muntah atau mabuk udara.
Afrophobia - Takut akan orang Afrika atau budaya Afrika.
Agateophobia - Takut akan kegilaan.
Agliophobia - Takut akan rasa sakit.
Agoraphobia - Takut pada tempat terbuka, takut di kerumunan orang, tempat umum seperti pasar. Takut untuk meninggalkan tempat yang aman.
Agraphobia - Takut akan pelecehan seksual.
Agrizoophobia - Takut aklan binatang liar.
Agyrophobia - Takut pada jalan atau menyebrang jalan.
Aichmophobia - Takut pada jarum atau benda benda yang mempunyai ujung.
Ailurophobia - Takut pada kucing.
Albuminurophobia - Takut akan penyakit ginjal.
Alektorophobia - Takut pada ayam.
Algophobia - Takut pada rasa sakit.
Alliumphobia - Takut pada bawang putih.
Allodoxaphobia - Takut akan pendapat orang.
Altophobia - Takut akan ketinggian.
Amathophobia - Takut akan debu.
Amaxophobia - Takut mengendarai mobil.
Ambulophobia - Takut berjalan.
Amnesiphobia - Takut amnesia.
Amychophobia - Takut pada goresan atau takut tergores.
Anablephobia - Takut melihat ke atas.
Ancraophobia - Takut pada angin. (Anemophobia)
Androphobia - Takut pada laki-laki.
Anemophobia - Takut pada angin. (Ancraophobia)
Anginophobia - Takut radang tenggorokan, tersedak.
Anglophobia - Takut pada negara dan kebudayaan inggris, dll.
Angrophobia - Takut pada kemarahan atau takut marah.
Ankylophobia - Takut sikap tak bergerak suatu sambungan.
Anthrophobia or Anthophobia - Takut pada bunga.
Anthropophobia - Takut pada orang atau masyarakat.
Antlophobia - Takut akan banjir.
Anuptaphobia - Takut hidup sendiri.
Apeirophobia - Takut akan sesuatu yang tak berakhir.
Aphenphosmphobia - Takut disentuh. (Haphephobia)
Apiphobia - Takut pada lebah.
Apotemnophobia - Takut kepada orang yang diamputasi.
Arachibutyrophobia - Takut pada selai kacang yang menempel pada langit-langit mulut.
Arachnephobia or Arachnophobia - Takut pada laba-laba.
Arithmophobia - Takut pada angka.
Arrhenphobia - Takut pada laki-laki.
Arsonphobia - Takut pada api.
Asthenophobia - Takut pingsan dan takut lemah.
Astraphobia or Astrapophobia - Takut pada guntur dan kilat.(Ceraunophobia, Keraunophobia)
Astrophobia - Takut pada bintang-bintang atau hal yang berhubungan dengan angkasa.
Asymmetriphobia - Takut pada benda-benda asimetris.
Ataxiophobia - Takut akan ataxia. (diskoordinasi otot)
Ataxophobia - Takut akan ketidakteraturan atau ketidakrapihan.
Atelophobia - Takut akan ketidaksempurnaan.
Atephobia - Takut akan runtuh atau reruntuhan.
Athazagoraphobia - Takut dilupakan atau diabaikan atau terlupakan.
Atomosophobia - Takut akan ledakan atom.
Atychiphobia - Takut akan kegagalan.
Aulophobia - Takut akan seruling.
Aurophobia - Takut pada emas.
Auroraphobia - Takut akan cahaya di utara.
Autodysomophobia - Takut pada orang yang berbau tidak sedap.
Automatonophobia - Takut pada boneka yang berbicara melalui suara perut, makhluk-makhluk animasi, patung lilin - segala sesuatu yang secara memberikan sensasi hidup
Automysophobia - Takut kotor.
Autophobia - Takut ditinggal sendiri atau menyendiri.
Aviophobia or Aviatophobia - Takut terbang.

Bacillophobia - Takut pada mikroba.
Bacteriophobia - Takut pada bacteria.
Ballistophobia - Takut pada peluru dan peluru kendali.
Bolshephobia - Takut pada Bolsheviks.
Barophobia - Takut pada gravitasi.
Basophobia or Basiphobia - ketidakmampuan untuk berdiri. Takut untuk berjalan atau jatuh.
Bathmophobia - Takut akan tangga atau tempat sempit.
Bathophobia - Takut kedalaman.
Batophobia - Takut ketinggian atau dekat dengan bangunan tinggi.
Batrachophobia - Takut pada binatang amphibi, seperti katak, kadal air, salamander, dll.
Belonephobia - Takut pada peniti dan jarum. (Aichmophobia)
Bibliophobia - Takut pada buku.
Blennophobia - Takut pada lumpur/kotoran.
Bogyphobia - Takut pada bogey atau bogeyman.
Botanophobia - Takut pada tanaman.
Bromidrosiphobia or Bromidrophobia - Takut pada bau badan.
Brontophobia - Takut pada guntur dan petir.
Bufonophobia - Takut pada kodok.

Cacophobia - Takut akan keburukan.
Cainophobia or Cainotophobia - Takut pada hal yang baru, kesenangan baru.
Caligynephobia - Takut pada wanita cantik.
Cancerophobia or Carcinophobia - Takut kanker.
Cardiophobia - Takut pada hati/jantung.
Carnophobia - Takut pada daging.
Catagelophobia - Takut ditertawakan.
Catapedaphobia - Takut melompat dari tempat tinggi dan tempat rendah.
Cathisophobia - Takut untuk duduk.
Catoptrophobia - Takut akan cermin.
Caucasophobia - Takut akan orang dari ras kaukasus.
Cenophobia or Centophobia - Takut pada hal atau ide baru.
Ceraunophobia or Keraunophobia - Takut pada guntur dan petir.(Astraphobia, Astrapophobia)
Chaetophobia - Takut pada rambut.
Cheimaphobia or Cheimatophobia - Takut pada hawa dingin.(Frigophobia, Psychophobia)
Chemophobia - Takut pada bahan kimia atau bekerja dengan bahan kimia.
Cherophobia - Takut pada keriangan/kegembiraan.
Chionophobia - Takut pada salju.
Chiraptophobia - Takut disentuh.
Chirophobia - Takut pada tangan.
Cholerophobia - Takut marah atau takut pada kolera.
Chorophobia - Takut menari.
Chrometophobia or Chrematophobia - Takut pada uang.
Chromophobia or Chromatophobia - Takut pada warna.
Chronophobia - Takut pada waktu.
Chronomentrophobia - Takut pada jam.
Cibophobia - Takut pada makanan.(Sitophobia, Sitiophobia)
Claustrophobia - Takut pada ruang terbatas.
Cleithrophobia or Cleisiophobia - Takut terkunci di tempat tertutup.
Cleptophobia - Takut kecurian.
Climacophobia - Takut pada tangga, mamanjat, atau takut jatuh dari tangga.
Clinophobia - Takut untuk tidur.
Clithrophobia or Cleithrophobia - Takut untuk disertakan.
Cnidophobia - Takut pada sengatan.
Cometophobia - Takut pada komet.
Coimetrophobia - Takut pada kuburan.
Coitophobia - Takut unutk bersetubuh.
Contreltophobia - Takut akan pelecehan seksual.
Coprastasophobia - Takut akan sembelit.
Coprophobia - Takut pada kotoran/tinja.
Consecotaleophobia - Takut pada sumpit.
Coulrophobia - Takut pada badut.
Counterphobia - Preferensi para phobia untuk situasi yang menakutkan.
Cremnophobia - Takut pada situasi berbahaya.
Cryophobia - Takut pada dingin yang ekstrim, es atau beku.
Crystallophobia - Takut pada kristal atau kaca.
Cyberphobia - Takut pada komputer atau bekerja menggunakan komputer.
Cyclophobia - Takut pada sepeda roda dua.
Cymophobia or Kymophobia - Takut pada ombak atau gerkan menyerupai ombak.
Cynophobia - Takut apada anjing atau rabies.
Cypridophobia or Cypriphobia or Cyprianophobia or Cyprinophobia - Takut pada wanita tuna susila or penularan penyakit melalui hubungan intim.

Decidophobia - Takut untuk mengambil keputusan.
Defecaloesiophobia - Takut akan pergerakan isi perut yang menyakitkan.
Deipnophobia - Takut akan makan malam dan obrolan pada saat makan malam.
Dementophobia - Takut akan kegilaan.
Demonophobia or Daemonophobia - Takut pada iblis.
Demophobia - Takut pada kerumunan orang. (Agoraphobia)
Dendrophobia - Takut pada pohon.
Dentophobia - Takut pada doktor gigi.
Dermatophobia - Takut pada luka kulit.
Dermatosiophobia or Dermatophobia or Dermatopathophobia - Takut pada penyakit kulit.
Dextrophobia - Takut pada benda yang ada di sebelah kanan badan.
Diabetophobia - Takut pada diabetes.
Didaskaleinophobia - Takut pergi ke sekolah.
Dikephobia - Takut akan keadilan.
Dinophobia - Takut akan kepeningan/kepusinngan atau whirlpool.
Diplophobia - Takut akan penglihatan ganda.
Dipsophobia - Takut pada minuman.
Dishabiliophobia - Takut membuka baju didepan seseorang.
Domatophobia - Takut pada rumah atau berada di dalam rumah.(Eicophobia, Oikophobia)
Doraphobia - Takut pada bulu, atau bulu binatang.
Doxophobia - Takut mengemukakan pendapat atau menerima pujian.
Dromophobia - Takut menyebrang jalan.
Dutchphobia - Takut pada orang belanda.
Dysmorphophobia - Takut pada kelainan bentuk/bentuk yang cacat.
Dystychiphobia - Takut pada kecelakaan.

Ecclesiophobia - Takut pada gereja.
Ecophobia - Takut pada kampung halaman/rumah sendiri.
Eicophobia - Takut pada lingkungan sekitar rumah.(Domatophobia, Oikophobia)
Eisoptrophobia - Takut pada cermin atau melihat diri sendiri pada cermin.
Electrophobia - Takut pada listrik.
Eleutherophobia - Takut akan kebebasan.
Elurophobia - Takut pada kucing. (Ailurophobia)
Emetophobia - Takut muntah/ muntahan.
Enetophobia - Takut pada peniti.
Enochlophobia - Takut pada kerumunan orang.
Enosiophobia or Enissophobia - Takut mengalami dosa tak termaafkana atau takut kecaman.
Entomophobia - Takut pada serangga.
Eosophobia - Takut pada senja atau subuh.
Ephebiphobia - Takut pada anak muda.
Epistaxiophobia - Takut pada hidung berdarah.
Epistemophobia - Talut pada ilmu pengetahuan.
Equinophobia - Takut pada kuda.
Eremophobia - Takut sendirian atau ditinggal sendirian.
Ereuthrophobia - Takut muka memerah.
Ergasiophobia - 1) Takut pada pekerjaan. 2) ahli bedah : Takut untuk mengoperasi.
Ergophobia - Takut unutk bekerja.
Erotophobia - Takut pada cinta seksual atau pertanyaan seksual.
Euphobia - Takut mendengarkan kabar baik.
Eurotophobia - Takut pada alat kelamin wanita.
Erythrophobia or Erytophobia or Ereuthophobia - 1) Takut pada lampu merah. 2) memerah. 3) warna merah.

Febriphobia or Fibriphobia or Fibriophobia - Takut akan demam.
Felinophobia - Takut pada kucing. (Ailurophobia, Elurophobia, Galeophobia, Gatophobia)
Francophobia - Takut pada negara dan kebudayaan perancis. (Gallophobia, Galiophobia)
Frigophobia - Takut dingin atau benda-benda yang dingin.(Cheimaphobia, Cheimatophobia, Psychrophobia)

Galeophobia or Gatophobia - Takut pada Kucing.
Gallophobia or Galiophobia - Takut pada negara dan kebudayaan perancis. (Francophobia)
Gamophobia - Takut akan pernikahan.
Geliophobia - Takut tertawa.
Geniophobia - Takut pada dagu.
Genophobia - Takut pada sex.
Genuphobia - Takut pada lutut.
Gephyrophobia or Gephydrophobia or Gephysrophobia - Takut melewati jembatan.
Germanophobia - Takut pada bangsa dan kebudayaan jerman.
Gerascophobia - Takut menjadi tua.
Gerontophobia - Takut pada orang tua/lanjut usia dan takut menjadi tua.
Geumaphobia or Geumophobia - Takut pada cita rasa/selera.
Glossophobia - Takut berbicara di depan umum, atau takut mencoba untuk berbicara.
Gnosiophobia - Takut pada ilmu pengetahuan.
Graphophobia - Takut unutk menulis atau takut pada tulisan tangan.
Gymnophobia - Takut pada kedaan telanjang.
Gynephobia or Gynophobia - Takut pada wanita.

Hadephobia - Takut neraka.
Hagiophobia - Takut pada orang suci dan segala sesuatu yang suci.
Hamartophobia - Takut berbuat dosa.
Haphephobia or Haptephobia - Takut disentuh.
Harpaxophobia - Takut dirampok.
Hedonophobia - Takut melakukan/mendapat kesenangan.
Heliophobia - Takut pada matahari.
Hellenologophobia - Takut pada istilah-istilah yunani atau terminologi ilmu pengetahuan yang kompleks.
Helminthophobia - Takut dikerubuti oleh cacing.
Hemophobia or Hemaphobia or Hematophobia - Takut pada darah.
Heresyphobia or Hereiophobia - Takut akan tantangan pada ajaran resmi atau penyimpangan radikal.
Herpetophobia - Takut pada reptil atau binatang merayap yang mengerikan.
Heterophobia - Takut pada lawan jenis. (Sexophobia)
Hexakosioihexekontahexaphobia - Takut pada nomor 666.
Hierophobia - Takut pada pendeta atau hal-hal keramat.
Hippophobia - Takut pada kuda.
Hippopotomonstrosesquippedaliophobia - Takut pada kata-kata panjang.
Hobophobia - Takut pada gelandangan dan pengemis.
Hodophobia - Takut untuk melakukan perjalanan darat.
Hormephobia - Takut pada goncangan/getaran.
Homichlophobia - Takut pada kabut.
Homilophobia - Takut pada khotbah/nasehat.
Hominophobia - Takut pada laki-laki.
Homophobia - Takut pada kesamaan, monotony atau homoseksual atau menjadi homoseks.
Hoplophobia - Takut pada senjata api.
Hydrargyophobia - Takut pada obat-obatan yang mengandung merkuri.
Hydrophobia - Takut pada air atau rabies.
Hydrophobophobia - Takut pada rabies.
Hyelophobia or Hyalophobia - Takut pada kaca.
Hygrophobia - Takut pada benda cair, kelembabpan.
Hylephobia - Takut akan materialisme atau takut akan epilepsi
Hylophobia - Takut pada hutan.
Hypengyophobia or Hypegiaphobia - Takut untuk melakukan tanggung jawab.
Hyperphobia - Takut di tempat yang tinggi.
Hypnophobia - Takut untuk tidur atau Takut dihipnotis.
Hypsiphobia - Takut pada ketinggian.

Iatrophobia - Takut pergi ke doktor atau takut pada doktor.
Ichthyophobia - Takut pada ikan.
Ideophobia - Takut pada ide-ide.
Illyngophobia - Takut vertigo atau merasa pusing jika melihat ke bawah.
Iophobia - Takut pada racun.
Insectophobia - Takut pada serangga.
Isolophobia - Takut diasingkan, atau sendirian.
Isopterophobia - Takut pada rayap, serangga yang memakan kayu.
Ithyphallophobia - Takut untuk melihat, memikirkan atau mengalami ereksi.

Japanophobia - Takut pada orang jepang.
Judeophobia - Takut pada orang yahudi.

Kainolophobia or Kainophobia - Takut akan sesuatu yang baru,ide baru.
Kakorrhaphiophobia - Takut akan kegagalan atau dikalahkan.
Katagelophobia - Takut ditertawakan.
Kathisophobia - Takut untuk duduk.
Kenophobia - Takut pada kekosongan atau tempat yang kosong.
Keraunophobia or Ceraunophobia - Takut pada guntur dan petir.(Astraphobia, Astrapophobia)
Kinetophobia or Kinesophobia - Takut pada gerakan.
Kleptophobia - Takut kecurian/mencuri.
Koinoniphobia - Takut pada ruangan.
Kolpophobia - Takut pada alat kelamin, khusunya alat kelamin wanita.
Kopophobia - Takut kelelahan/kepenatan.
Koniophobia - Takut pada debu. (Amathophobia)
Kosmikophobia - Takut pada fenomena luar angkasa.
Kymophobia - Takut pada ombak.gelombang. (Cymophobia)
Kynophobia - Takut rabies.
Kyphophobia - Takut untuk berhenti.

Lachanophobia - Takut pada sayuran.
Laliophobia or Lalophobia - Takut untuk berbicara.
Leprophobia or Lepraphobia - Takut pada penyakit kusta.
Leukophobia - Takut pada warna putih.
Levophobia - Takut pada sesuatu di sebelah kiri tubuh.
Ligyrophobia - Takut pada suara keras/kencang.
Lilapsophobia - Takut pada topan dan angin puyuh.
Limnophobia - Takut pada danau.
Linonophobia - Takut pada tali.
Liticaphobia - Takut pada tuntutan hukum.
Lockiophobia - Takut pada kelahiran anak.
Logizomechanophobia - Takut pada komputer.
Logophobia - Takut pada kata-kata.
Luiphobia - Takut pada shipilis.
Lutraphobia - Takut pada berang-berang.
Lygophobia - Takut pada kegelapan/takut gelap.
Lyssophobia - Takut pada rabies atau menjadi gila.

Macrophobia - Takut akan menunggu lama.
Mageirocophobia - Takut untuk memasak.
Maieusiophobia - Takut pada kelahiran anak.
Malaxophobia - Takut pada permainan cinta. (Sarmassophobia)
Maniaphobia - Takut pada kegilaan.
Mastigophobia - Takut pada hukuman.
Mechanophobia - Takut pada mesin.
Medomalacuphobia - Takut kehilangan ereksi.
Medorthophobia - Takut pada ereksi penis.
Megalophobia - Takut pada benda-benda yang besar.
Melissophobia - Takut pada lebah.
Melanophobia - Takut pada warna hitam.
Melophobia - Takut atau benci musik.
Meningitophobia - Takut pada penyakit otak.
Menophobia - Takut pada mentruasi.
Merinthophobia - Takut terikat atau diikat.
Metallophobia - Takut pada logam.
Metathesiophobia - Takut pada perubahan.
Meteorophobia - Takut pada meteor.
Methyphobia - Takut pada alkohol.
Metrophobia - Takut atau benci pada puisi.
Microbiophobia - Takut pada mikroba. (Bacillophobia)
Microphobia - Takut pada benda-benda kecil.
Misophobia or Mysophobia - Takut terkontaminasi kotoran atau kuman.
Mnemophobia - Takut pada kenangan.
Molysmophobia or Molysomophobia - tajut pada kotoran atau kontaminasi.
Monophobia - Takut pada pengasingan atau diasingkan.
Monopathophobia - Takut pada penyakit tertentu/nyata.
Motorphobia - Takut pada kendaraan bermotor.
Mottephobia - Takut pada ngengat.
Musophobia or Muriphobia - Takut pada tikus.
Mycophobia - Takut atau keseganan pada jamur.
Mycrophobia - Takut akan benda-benda yang kecil.
Myctophobia - Takut gelap/kegelapan.
Myrmecophobia - Takut pada semut.
Mythophobia - Takut pada mitos atau cerita atau pernyataan salah.
Myxophobia - Takut pada kotoran. (Blennophobia)

Nebulaphobia - Takut pada anjing. (Homichlophobia)
Necrophobia - Takut mati atau benda/sesuatu yang mati.
Nelophobia - Takut pada kaca.
Neopharmaphobia - Takut pada obat-obatan baru.
Neophobia - Takut pada segala sesuatu yang baru.
Nephophobia - Takut pada awan.
Noctiphobia - Takut pada malam.
Nomatophobia - Takut pada nama.
Nosocomephobia - Takut pada rumah sakit.
Nosophobia or Nosemaphobia - Takut sakit.
Nostophobia - Takut untuk kembali ke rumah.
Novercaphobia - Takut pada ibu tiri.
Nucleomituphobia - Takut pada senjata nuklir.
Nudophobia - Takut telanjang.
Numerophobia - Takut pada angka.
Nyctohylophobia - Takut pada hutan yang gelap atau hutan pada malam hari
Nyctophobia - Takut pada kegelapan atau takut pada malam hari.

Obesophobia - Takut bertambah berat badan. (Pocrescophobia)
Ochlophobia - Takut pada kerumunan atau gerombolan orang banyak.
Ochophobia - Takut pada kendaraan.
Octophobia - Takut pada angka 8.
Odontophobia - Takut pada gigi atau preasi gigi.
Odynophobia or Odynephobia - Takut sakit/kesakitan. (Algophobia)
Oenophobia - Takut pada wine.
Oikophobia - Takut pada lingkungan rumah, rumah.(Domatophobia, Eicophobia)
Olfactophobia - Takut pada bau-bauan.
Ombrophobia - Takut pada hujan atau takut kehujanan.
Ommetaphobia or Ommatophobia - Takut pada mata.
Oneirophobia - Takut pada mimpi.
Oneirogmophobia - Takut mimpi basah.
Onomatophobia - Takut mendengarkan kata atau nama tertentu.
Ophidiophobia - Takut pada ular. (Snakephobia)
Ophthalmophobia - Takut ditatap orang lain.
Opiophobia - Takut pada pengalaman doktor pengobatan menulis resep unutk penyakit pasiennya
Optophobia - Takut pada mata yang terbuka sebelah.
Ornithophobia - Takut pada burung.
Orthophobia - Takut pada lahan/properti.
Osmophobia or Osphresiophobia - Takut pada bau yang tak sedap.
Ostraconophobia - Takut pada kerang.
Ouranophobia or Uranophobia - Takut pada surga.

Pagophobia - Takut pada es atau beku.
Panthophobia - Takut pada penderitaan dan penyakit.
Panophobia or Pantophobia - Takut pada segala hal.
Papaphobia - Takut pada Paus(pimpinan tertinggi katholik roma).
Papyrophobia - Taut pada kertas.
Paralipophobia - Takut untuk mengabaikan tugas dan bertanggung jawab.
Paraphobia - Takut pada perbuatan seks tak wajar.
Parasitophobia - Takut pada parasit.
Paraskavedekatriaphobia - Takut pada hari jumat tanggal 13.
Parthenophobia - Takut pada perawan atau wanita muda.
Pathophobia - Takut pada penyakit.
Patroiophobia - Takut pada keturunan/hal yang baka/abadi.
Parturiphobia - Takut pada kelahiran anak.
Peccatophobia - Takut berdosa atau membayangkan kejahatan.
Pediculophobia - Takut pada kutu.
Pediophobia - Takut pada boneka.
Pedophobia - Takut pada anak-anak.
Peladophobia - Takut pada orang botak/plontos/gundul.
Pellagrophobia - Takut pada penyakit yang disebabkan oleh makanan.
Peniaphobia - Takut pada kemiskinan.
Pentheraphobia - Takut apda ibu mertua. (Novercaphobia)
Phagophobia - Takut untuk menelan,makan atau takut dimakan.
Phalacrophobia - Takut menjadi botak.
Phallophobia - Takut pada penis, terutama yang ereksi.
Pharmacophobia - Takut untuk menjalankan pengobatan.
Phasmophobia - Takut pada hantu.
Phengophobia - Takut pada siang hari atau sinar matahari.
Philemaphobia or Philematophobia - Takut berciuman.
Philophobia - Takut jatuh cinta atau dicintai.
Philosophobia - Takut pada filosofi.
Phobophobia - Takut pada phobia.
Photoaugliaphobia - Takut pada cahaya terang.
Photophobia - Takut pada cahaya.
Phonophobia - Takut pada suara, atau suaranya sendiri di telepon.
Phronemophobia - Takut unutk berfikir.
Phthiriophobia - Takut pada kutu. (Pediculophobia)
Phthisiophobia - Takut pada TBC.
Placophobia - Takut pada batu nisan.
Plutophobia - Takut kaya/menjadi kaya/kekayaan.
Pluviophobia - Takut hujan atau kehujanan.
Pneumatiphobia - Takut pada roh.
Pnigophobia or Pnigerophobia - Takut tersedak atau takut tercekik.
Pocrescophobia - Takut bertambah berat badan. (Obesophobia)
Pogonophobia - Takut pada jenggot.
Poliosophobia - Takut penyakit lumpuh.
Politicophobia - Takut atau ketidaksukaan berlebih terhadap politisi.
Polyphobia - Takut akan banyak hal.
Poinephobia - Takut akan hukuman.
Ponophobia - Takut terlalu banyak kerja atau kesakitan.
Porphyrophobia - Takut pada warna ungu.
Potamophobia - Takut pada sungai atau air mengalir.
Potophobia - Takut pada alkohol.
Pharmacophobia - Taku pada obat-obatan.
Proctophobia - Takut pada rectums.
Prosophobia - Takut pada perkembangan.
Psellismophobia - Takut berbicara gagap.
Psychophobia - Takut pada pikiran.
Psychrophobia - Takut pada dingin.
Pteromerhanophobia - Takut terbang.
Pteronophobia - Takut dikelitik bulu.
Pupaphobia - Takut pada boneka/wayang .
Pyrexiophobia - Takut pada demam.
Pyrophobia - Takut pada api.

Radiophobia - Takut pada radiasi, sinar x.
Ranidaphobia - Takut pada katak.
Rectophobia - Takut pada rectum atau penyakit dubur.
Rhabdophobia - Takut akan dihukum berat atau dipukul dengan balok, atau dikecam keras. juga takut pada hal magis. (tongkat sihir)
Rhypophobia - Takut buang air besar.
Rhytiphobia - Takut mendapat kerutan.
Rupophobia - Takut pada debu.
Russophobia - Takut pada orang rusia.

Samhainophobia: Takut pada Halloween.
Sarmassophobia - Takut pada permainan cinta. (Malaxophobia)
Satanophobia - Takut pada setan.
Scabiophobia - Takut pada kudis.
Scatophobia - Takut pada masalah feses.
Scelerophibia - Takut pada orang jahat atau perampok.
Schlionophobia - Takut pada sekolah.
Sciophobia Sciaphobia - Takut pada bayangan.
Scoleciphobia - Takut pada cacing.
Scolionophobia - Takut sekolah.
Scopophobia or Scoptophobia - Takut dilihat atau ditatap orang.
Scotomaphobia - Takut kebutaan visual.
Scotophobia - Takut pada keggelapan. (Achluophobia)
Scriptophobia - Takut menunggu di tempat umum.
Selachophobia - Takut pada hiu.
Selaphobia - Takut pada kilasan cahaya
Selenophobia - Takut pada bulan.
Seplophobia - Takut pada benda membusuk.
Sesquipedalophobia - Takut pada kata-kata panjang.
Sexophobia - Takut pada lawan jenis. (Heterophobia)
Siderodromophobia - Takut pada kereta, rel kereta api atau berpergian dengan kereta api.
Siderophobia - Talut pada bintang-bintang di langit.
Sinistrophobia - Takut pada benda di sebelah kiri.atau kidal
Sinophobia - Takut pada bangsa dan kebudayaan cina.
Sitophobia or Sitiophobia - Taut pada makanan atau takut makan. (Cibophobia)
Snakephobia - Taut pada ular. (Ophidiophobia)
Soceraphobia-Takut pada orang tua angkat.
Social Phobia - Takut dievaluasi negatif dalam lingkungan sosial.
Sociophobia - Takut pada masyarakat atau orang secara umum.
Somniphobia - Takut tidur.
Sophophobia - Takut untuk bersandar.
Soteriophobia - Takut bergantung pada orang lain.
Spacephobia - Takut pada angkasa luar.
Spectrophobia - Takut pada hantu.
Spermatophobia or Spermophobia - Takut pada kuman.
Spheksophobia - Takut pada ngengat.
Stasibasiphobia or Stasiphobia - Takut unutk berdiri atau berjalan. (Ambulophobia)
Staurophobia - Takut pada salib dan takut disalibkan.
Stenophobia - Takut pada benda atau tempat sempit.
Stygiophobia or Stigiophobia - Takut pada neraka.
Suriphobia - Takut pada tikus.
Symbolophobia - Takut pada simbolisme.
Symmetrophobia - Takut pada benda simetris.
Syngenesophobia - Takut pada orang dekat/keluarga.
Syphilophobia - Takut pada syphilis.

Tachophobia - Takut pada kecepatan.
Taeniophobia or Teniophobia - Takut pada cacing pita.
Taphephobia Taphophobia - Tajut dikubur hidup-hidup atau takut kuburan.
Tapinophobia - Takut menular.
Taurophobia - Takut pada banteng.
Technophobia - Takut pada teknologi.
Teleophobia - 1) Takut pada rencana tertentu. 2) takut acara keagamaan.
Telephonophobia - Takut pada telepon.
Teratophobia - tkut melahirkan anak yang buruk atau takut pada monster atau takut orang berpenampilan buruk.
Testophobia - Takut untuk menjalani test.
Tetanophobia - Takut kejang mulut atau takut tetanus.
Teutophobia - Takut segala sesuatu tetang jerman.
Textophobia - Takut pada bahan kain tertentu.
Thaasophobia - Takut unutk duduk.
Thalassophobia - Takut pada lautan.
Thanatophobia or Thantophobia - Takut mati atau sekarat.
Theatrophobia - Takut pada teater/bioskop.
Theologicophobia - Taut pada teology.
Theophobia - Takut pada tuhan atau suatu agama.
Thermophobia - Takut kepanasan.
Tocophobia - Takut pada kehamilan dan kelahiran anak.
Tomophobia - Takut dioperasi.
Tonitrophobia - Takut akan guntur.
Topophobia - Takut pada tempat atau situasi tertentu, seperti pentas horor.
Toxiphobia or Toxophobia or Toxicophobia - Takut pada racun atau tidak sengaja keracunan.
Traumatophobia - Takut akan cedera.
Tremophobia - Takut menggigil.
Trichinophobia - Takut akan penyakit yang diakibatkan oleh cacing pita babi.
Trichopathophobia or Trichophobia - Takut pada rambut. (Chaetophobia, Hypertrichophobia)
Triskaidekaphobia - Takut pada angka 13.
Tropophobia - Takut untuk bergerak maju atau untuk berubah.
Trypanophobia - Takut disuntik.
Tuberculophobia - Takut TBC.
Tyrannophobia - Takut pada tirani.

Uranophobia or Ouranophobia - Takut pada surga.
Urophobia - Takut pada urine.




Vaccinophobia - Takut pada vaksinaasi.
Venustraphobia - Takut pada wanita cantik.
Verbophobia - Takut pada kata-kata.
Verminophobia - Takut pada kuman.
Vestiphobia - Takut pada pakaian.
Virginitiphobia - Takut diperkosa.
Vitricophobia - Takut pada ayah angkat.

Walloonphobia - Takut pada Walloons.
Wiccaphobia - Takut pada penyihir dan hal berbau sihir.

Xanthophobia - Takut pada warna kuning atau kata "kuning".
Xenoglossophobia - Takut akan bahasa asing.
Xenophobia - Takut pada orang tak dikenal atau orang asing.
Xerophobia - Takut akan kekeringan.
Xylophobia - 1) Takut pada objek dari kayu. 2) hutan.
Xyrophobia - Takut pada pisau cukur.

Zelophobia - Takut cemburu.
Zeusophobia - Takut pada tuhan atau dewa.
Zemmiphobia - Takut pada tahi lalat besar.
Zoophobia - Takut pada binatang.
[Continue reading...]

FITUR FITUR yang ada dalam diri manusia yang terkadang tidak disadari

- 0 komentar
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di antara makhluk-makhluk lainnya. Lalu dimanakah letak kesempurnaan manusia? Yaitu manusia terlahir dengan dua hal, akal dan nafsu. Namun, kebanyakan manusia belum menyadari bahwa mereka memiliki akal yang sangat luar biasa. Kebanyakan manusia hanya menggunakan kurang dari 10% dari potensi otak yang sebenarnya. Bahkan penelitian terbaru menyatakan bahwa manusia rata2 hanya menggunakan 0,000001% potensi otaknya. Believe it or not!!

Lalu kemana sisanya?
Jika diibaratkan, sisanya adalah fitur2 manusia yang “disabled”. Tapi ada juga manusia yang lahir dengan beberapa fitur “enabled”, misalnya mata ketiga (indera keenam), atau manusia dapat melihat warna aura, dan masih banyak lagi. Coba bayangkan jika kita menggunakan 100% otak kita, pasti sangat berbahaya, oleh karena itu, Allah yang Maha Mengetahui men-“disable” fitur2 tersebut.

Bagaimana cara mengaktifkan fitur2 yang masih disabled?
Allah yang Maha Pengasih tidak men-“disable” sepenuhnya, Allah menyediakan banyak jalan bagi manusia, tetapi tergantung manusianya, mau dipakai untuk hal positif, netral atau negatif. (GERAKAN 1.000.000 FACEBOOKER JANGAN MENIRU MANUSIA ATLANTIS), gunakan saja untuk hal yang positif (perbuatan yang berpahala) atau netral (ikut the master, mencari uang, hhe).



Betapa besarnya potensi pikiran yang sebenarnya, terpendam pada setiap manusia
Seperti kata Dedy Corbuzier, otak kita ini seperti parasut, dan baru akan bekerja sepenuhnya jika "dibuka". Kebanyakan pikiran manusia dibatasi oleh berbagai persepsi, misalnya anda memiliki persepsi bahwa berjalan di atas bara api itu sangat panas, itu karena anda belum mencoba. Kayu merupakan penghantar panas yang buruk, jadi ketika anda berjalan di atas bara api yang berasal dari kayu, rasanya hangat-hangat saja.

Kunci kekuatan pikiran ada di otak tengah, otak tengah bisa diibaratkan sebagai jembatan penghubung antara otak kiri dan kanan, jika otak kiri dan kanan terhubung secara maksimal, maka disitulah kekuatan pikiran tercapai. Namun otak tengah inilah yang tidak enable pada setiap manusia. Karena sekali otak tengah terbuka (enable), bisa saja manusia itu mengembangkan semua potensinya (untung kalau orangnya baik seperti Dedy Corbuzier, kalau jahat bisa payah). Pesan untuk pembaca, jadikanlah anak-anak anda menjadi anak-anak yang baik, dan yang lebih penting lagi, jadilah orang yang baik.

Cara 1 Hipnosis
Alat: Diri sendiri atau orang lain

Meditasi/self-hypnosis

Cara 2 Musik Binaural Beats
Alat: Komputer/iPod/MP3 Player + headphone/headset

Binaural beats adalah sebuah musik yang merupakan gabungan dari 2 musik dengan frekuensi yang berbeda, jika kita mendengarkannya menggunakan headphone/headset, yang kita dengarkan hanyalah 1 musik yang telah di generate oleh otak kita sebagai frekuensi yang baru, yaitu frekuensi ketiga. Itulah yang memicu terhubungnya otak kiri dan kanan, yang secara tak langsung mengaktifkan potensi2 otak lainnya seperti indera keenam, telepati, remote viewing, melihat dengan mata tertutup, astral projection, dll.

Selain itu, binaural beats juga dapat meningkatkan konsentrasi, daya ingat, kesehatan dan menghilangkan stress.

>> Great binaural beats for develop your psychic abilities:
http://www.store.unexplainable.net

>> Free binaural beats:
http://healingbeats.com/play.html
http://diydharma.org/keywords/binaural-beats

>> Binaural beats on YouTube!
http://www.youtube.com/watch?v=gV9aSlPE4Ns&feature=channel

Dengarkan binaural beats di malam sebelum anda tidur atau pagi hari setelah bangun tidur (dan cuci muka) untuk efek yang maksimal.

Segera hentikan jika anda merasa pusing.

Tips agar tidak pusing:
1. Dengarkan dengan volume yang nyaman & pas
2. Gak usah terlalu sering


Adakah yang lebih canggih dari binaural beats?
http://www.binauralbeatsonline.com/understanding-monaural-beats-and-isochronic-tones/
Ada, yang lebih canggih dan efektif dari binaural beats adalah monaural beats. Dan aktivasi otak tengah melalui indera pendengaran yang paling canggih & efektif hingga saat ini (lebih canggih daripada binaural beats dan monaural beats) adalah isochronic tones. Isochronic tones dapat didengarkan tanpa harus menggunakan headphone/headset.

Cara 3 Gambar
Alat: Tangan dan MATAMU!!

Idenya sama dengan binaural beats, tapi kali ini kita berusaha menghubungkan otak kiri dan kanan melalui indera penglihatan.

1. Ambil jarak kurang lebih 1 meter dari monitor anda
2. Ulurkan tangan kanan anda sambil mengacungkan jari telunjuk ke arah monitor
3. Arahkan telunjuk anda ke tengah-tengah antara lingkaran biru dan merah

Perhatikan ujung jari telunjuk anda, anda pasti melihat 3 lingkaran, yang ditengah merupakan gabungan lingkaran biru dan merah. Semakin pas gabungannya (yang ditengah membentuk lingkaran dengan simbol plus), semakin bagus efeknya.



Mulailah dengan 1 atau 2 menit per hari, setiap minggu tingkatkan durasinya.
Setelah beberapa hari, anda dapat melihat warna aura.

Jangan kaget jika tiba-tiba anda merasakan suatu sense, indera keenam, telepati, remote viewing, melihat aura, astral projection, hingga telekinesis (membuat benda melayang/bergerak dengan pikiran). Semakin sering anda menggunakan potensi-potensi tersebut, potensi-potensi anda pun menjadi semakin berkembang. Bersyukurlah kepada Allah.

Cara-Cara Lainnya
Ada beberapa manusia yang memiliki kemampuan seperti ESP, clairvoyance, telepathy, sixth sense setelah mengalami bahaya di kepala, seperti benturan di kepala, atau kepala tersiram air panas saat masih kecil (seperti yang dialami oleh temanku). Sehingga mata ketiganya (chakra ajna) terbuka.

Ada juga manusia yang tanpa sengaja melakukan astral projection/keluar dari tubuhnya sendiri (Out-of-Body Experience/OBE), setelah itu, selain ia dapat keluar dari tubuhnya dengan sengaja kapanpun ia mau, ia juga memiliki kemampuan otherworld sight dan telekinesis.

Ada juga manusia yang memiliki kemampuan lebih setelah mengalami mati suri/pengalaman mendekati kematian (Near-Death Experience/NDE).
[Continue reading...]

Friday 25 July 2014

Sisi Gelap Jejaring Sosial

- 0 komentar
Banyak orang menggunakan jajaring sosial sekarang ini, seperti Facebook, Twitter, dan sejenisnya. Setiap hari, banyak orang terpaku melihat jaringan sosial ini, bahkan kerap melupakan waktu-waktu penting bersama keluarga dan sahabat. Bagi mereka, keluarga dan sahabat itu dapat dengan mudah ditemukan di jaringan sosial tersebut. Batas antara kenyataan dan dunia virtual di bit-bit internet kini melebur.
Bahkan, beberapa ahli menyatakan, misalnya Christian Stöcker dalam tulisannya yang berjudul Governance des digitalen Raumes (2012), bahwa kehadiran jaringan sosial bisa meningkatkan kualitas demokrasi di suatu bangsa. Informasi menyebar semakin cepat dan banyak. Orang bisa menciptakan gerakan protes politik melalui jaringan sosial. Bahkan, seperti ditunjukkan di Mesir 2011 lalu, jaringan sosial bisa mendorong terjadinya proses revolusi di sebuah negara.
Namun, orang kerap lupa, bahwa seperti semua benda di bawah langit, jaringan sosial pun memiliki sisi gelapnya sendiri yang harus terus dipikirkan ulang. Kebebasan dan demokrasi, yang diharapkan berkembang pesat di jaringan sosial, pun ternyata memiliki batas-batas yang nyaris tidak disadari oleh banyak orang. Kebebasan virtual di internet sebenarnya berpijak pada batas-batas virtual yang tak terlihat, namun begitu nyata. Ketika batas-batas itu tidak disadari, ia menjadi penjara; ia menjadi sisi gelap jaringan sosial.
Sisi Gelap Jaringan Sosial
Batas pertama begitu nyata, sekaligus begitu kasat mata. Setiap program jaringan sosial selalu dibuat dengan bahasa program tertentu. Programmer, dalam konteks ini, adalah pencipta sekaligus penguasa utama (tuhan?) dari jaringan sosial. Segala bentuk imajinasi, tindakan maupun pilihan kita dibatasi oleh bahasa-bahasa program di dalam jaringan sosial yang tak terlihat, namun memiliki peran mutlak.
Kata kunci dalam konteks ini adalah kanalisasi pemikiran di dalam jaringan sosial. Kita diarahkan untuk bertindak dan berpikir dengan pola tertentu, walaupun kita tidak menyadarinya. Ketika kita membaca berita, kita kerap tidak sadar, bahwa kita sedang diarahkan untuk membaca berita-berita tertentu yang sebelumnya sudah dipilih. Dengan kata lain, secara tidak sadar, kita dipaksa untuk berpikir, bertindak, dan bereaksi atas berita dan pola-pola tertentu yang sudah dibuat oleh para programmer dan penyedia berita (kantor-kantor berita utama internasional: CNN, BBC, Reuters yang kemudian diteruskan oleh Kompas, Tempo, dan sebagainya) di jaringan sosial.
Hal ini bermuara pada batas kedua, yakni banjir informasi yang kemudian bermuara pada kelelahan membaca dan mengolah informasi. Kelelahan menghasilkan keengganan. Refleksi yang mendalam atas dampak dan penyebab suatu peristiwa menjadi tidak ada, karena tidak ada waktu dan tenaga lagi untuk mengolah begitu banyak informasi. Paradoksnya; kita semakin memiliki banyak informasi, dan sekaligus semakin bodoh dan dangkal pada saat yang sama. Para guru dan dosen adalah saksi utama dari kenyataan ini.
Cuci Otak
Jadi, batas pertama adalah batas yang sudah selalu tertanam di dalam jaringan sosial itu sendiri, yakni batas-batas cara berpikir, berimajinasi, dan bergerak kita di dalam jaringan sosial yang sudah selalu ditentukan oleh para programmer. Batas ini juga dibuat oleh kantor berita besar dunia untuk membuat kita membaca berita-berita tertentu yang sudah mereka pilih sebelumnya untuk kita baca. Pemahaman kita atas dunia, apalagi orang yang 24 jam online di dalam jaringan sosial maya, ditentukan oleh berita-berita ini. Bahayanya: kita mengalami cuci otak, tanpa kita sadari.
Batas kedua adalah batas yang muncul, sebagai akibat dari begitu banyaknya informasi dan data yang tersebar di dalam jaringan sosial. Hampir tidak mungkin memisahkan antara berita bohong dan berita benar. Hampir pula tidak mungkin orang punya waktu dan tenaga, guna membaca secara kritis dan mendalam berita-berita yang ada, seperti dinyatakan oleh Karl-Rudolf Korte dalam tulisannya yang berjudul Beschleunigte Demokratie: Entscheidungsstress als Regelfall (2012) . Akhirnya, banyak orang asal percaya saja pada berita-berita di jaringan sosial, dan bereaksi begitu cepat tanpa pernah bertanya, apakah berita itu benar atau tidak, apakah sudut pandang yang ditawarkan berita itu sudah menyeluruh, atau belum.
Batas ketiga jauh lebih kejam. Pengguna jaringan sosial seringkali diminta untuk mengisi data-data pribadinya, mulai dari tempat kelahiran sampai dengan hobi, bahkan kekasih idaman. Semua data ini seringkali harus diisi, jika orang hendak bergabung atau menggunakan fasilitas program tertentu di dalam jaringan sosial. Setelah semuanya diisi, lalu orang bisa menggunakan program jaringan sosial itu secara gratis. Tunggu,… gratis?
Sejak awal haruslah ditegaskan, tidak ada yang gratis di muka bumi ini. Data-data yang kita berikan kepada pengelola jaringan sosial adalah harga yang harus dibayar. Data-data itu tidak didiamkan begitu saja, melainkan dijual kepada perusahaan lainnya, seperti dinyatakan dengan luas oleh Jan-Hindrik Schmidt di dalam tulisannya yang berjudul Das demokratische Netzt? (2013). Perusahaan-perusahan itu nanti akan membuat iklan-iklan yang sudah terfokus pada kebutuhan, hobi, maupun minat kita.
Manipulasi dan Intel
Data-data kita diperjualbelikan oleh para pengelola jaringan sosial, lalu digunakan untuk berbagai kepentingan, mulai dari kepentingan dagang, sampai dengan kepentingan politik. Kemungkinan terburuk adalah, jika suatu saat nanti anda menjadi calon presiden, dan anda berani menantang kepentingan para perusahaan global jaringan sosial dunia, maka nama baik anda akan dipertaruhkan. Jika sewaktu muda dulu anda pernah melihat situs porno atau membeli dvd porno di internet, maka data itu bisa digunakan untuk menindas dan memeras anda.
Seperti dibocorkan oleh Edward Snowden di berbagai media dunia, data-data kita juga menjadi sarana untuk melakukan kontrol politik. Intelijen berbagai negara melakukan perjanjian dengan berbagai perusahaan jaringan sosial, guna memperoleh data-data penggunanya, guna keperluan kontrol sosial dan kontrol politik. Majalah Der Spiegel Jerman membahas tema ini dalam edisi no 30 tahun 2013 dengan tema Der Pakt: Außer Kontrolle: die geheimne Zusammenarbeit von NSA, BND und Verfassungsschutz. Ada ekspresi dalam bahasa Jerman yang tepat menggambarkan gejala ini: “Wenn man nicht dafür zahlt, ist man selbst das Produkt.”: Jika anda tidak membayar, maka anda sendiri yang akan menjadi produk yang dijual.
Ada dua jalan keluar yang bisa ditempuh. Pertama, semua bentuk jaringan sosial harus terbuka untuk kontrol demokratis oleh penggunanya. Tidak boleh ada rahasia yang disembunyikan, misalnya penggunaan data pengguna tanpa persetujuan. Kita pun, sebagai pengguna, juga harus berani mempertanyakan dan melakukan kontrol secara demokratis terhadap jaringan sosial yang kita gunakan.
Kedua, sebagai pengguna, kita harus kritis di dalam setiap hal yang kita baca di jaringan sosial. Sikap kritis adalah sikap tak gampang percaya, tetapi mempertanyakan untuk memperoleh dasar yang cukup kokoh, lalu baru percaya. Ingat, semua hal yang ada di dalam jaringan sosial adalah hasil ciptaan orang lain yang memiliki tujuan tertentu untuk mengatur pendapat publik, untuk mengarahkan pemikiran kita. Inilah cuci otak virtual yang hanya bisa dihadapi dengan sikap kritis.
Semua batas (penjara?) jaringan sosial ini haruslah sungguh diketahui dan disadari. Ini untuk kepentingan kita sendiri dan masyarakat, tempat kita hidup. Jika kita menolak untuk sadar, maka kita akan sangat mudah terprovokasi dan tertipu oleh berita-berita sepihak, dan berita-berita palsu. Konflik dan kecemasan hidup akan menjadi bagian sehari-hari hidup kita dan masyarakat kita. Kita akan mudah dicuci otak, bahkan diperintah secara tidak sadar oleh jaringan sosial yang kita gunakan sendiri. Singkat kata: kita akan menjadi budak di dalam jaringan sosial.
Mau hidup sebagai budak dunia maya? 
BUDAK DUNIA MAYA

[Continue reading...]

Trauma dan Jiwa Manusia

- 0 komentar
TRAUMA
Masa lalu itu penting. Kita dibentuk oleh masa lalu kita. Tentu saja, kita tetap punya kebebasan. Tetapi, kebebasan itu pun juga dibatasi oleh masa lalu kita.
Salah satu bagian masa lalu yang amat penting untuk disadari adalah tentang kehidupan orang tua kita. Sedari kecil, kita membangun hubungan dengan orang tua kita. Mereka, tentu saja, bukan manusia sempurna, tetapi memiliki segala bentuk kekurangan. Kekurangan itu pula yang membentuk kita sebagai manusia, sekaligus cara kita berpikir, merasa, dan melihat dunia, ketika kita dewasa, termasuk segala ketakutan dalam hidup kita.
Di dalam bukunya yang berjudul Trauma, Angst und Liebe: Unterwegs zu gesunder Eigenständigkeit. Wie Aufstellungen dabei helfen (2013), Franz Ruppert, Professor Psikologi sekaligus praktisi psikoloanalitik (Psychoanalytiker) di München, berpendapat, bahwa orang tua juga bisa mewarisi trauma yang mereka punya kepada anaknya. Jadi, orang tua tidak hanya mewariskan ciri fisik, tetapi juga ciri psikologis kepada anaknya. Ciri psikologis itu bisa berupa karakter diri, tetapi juga trauma.
Trauma lintas generasi
Trauma ditandai dengan kegelisahan batin. Orang tak bisa merasa tenang, karena ia hidup penuh dengan ketakutan. Ia takut dengan masa depan, dan berbagai ketidakpastian hidup lainnya. Ruppert mencoba memetakan trauma manusia, terutama dalam kaitannya dengan hubungan orang dengan orang tuanya.
Akar dari trauma adalah rusaknya hubungan antara manusia (die Störung menschlicher Beziehungen). Dampaknya adalah ketidakbahagian hidup. Orang sulit menjalankan tugas sehari-hari. Hidupnya terasa tanpa tujuan dan tanpa makna.
Akar dari perasaan-perasaan ini adalah hubungan dengan orang tua, terutama hubungan dengan ibu. Ibu yang memiliki trauma dalam dirinya akan menularkan trauma itu ke anaknya. Inilah yang disebut sebagai trauma antar generasi (mehrgenerationales Trauma). Trauma itu ditularkan melalui pola hubungan antara ibu dan anaknya.
Kemungkinan besar, si ibu juga mewarisi trauma dari orang tuanya, lalu ia meneruskannya ke anaknya di kemudian hari. Si anak, walaupun masih muda, sudah merasa depresi dan tidak memiliki tujuan hidup. Ia masih muda, tetapi sudah hidup layaknya orang yang mengalami begitu banyak kekerasan. Dari pola ini, kemudian berkembang beragam bentuk gangguan psikologis lainnya, mulai dari kecemasan, depresi bahkan sampai schizophrenia.
Namun, trauma ini bukanlah sesuatu yang mutlak. Manusia bisa menyadarinya, kemudian melampauinya. Yang diperlukan adalah pengetahuan mendalam tentang apa itu trauma. Pengetahuan yang setengah-setengah tidak akan membantu, malah justru akan memperbesar trauma itu sendiri.
Jiwa Manusia
Trauma terjadi pada jiwa manusia. Ia bukan hanya luka fisik, tetapi juga luka jiwa (psychische Störung) . Ketika badan sakit, ada banyak kemungkinan penyebab. Salah satu yang paling sering ditemukan, menurut Ruppert, adalah penyakit tubuh yang berakar pada trauma. Ini yang biasa disebut sebagai psikosomatik, yakni penyakit tubuh yang akarnya pada situasi jiwa.
Di dalam filsafat dan psikoanalisis, jiwa adalah bagian dari manusia yang memiliki fungsi-fungsi tertentu. Pertama, jiwa adalah pintu manusia menuju kenyataan (Zugang zur Wirklichkeit). Tanpa jiwa, tubuh tidak akan berarti apa-apa. Manusia tidak bisa terhubung dengan kenyataan di luar dirinya.
Peran kedua jiwa adalah melakukan seleksi terhadap segala bentuk pengetahuan yang masuk ke dalam kepala kita. Kenyataan itu amat rumit. Sebagai manusia, kita tidak bisa menerima semua informasi yang ada. Disinilah peran jiwa, yakni sebagai penyeleksi segala bentuk informasi yang masuk ke kepala kita, sehingga bisa diolah.
Jiwa juga bukan sesuatu yang statik. Ia kreatif dan fleksibel. Ia memungkinkan manusia melampaui masalah-masalahnya, dan juga melampaui penderitaan-penderitaannya. Ia membuat manusia tidak menjadi budak dari kenyataan.
Karena fleksibel dan kreatif, jiwa juga membantu manusia untuk menjaga kelestarian dirinya. Ia mendorong manusia untuk jatuh cinta dan berkembang biak. Pria dan wanita, menurut Ruppert, memiliki jenis jiwa yang berbeda. Namun, keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni mengembangkan dan menjaga keberlangsungan hidup manusia.
Jiwa memungkinkan manusia untuk memahami dunianya, berpikir, mengingat dan membentuk kesadaran dirinya. Jiwa menyeleksi sekaligus mengolah informasi yang kita tangkap dari dunia. Jiwa juga menuntun tindakan kita sehari-hari. Jiwa adalah elemen utama dalam diri manusia yang memungkinkan bagian-bagian biologisnya (organ tubuhnya) bergerak dan berkembang.
Trauma dan Jiwa
Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ketika orang mengalami peristiwa yang traumatis, misalnya pengalaman kekerasan, maka hubungan antara tubuh dan jiwanya akan rusak. Ketika ini terjadi, orang akan mengalami rasa cemas, takut dan depresi yang membuatnya tak bisa merasakan kebahagiaan. Pengalaman kekerasan ini muncul sebagai akibat dari rusaknya hubungan dengan orang lain.
Banyak orang mengalami sakit berulang. Akarnya kerap bukan melulu fisik, tetapi juga aspek jiwanya. Maka, obat fisik tidak akan cukup. Trauma harus disadari, lalu coba untuk dilampaui.
Dalam arti ini, kesehatan manusia tidak pernah hanya merupakan kesehatan tubuh semata, tetapi juga kesehatan jiwa. Tepatnya, kesehatan adalah hubungan yang harmonis antara tubuh dan jiwa, karena orang bisa melampaui trauma-trauma yang ia alami. Trauma tidak bisa dihindari, karena hubungan dengan orang lain tidak bisa selalu baik. Namun, trauma bisa disadari dan kemudian dilampaui.
Jiwa dan Otak
Jiwa manusia bukanlah sesuatu yang mengambang secara metafisis, melainkan selalu terkait dengan sisi biologis manusia. Organ yang paling erat hubungannya dengan jiwa adalah otak. Berpijak pada pelbagai penelitian yang ada, Ruppert membagi tiga jenis otak manusia, atau tiga perkembangan otak manusia. Yang pertama adalah otak reptil, atau das Reptiliengehirn yang berfungsi secara dasariah untuk menjaga keberlangsungan diri manusia, misalnya dengan menyerang musuh untuk mempertahankan diri, dan sifat instingtif.
Bagian kedua adalah otak mamalia, atau das Säugetiergehirn. Fungsinya adalah untuk merasa dan mencintai. Bagian ini juga memungkinkan orang untuk merasakan keterkaitan dengan satu kelompok, atau keluarga. Bagian ketiga adalah die rechte Großhirnhälfte, atau bagian otak kanan. Bagian ini, menurut Ruppert, memungkinkan manusia melakukan analisis sebab akibat atas berbagai kejadian di dunia, juga merumuskan ide dan membentuk kesadaran akan jati dirinya (ich-Bewusstsein).
mpg.de
mpg.de
Jiwa manusia memiliki tiga keadaan dasar, yakni keadaan senang, penuh tekanan dan keadaan traumatik. Ketika orang merasa senang, dunia seolah terbuka untuknya. Dia siap untuk merengkuh beragam kemungkinan yang ada. Kecemasan jauh dari hidupnya.
Ketika orang merasa tertekan, dunianya seolah tertutup. Ia selalu terjaga dan cemas. Ia tidak bisa tenang. Ia selalu waspada, andaikan nasib buruk menimpanya.
Ketika orang merasa tertekan, ia menjalani hidupnya dengan berat. Ia butuh banyak sekali energi untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Tertekan adalah dampak langsung dari trauma yang terpendam. Di dalam keadaan ini, orang akan gampang lelah, walaupun hanya melakukan pekerjaan yang ringan.
Keadaan ketiga adalah keadaan trauma, yakni ketika orang mengalami peristiwa yang amat menyakitkan dirinya. Jejak peristiwa itu masih terasa, walaupun peristiwa itu sudah lama berlalu. Di dalam keadaan ini, orang akan melihat dunia secara gelap. Kenyataan menjadi begitu menyakitkan, walaupun ia hanya menjalani kegiatan sehari-hari yang biasa.
Ikatan dengan Ibu
Jiwa manusia berkembang dari sejak orang masih bayi. Faktor penting pertama dari perkembangan jiwa adalah hubungan dengan ibu. Anak yang baru lahir ke dunia melihat dirinya sama dengan ibunya. Ia merasa, bahwa seluruh dunia adalah ibunya sendiri. Ini terjadi secara tidak sadar.
Dari ikatan dengan ibu ini (die Bindungsbeziehung), emosi lalu mulai berkembang. Pengaruhi ibu amatlah besar pada anaknya. Secara pasif, anak menerima pengaruh tersebut. Namun, secara aktif dan kreatif, anak berusaha menggapi ibunya, guna memenuhi kebutuhan emosionalnya.
Dasar alamiah dari hubungan ibu dan anak adalah hubungan cinta (Bindungsliebe). Jika hubungan cinta ini ada, maka anak akan berkembang sebagai manusia yang sehat. Jika tidak, ia akan mengalami tekanan dan trauma dalam hidupnya. Keadaan jiwa yang tertekan di dalam diri anak, yang terbawa sampai dewasa, adalah dampak dari rusaknya hubungan dekat dengan ibu.
Ibu yang mengalami trauma biasanya juga bersikap tidak pas pada anaknya. Ini menganggu hubungan cinta, yang seharusnya terjadi di antara mereka. Trauma tersebut akhirnya menular ke anaknya. Ketika ini terjadi, dunia anak tersebut akhirnya runtuh.
Ayah juga berperan besar. Supaya anak memiliki kemandirian, ia juga harus memiliki jarak dengan ibunya. Ia butuh pengalihan, supaya ia tidak terlalu terpaku pada ibunya. Disinilah peran ayah, menurut Ruppert.
Kebutuhan Jiwa
Jiwa yang sehat akan menghasilkan kepribadian yang sehat, yang bahagia dan bebas. Hubungan dengan orang tua, terutama ibu, berperan amat besar dalam hal ini. Untuk bisa menjadi pribadi yang sehat, orang harus mendapatkan ini dari hubungannya dengan orang tua; perlindungan, kepastian, cinta, merasa menjadi bagian dari sesuatu, dan kemandirian. Semuanya berakar pada dua kebutuhan mendasar jiwa manusia, yakni kemandirian (Selbständigkeit) dan hubungan dengan orang lain (menschliche Beziehungen).
Jadi, perkembangan jiwa manusia tergantung pada tegangan antara kemandirian, dan hubungan dengan orang lain. Krisis jiwa manusia terjadi, jika kebutuhan ini tidak terpenuhi. Jika ditelaah lebih dalam, menurut Ruppert, kebutuhan akan hubungan dengan orang lain dapat dipetakan ke dalam unsur-unsur berikut: mendapatkan asupan gizi (dengan orang tua), merasa hangat, kontak fisik, dilihat, diperhatikan, dimengerti, didukung, menjadi bagian dan diterima sebagai manusia.
Ketika ini tidak didapatkan, orang lalu hidup dalam tekanan. Ketika ia menjalin hubungan dengan kekasihnya, ia berharap, kekasihnya akan memenuhi kebutuhan ini. Akan tetapi, hubungan dengan kekasih berbeda dengan hubungan antara ibu dan anak. Maka, kekecewaan berikutnya akan timbul, karena pasangan tidak bisa memenuhi kebutuhan jiwanya.
Kebutuhan akan kemandirian (Selbständigkeitsbedürfnisse), menurut Ruppert, dapat dipetakan sebagai berikut: persepsi mandiri, berpikir mandiri, merasa sendiri, menjadi mandiri, menemukan kedamaian dalam diri, membuat sesuatu sendiri, menjadi merdeka, merasa bebas dan membuat keputusan sendiri. Sekali lagi haruslah ditekankan, bahwa peran ibu amatlah besar di dalam memenuhi kebutuhan ini pada diri setiap orang di awal-awal masa hidupnya. Kegagalan memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini juga bisa menciptakan trauma sendiri bagi anak.
Trauma adalah bekas dari peristiwa yang mengancam jiwa. Trauma itu meninggalkan rasa sakit, dan orang harus terus menekannya, supaya orang bisa hidup. Ketika orang mengalami trauma, jiwanya terpecah. Dunia seolah menjadi gelap, dan energi habis, karena orang harus terus menekan trauma yang ia rasakan.
Bagian Jiwa Manusia
Pada titik yang parah, trauma membuat perasaan orang membeku. Ia tidak bisa lagi merasa apapun. Orang lalu lari ke dalam pikirannya, dan meninggalkan kenyataan yang ada. Ia menciptakan dunia sendiri di dalam kepalanya, dan bahkan identitas dirinya terpecah.
Ketika mengalami trauma, menurut Ruppert, jiwa manusia terpecah menjadi tiga. Bagian yang sehat tetap ada. Trauma tidak pernah total menghancurkan jiwa manusia. Lalu, ada bagian yang berisi ilusi yang diciptakan manusia untuk mempertahankan kesehatan jiwanya (Überleben), dan ada bagian yang berisi trauma itu sendiri.
Trauma pertama yang mungkin dialami anak adalah dalam hubungannya dengan ibunya. Seperti yang sudah ditulis sebelumnya, kerap kali ibu juga mengalami trauma yang belum terselesaikan. Ketika ibu yang trauma mengasuh anak, trauma tersebut akan mempengaruhi hubungannya dengan anaknya. Akhirnya, anaknya pun akan mengalami trauma juga yang disebut Ruppert sebagai trauma dalam hubungan (Bindungstrauma).
Ada tiga bentuk trauma yang mungkin dialami seorang ibu. Yang pertama adalah trauma kekerasan, mungkin dari masa kecil atau masa dewasanya. Yang kedua adalah trauma kehilangan, mungkin karena kehilangan anggota keluarga tercinta. Yang ketiga adalah krisis jati diri yang kerap muncul, ketika si ibu kehilangan pegangan nilai dalam hidupnya.
Di dalam trauma hubungan (Bindungstrauma), ada beberapa ciri yang bisa diperhatikan. Yang pertama adalah keterputusan emosional, yakni si ibu tidak mampu menjalin ikatan emosi dengan bayinya. Yang kedua adalah tidak adanya rasa hormat terhadap keberadaan anaknya. Si ibu mengabaikan anaknya, atau bahkan melakukan kekerasan langsung terhadap anaknya.
Yang ketiga adalah hubungan yang tidak ajeg. Suatu saat, ia bisa begitu baik pada anaknya. Namun, pada saat lain, ia bisa berubah total menjadi sosok yang penuh dengan kemarahan dan kebencian. Anak yang menjadi korban trauma di masa lalu, biasanya karena korban kekerasan, cenderung akan menjadi pelaku di masa datang.
Menuju Kebebasan dan Kemandirian
Anak yang sehat biasanya penuh dengan energi. Ia mampu mencari kebutuhannya sendiri, misalnya dengan meminta secara aktif kepada orang tua, atau berusaha mencari sendiri. Ia kreatif, terlihat bahagia, dan terbuka pada segala bentuk pengetahuan tentang dunia.
Sebaliknya, anak yang penuh dengan trauma dan tekanan, biasanya karena hubungan yang jelek dengan orang tuanya, kerap murung. Ia merasa tak dicintai. Ia merasa diabaikan, kesepian, takut dan memiliki kemarahan yang ditekan. Ketika ia dewasa, ia terus hidup dalam emosi negatif, dan seolah tak berdaya, serta tak mampu menemukan jalan keluar dari penderitaannya.
Untuk melawan trauma, biasanya orang membangun ilusi di dalam kepalanya. Hubungannya yang jelek dengan orang tuanya dilupakan, lalu ia bisa membangun gambaran baru yang sama sekali lain dari kenyataan yang ada. Ia menipu dirinya, supaya bisa tetap hidup. Ia bahkan bisa memuja ibunya yang di masa lalu kerap melakukan kekerasan terhadap dirinya.
Namun, ilusi semacam itu butuh amat banyak energi. Pada titik yang parah, orang tidak lagi mengenal dirinya sendiri. Ia merasa terasing dengan dirinya sendiri. Hidupnya seolah tanpa makna dan tujuan. Ini terjadi, karena ia mewarisi trauma dari orang tuanya. Dampaknya beragam, yakni kecemasan akut, depresi dan kecanduan pada narkotika.
Lalu, bagaimana cara kita melampaui trauma? Ruppert menegaskan, bahwa trauma tidak pernah mutlak. Bagian diri yang sehat selalu ada. Maka, terapi trauma (Traumatherapie) adalah upaya untuk memperkuat sekaligus memperbesar sisi sehat tersebut. Ketika sisi sehat menguat, maka sisi traumatis otomatis akan mengecil, walaupun tidak akan pernah hilang.
Ilusi yang kita bangun untuk bertahan hidup melawan trauma juga perlu dilampaui, kata Ruppert. Ilusi itu tidak membantu, karena hanya menghabiskan energi kita. Energi tersebut seharusnya diarahkan untuk mengembangkan sisi sehat yang masih ada. Jika sisi sehat dalam diri kita ini berkembang, maka kita akan merasakan kebebasan dan kemandirian dalam hati. Itulah kebahagiaan yang sesungguhnya.
About these ads
[Continue reading...]

Pengaruh antara pikiran dan kesehatan

- 0 komentar
Ketika merayakan hari lahir, banyak orang mendoakan, supaya kita selalu sehat. Kita pun mendoakan hal yang sama, ketika orang lain merayakan hari lahirnya. Di titik ini, kita bisa melihat, bagaimana kesehatan menjadi nilai yang penting dalam hidup manusia. Hal ini bisa diamati di berbagai peradaban, tidak hanya di Indonesia.
Kesehatan lalu disamakan dengan kebahagiaan. Orang tidak bisa bahagia, jika ia tidak sehat. Untuk menjadi sehat, orang juga perlu untuk menata pikiran dan pola hidupnya dengan pikiran-pikiran yang baik, yakni dengan kebahagiaan. Ada kaitan yang bersifat timbal balik dan amat erat antara kesehatan dan kebahagiaan.
Dipersempit
Namun, kita juga hidup di dalam masyarakat yang mempersempit arti kesehatan. Sadar atau tidak, kita hanya melihat kesehatan dalam arti kesehatan fisik semata. Banyak orang sibuk berolah raga dan makan makanan yang bergizi, supaya sehat. Yang banyak terjadi kemudian adalah, orang bisa berpenampilan ganteng, bertubuh indah, dan kelihatan keren, walaupun hidupnya sedih dan merana. Ini sebenarnya sama sekali tidak sehat.
Saya ingin mengajukan satu argumen, bahwa hakekat terdalam dari kesehatan adalah harmoni. Harmoni berarti keadaan yang selaras dari berbagai dimensi di dalam diri manusia, mulai dari dimensi fisik, sosial, teologis dan historis. Harmoni bukan berarti tanpa konflik atau tegangan, melainkan konflik dan tegangan yang bisa ditata sedemikian rupa, sehingga ia menjadi dorongan untuk perubahan, dan bukan malah menghancurkan.
Dimensi-dimensi dari Kesehatan
Saya ingin membedah dimensi ini satu per satu. Yang pertama adalah dimensi fisik. Orang perlu makan makanan bergizi, berolah raga, dan cukup beristirahat, jika ia ingin mendapatkan kesehatan fisik. Namun, kesehatan fisik hanyalah bagian kecil dari kesehatan manusia. Ia memerlukan dimensi lainnya.
Yang kedua adalah dimensi sosial. Orang perlu untuk berdamai dengan musuhnya dan saingannya, sehingga ia bisa memperoleh rasa damai. Orang boleh bersaing dan bahkan berkonflik dengan orang lain. Namun, ini harus diatur, sehingga semua tegangan dan konflik berujung pada perubahan yang baik bagi semua pihak, dan bukan justru menghancurkan semuanya. Kesehatan di bidang sosial ini amat erat terkait dengan kesehatan mental. Jiwa yang sehat adalah jiwa yang damai, dan jiwa yang damai berarti mampu berdamai dengan orang lain di sekitarnya.
Yang ketiga adalah dimensi teologis. Orang perlu untuk berbicara dan mendengar Tuhannya. Bagi orang-orang religius, ini tentu sudah jelas. Orang perlu berdoa, baik secara pribadi di kamar maupun bersama-sama di dalam komunitas. Bagi orang-orang Ateis yang tidak percaya Tuhan, mereka bisa memahami Tuhan sebagai alam, atau sebagai energi yang menciptakan dan menggerakan seluruh alam semesta. Bentuk hubungannya tentu berbeda, namun hakekatnya tetap sama, yakni kesadaran akan “sesuatu yang lebih” dari manusia.
Yang keempat adalah dimensi historis. Orang perlu berdamai dengan masa lalunya. Tentu, kita semua pernah mengalami hal-hal yang menyedihkan dan menyakitkan di masa lalu. Semua itu bukan untuk dilupakan, tetapi untuk diterima sebagai bagian dari perjalanan hidup yang tak selalu mudah. Dari penerimaan lahir rasa damai, dan ini merupakan bagian yang amat penting dari kesehatan. Masa lalu juga berarti orang-orang yang kita sayangi, namun telah meninggal. Kita perlu mengingat dan berdamai dengan mereka di dalam hati kita, supaya kita bisa menemukan kedamaian.
Jadi, ada empat dimensi dari kesehatan yang harus diperhatikan, yakni dimensi fisik, dimensi sosial, dimensi teologis dan dimensi historis. Berbicara kesehatan berarti berbicara keempat dimensi tersebut. Jika salah satu dimensi saja yang kuat, sementara yang lain lemah, maka orang itu tidaklah sehat. Keempat dimensi itu harus dilihat sebagai satu paket yang tak bisa dipisahkan.
Menjaga Jarak
Pertanyaan yang lebih sulit adalah, bagaimana kita bisa mencapai keselarasan di antara empat dimensi tersebut? Bagaimana kita bisa sehat secara fisik, sosial, teologis maupun historis? Ada banyak jawaban atas pertanyaan ini. Namun, menurut saya, jawaban yang paling mendekati kebenaran adalah jawaban dari Anthony de Mello SJ di dalam bukunya yang berjudul Awareness. Ia mencoba menggali kebijaksanaan dari berbagai peradaban di dunia, walaupun ia kuat mengakar di dalam tradisi Kristiani dan Buddhisme.
Langkah pertama adalah dengan menyadari perasaan-perasaan di dalam diri kita. Ketika kita sakit atau mengalami musibah, kita tentu sedih. Ketika kita mendapat hadiah atau berkat lainnya, kita tentu senang. Kita perlu untuk menyadari semua perasaan-perasaan yang muncul ini di dalam hati kita.
Kita tidak boleh menolak perasaan ini. Kita harus menerima dan merasakannya. Namun, disini letak langkah pentingnya, kita tidak boleh menyamakan diri kita seutuhnya dengan perasaan itu. Kita harus melihat perasaan itu sebagai sesuatu yang berbeda dari diri kita. Kita harus mengamati perasaan itu sebagai suatu gerakan emosi yang tidak sama dengan jati diri kita yang asli.
Misalnya, kita merasa sedih. Kita tidak boleh menyamakan seluruh jati diri kita dengan perasaan sedih itu. Sebaliknya, kita perlu merasakan sekaligus menjaga jarak dari rasa sedih itu. Kita perlu mengamati rasa sedih di dalam batin kita dengan jarak. Jarak ini nantinya akan menghasilkan kesadaran, bahwa kesedihan itu tidaklah asli, melainkan sesuatu yang dengan mudah datang dan pergi, seperti angin saja, sehingga ia bukanlah sesuatu yang penting.
Kata kunci disini adalah mengamati. Kita perlu mengamati gerak emosi di dalam batin kita, selayaknya orang ketiga. Jadi, ketika kita sedih, kita tidak boleh bilang, bahwa saya sedih, melainkan ada sesuatu yang sedih. Kita amati, maka akan muncul jarak, dan kesedihan, ataupun emosi lainnya, akan hancur dengan seketika. Kita pun akan menemukan kedamaian yang sesungguhnya.
Inilah inti dari kesadaran diri. Inilah inti dari mistisisme yang dicontohkan oleh berbagai orang besar dalam sejarah, mulai dari Sokrates, Yesus, sampai dengan Martin Luther King. Intinya, kita tidak boleh menyamakan jati diri kita dengan emosi maupun perasaan kita! Kita harus menjadi pengamat yang berjarak atas perasaan-perasaan kita sendiri.
Kesehatan sebagai Pencerahan
Dua hal berperan amat penting disini. Yang pertama adalah komunitas. Manusia adalah mahluk sosial, maka ia memerlukan orang lain dan komunitas, juga untuk mencapai kesehatan. Peran komunitas amatlah penting untuk mendukung, terutama ketika orang sedang berada dalam penderitaan. Orang yang telah sadar, yakni orang yang telah berhasil menjaga jarak dari emosi maupun perasaannya, lalu akan berperan semakin aktif di dalam komunitas, supaya bisa membantu orang-orang lainnya.
Yang kedua adalah kesehatan fisik. Orang tidak mungkin menjadi sadar, jika ia kurang gizi. Orang tidak mungkin menjadi sadar, jika ia kurang tidur. Maka, kesehatan fisik (keselarasan fisik) tetaplah penting untuk diperhatikan, walaupun ini hanya satu bagian saja dari kesehatan manusia.
Ketika orang hidup dalam harmoni di dalam empat bidang yang sudah saya jelaskan di atas, maka ia akan sampai pada Pencerahan. Para filsuf dan mistikus ingin mencapai kebijaksanaan dengan mencapai pencerahan batin. Inilah inti pencerahan batin tersebut, yakni harmoni empat dimensi. Jadi, kesehatan tidak hanya terkait dengan kebahagiaan, tetapi juga pencerahan.
Ketika orang sudah tercerahkan, maka sakit dan senang tidak akan lagi berarti apa-apa untuknya. Kematian dan kehidupan akan menjadi sama saja untuknya. Waktu pun akan hilang dari kegelisahan dan pikirannya. Yang ia rasakan hanya satu: kedamaian. Inilah kondisi kesehatan yang sempurna
[Continue reading...]

KESADARAN, KETIDAK SADARAN dan spiritual

- 0 komentar
Manusia adalah entitas yang rumit dan paradoksal. Ia terdiri dari begitu banyak aspek, mulai dari biologis, spiritual, sosial, sampai dengan estetik. Namun, ia tetap mampu bergerak melampaui semua itu, dan bersikap bebas, baik terhadap dirinya maupun terhadap alam.
Di satu sisi, seperti dinyatakan oleh Barry Smith, manusia adalah bagian dari alam semesta. (Smith, 2012) Ia memiliki otak, tulang, daging, dan darah yang merupakan unsur-unsur biologisnya. Di sisi lain, ia memiliki kesadaran, yakni ia sadar akan dirinya sendiri, mampu mempertanyakan keberadaan dirinya sendiri, dan kemudian berkarya.
Pertanyaan yang, menurut saya, cukup penting disini adalah, bagaimana hubungan antara unsur-unsur biologis di dalam tubuh manusia di satu sisi, dan kesadarannya sebagai manusia di sisi lain? Dengan kesadaran, demikian kata Smith, manusia mampu berpikir dan merasa. Ia mampu menghadirkan pengalaman subyektif di dalam dirinya, seperti pengalaman akan suara, akan rasa, akan cuaca, yang kesemuanya itu merupakan gambaran dari dunia yang ada di sekitarnya. (Smith, 2012)
Kesadaran Manusia
Pemikiran tentang kesadaran merentang jauh ke abad 17 di Prancis, tepatnya di dalam pemikiran Rene Descartes. Baginya, setiap manusia terdiri dari dua aspek, yakni aspek fisik material, dan aspek spiritual. Aspek kedua inilah yang mengandung pikiran dan jiwa, di mana proses-proses berpikir manusia terjadi.
Kesadaran dan jiwa semacam ini hanya milik manusia. Hewan dan tumbuhan tidak memilikinya. Mereka, sebagaimana ditulis oleh Smith, hanyalah mekanisme-mekanisme otomatis semata. (Smith, 2012) Menurut Descartes, ketika seekor binatang mengeluarkan suara, itu bukanlah rasa sakit, melainkan hanya gerak mekanis udara yang keluar dari tubuh mereka, tanpa emosi, tanpa rasa sakit.
Manusia, dengan kesadarannya, hidup, menggerakan tubuhnya, bercinta, menginginkan sesuatu, dan berusaha untuk mewujudkannya. Pertanyaan filosofis yang terkandung dalam argumen Descartes ini adalah, bagaimana mungkin entitas yang tidak material, yakni kesadaran, mampu menggerakan tubuh fisik manusia?
Bagi Smith, ini adalah pertanyaan yang tidak tepat, karena berpijak pada pemahaman yang salah, yakni pemahaman, bahwa tubuh dan jiwa manusia adalah dua hal yang berbeda. Di dalam filsafat, ini disebut sebagai teori dualisme tubuh-jiwa, dengan Plato dan Descartes sebagai tokoh-tokoh utamanya.
Kelahiran Neurosains
Dewasa ini telah muncul satu cabang ilmu pengetahuan baru yang disebut sebagai neurosains. Ilmu ini berusaha untuk memahami perilaku manusia dengan mencoba menganalisis unsur-unsur biologisnya. Misteri utama di dalam ilmu ini adalah segala sesuatu terkait dengan otak manusia, serta kaitannya dengan kesadaran sebagai unsur utama pembentuk identitas manusia.
Di dalam pikiran para ilmuwan neurosains, pandangan Descartes salah. Tidak hanya itu, seluruh dualisme manusia (tubuh dan jiwa) juga salah. Kunci utama untuk memahami manusia, menurut mereka, adalah dengan memahami otak manusia. Di dalam otak terjadi proses berpikir, dan proses membuat keputusan. Namun, sampai saat ini, seperti dicatat oleh Smith, para ilmuwan neurosains belum bisa menjelaskan, bagaimana kesadaran bisa lahir dan berkembang dari otak manusia.
Ketidaksadaran
Di awal abad 20, Sigmund Freud, bapak psikoanalisis, sudah mengingatkan kita, bahwa kesadaran hanyalah unsur kecil yang mempengaruhi perilaku manusia. Ada unsur lain yang amat kuat mempengaruhi perilaku manusia, yakni unsur ketidaksadaran. Banyak perilaku kita sebagai manusia lahir dari ketidaksadaran ini. Tak heran pula, banyak orang merasa dirinya baik, walaupun sebenarnya ia banyak berbuat jahat pada orang lain. Perbuatan jahat ini lahir dari ketidaksadarannya.
Kini, neurosains berhasil menemukan dasar biologis bagi pemikiran Freud tersebut. Mereka berhasil menemukan fakta biologis, bahwa banyak yang dilakukan manusia justru lahir dari proses-proses yang tidak sadar, dan bersifat mekanistik-otomatis saja. Bahkan, menurut Smith, neurosains berhasil menemukan, dalam bentuk hipotesis yang masih terus diuji, bahwa ada banyak level kesadaran yang mendorong orang untuk berpikir, atau membuat keputusan. (Smith, 2012)
“Kesadaran”, demikian tulis Smith, “terikat pada rasa diri kita, namun rasa dari diri kita terkait erat dengan kesadaran akan tubuh.” (Smith, 2012) Dengan kata lain, ketika kita bergerak, kita merasa menjadi tuan atas diri kita. Kita memerintahkan tubuh kita untuk bergerak, dan tubuh itu pun bergerak. Namun, mekanisme ini tidaklah mutlak.
Ketika salah satu bagian dari otak terluka, mekanisme gerak ini pun terganggu. Orang tidak lagi bisa menjadi tuan atas dirinya sendiri. Mereka justru dikendarai oleh tubuhnya yang tidak lagi berfungsi dengan normal. Dalam kasus-kasus semacam ini, otak, yang tidak lagi tunduk pada kesadaran, seringkali memainkan peranan penting.
Para filsuf amat memuja kemampuan manusia untuk berpikir rasional. Namun, kemampuan itu pun hilang, ketika otak mengalami cedera. Bagian otak yang digunakan untuk berpikir rasional adalah prefrontal cortex, yakni bagian yang paling baru tumbuh di otak manusia, dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya. (Lehrer, 2011) Ketika fungsi-fungsi biologis di bagian ini terganggu, maka kemampuan manusia untuk berpikir rasional pun juga terganggu.
Sikap Kita
Neurosains mengajak kita untuk menembus batas-batas spekulasi filosofis, dan mulai memasuki eksperimen-eksperimen biologis untuk memahami lebih jauh, mengapa kita, manusia, melakukan apa yang kita lakukan. Dalam konteks ini, problem hubungan antara otak dan kesadaran manusia, yang merupakan motor dari segala perilaku dan tindakan manusia, amatlah penting untuk ditelusuri, baik untuk kepentingan medis, sosial, pendidikan, maupun untuk melebarkan pemahaman manusia tentang dirinya sendiri. Dari pemahaman-pemahaman baru penelitian neurosains tentang kesadaran dan otak manusia, kita bisa menurunkan begitu banyak penerapan-penerapan praktis yang berguna untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia.
Namun, neurosains bisa dengan mudah jatuh pada biologisme, yakni melihat manusia semata-mata sebagai mahluk biologis, dan berusaha untuk menjelaskan segala sebab musabab perilakunya berdasar pada unsur-unsur biologis. Pandangan ini jelas merupakan penyempitan pada kekayaan eksistensi manusia.
Penggunaan pandangan ini di dalam menerapkan berbagai kebijakan jelas akan membawa lebih banyak masalah, daripada memberikan solusi. Manusia adalah mahluk yang jauh lebih kaya daripada unsur-unsur biologisnya, maka ia jelas harus ditempatkan dan diperlakukan sesuai dengan kekayaannya tersebut.
[Continue reading...]
 
Copyright © . pepaya boyolali - Posts · Comments
Theme Template by pepaya-boyolali · Powered by Blogger