1. Kutu Putih (Paracoccus Marginatus)
Kalau terlihat kupu dan kutu putih menempel di daun
atau batang pepaya dalam jumlah yang melebihi ambang
ekonomi, segeralah lakukan pembasmian hama karena
hama ini cepet sekali berkembang biak.
Gejala :
- Jika menyerang daun akan menunjukkan gejala kerdil
sehingga dapat menghambat proses assimilasi yang
juga memberi pengaruh terhadap proses pertumbuhan
tanaman itu sendiri.
- Apabila menyerang pada bagian batang akan menunjukkan
gejala kehitam-hitaman pada bagian terserang.
- Pada serangan berat akan mengakibatkan buah gugur dan
batang membusuk serta dalam waktu tidak begitu lama
batang akan mati.
- Buah yang terserang tidak dapat dipanen lagi akibat buah
membusuk dan berwarna hitam.
- Pada serangan berat proses penyembuhan tamanan agak
sulit dilakukan.
- Pada serangan ringan proses penyembuhan agak cepat
apabila diberi pemupukkan secara berimbang.
- Serangan hama ini harus dikendalikan sedini mungkin,
tanpa perhatian dan upaya pengendalian yang baik
ataupun upaya preventif kemungkinan akan menimbulkan
kerugian yang besar.
Pencegahan :
- Dengan menyemprot buah dan daun tanaman itu dengan air
deterjen. Larutan sabun cuci diaplikasikan karena pada tubuh
kutu putih mengandung lapisan lilin yg akan hilang setelah
kena sabun baru digunakan aplikasi insektisida.
- Pengendalian penyakit kutu putih ini harus dilakukan sejak
awal, karena dalam satu minggu, satu ekor kutu putih bisa
berkembang biak hingga menutupi seluruh permukaan daun.
Kalau kutu putih sudah terlanjur banyak di buah dan daun
pepaya akan sulit dilakukan pengendaliannya. Sebab itu
pengendaliannya harus dilakukan sejak awal, yakni ketika
kutu putih baru nampak satu atau dua ekor saja.
- Menggunakan insektisida kontak, ada beberapa macam
insektisida yang dapat memberi pengaruh langsung terhadap
pengendalian kutu putih tersebut, seperti Cruracon, Bestox,
Akothion, Imidor, Abuki, Marshal 200 EC, Natucide 100 EC
dan lain-lain.
- Menggunakan insektisida berbahan aktif kelompok senyawa
Oranofospat seperti Malathion, untuk hasil efektif Malathion
dapat dikombinasikan dengan penggunaan detergen, caranya
semprotkan deterjen sebelum disemprot dengan insektisida.
2. Nematode (Meloidogyne Incognita)
Berbeda dengan hama di bagian tanaman lain, bagian akar
tanaman pepaya dapat diserang Nematode (Meloidogyne
Incognita) yang menyebabakan puru dan bengkak di akar.
Nematode merupakan jenis cacing parasit tanaman berukuran
sekitar 0,25 – 6 mm.
Gejala :
- Akar tanaman meembengkak dan tumbuh benjolan yang
dapat mengurangi fungsi akar.
- Serangan yang parah dapat mengganggu fungsi sistem
perakaran secara keseluruhan.
- Tanaman tampak kering seperti kekurangan air dan tidak
dipupuk.
- Tanaman tampak kerdil dan tidak sehat.
- Warna daun menjadi hijau terang hingga kuning dan lebih
cepat gugur.
Pencegahan :
- Menggunakan Nematisida Vapam dengan cara mengocorkan
nematisida ke setiap lubang tanaman (sebanyak 225 kg/ha)
yang diberikan dua minggu sebelum tanam.
3. Kutu Batang (Pseudaulacapsis Papaya)
Ciri-ciri kutu batang ini adalah bentuk tubuhnya pipih berdiameter
2 - 2,5 mm, berwarna abu-abu dan membentuk sisik.
Gejala :
- Batang pepaya tertutup lapisan tepung lilin atau kerak putih,
sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi
merana.
Pengendalian :
- Dengan diolesi atau disemprot insektisida yang efektif seperti
Supracide atau Bassa 500 EC 0,1 – 2% pada batang yang
diserang.
4. Bercak Buah
Hama dewasa ini berwarna kuning, hijau, cokelat berukuran sekitar
15 mm, hama ini menyerang batang bagian bawah, bagian
bawah daun, dan bagian tanaman dibawah buah.
Telur hama bercak buah berukuran 1,7 mm umumnya telur
diletakkan di daun, buah atau bunga.
Gejala :
- Tanaman menjadi kerdil dan mengalami perubahan bentuk
(malaformasi).
- Tulang daun menjadi lebih pendek dengan bercak cekung
panjang.
- Bagian buah yang terserang menjadi kehitaman dengan
luka cekung.
- Jika menyerang bibit menyebabkan kematian.
Pengendalian :
- Penyemprotan insektisida langsung di titik tempat hama
berada.
- Dapat juga menggunakan serangga parasit seperti Gryon
Meridionis, Anastatus spp dan Ooencyrtus sp.
- Dapat juga menggunakan serangga predator seperti
Pristhesancus Plagipennis.
- Kebersihan kebun juga harus dijaga dari gulma, karena
gulma adalah inang utama serangga ini.
5. Lalat Buah (Dacus Dorsalis dan Dacus Cucurbitae)
Dacus Dorsalis banyak menyerang tanaman cabai dan beberapa
jenis buah-buahan lain, sementara Dacus Cucurbitae menyerang
tanaman jenis labu-labuan seperti mentimun, waluh, semangka
dan melon.
Lalat buah ini hanya menyerang buah yang masak di pohon,
diduga lalat tidak mau bertelur dibuah mentah karena masih
mengandung getah.
Pengendalian :
- Membuat perangkap berupa kertas berwarna (umumnya
kuning) yang diolesi dengan Methyl Eugenol yang dicampur
dengan insektisida seperti Malathion, perangkap dipasang
sedemikian rupa sehingga lalat yang masuk kedalam perangkap
tidak dapat keluar lagi, dasar perangkap diberi air agar lalat
langsung mati jika terjatuh.
- Menggunakan insektisida yang berbahan aktif Triazofos
(Hostathion 40 EC sebanyak 2 cc/liter), Fipronil (Regent 50
SC sebanyak 1 cc/liter) serta Diazinon (Basudin), Fenotrothion
(Sumithion 50 EC) dan Endosulfan (Thiodan 35 EC)
sebanyak 2-3 cc/liter.
- Mempercepat waktu pemetikan buah yaitu pada saat buah
mengkal dan tidak membiarkan buah masak di pohon.
- Musnahkan buah yang terlanjur diserang.
- Pengolahan tanah yang benar yakni membalik tanah agar
terkena sinar matahari, tujuannya untuk mematikan larva
dan kepompong.
6. Lalat Buah Pepaya (Toxotrypana Curvicauda)
Lalat ini juga biasa diketahui sebagai kumbang karena lalat betina
memiliki ukuran dan warna yang sama dengan kumbang.
Organ pelapis telur yang sama panjangnnya dengan ukuran
tubuhnya digunakan untuk menyuntikkan telur ke daging buah,
selanjutnya telur masuk kedalam rongga benih pepaya, telur
biasanya diletakkan di buah yang masih kecil atau berukuran
5 – 7,5 cm namun juga dapat ditemui di buah yang besar
apabila populasinya banyak.
Larva berupa belatung memakan biji dan bagian dalam buah,
saat berkembang larva keluar dari dalam buah turun ke tanah
dan membentuk pupa di permukaan tanah, dalam waktu 2 minggu
keluar lalat dewasa.
Pengendalian :
- Aplikasikan insektisida berbahan aktif Permethrin (Pounce 3.2
EC) atau Ambush, aplikasi insektisida ini maksimum 7 hari
sebelum panen dan tidak lebih dari 6 kali per musim tanam.
- Membungkus dengan kantong kertas ikat bagian pangkal buah
dan biarkan ujung buah terbuka, pembungkusan dilakukan saat
buah masih kecil yakni sesaat setelah bagian bunga gugur.
7. Tungau Hitam Merah (Brevipalpus Phoenicis, B.Obovatus
atau Tenuipalpus Phoenicis)
Tungau hitam merah termasuk hama penting tanaman pepaya di
indonesia ukurannya 0,3 mm, tungau jantan berwarna merah dan
berbentuk baji pipih sedangkan betina berbetuk oval pipih dan
berwarna merah atau merah kehitaman bahkan hitam.
Gejala :
- Tungau menyerang buah dan tajuk bagian atas, buah yang
terserang tungau kulitnya tidak mulus seperti bergabus dan
berwarna agak kecokelatan.
Pengendalian :
- Membuang bagian tanaman yang terserang hama dan
meningkatkan kebersihan lahan dari gulma yang merupakan
inang utama hama ini.
- Menggunakan pestisida bebahan aktif Dikofol (Dicofan 460 EC
0,80 l/ha, Kelthane 200 EC 0.080 l/ha) Amitraz (mitac 200 EC
i l/ha), Oksitiokuinoks (Morestan 25 WP 1 l/ha), Propargit
(Omitec 570 EC 1 l/ha), Dinobution (Petracrex 300 EC 0.80 l/ha)
atau Tetradifon (Tedion 75 EC 1 l/ha).
8. Aphis Gossypii
Aphis Gossypii termasuk jenis kutu yang mudah ditemukan di
berbagai pertanian seperti pepaya, kapuk, kapas, rami dan wijen,
kutu ini berwarna hitam atau kuning kecoklatan.
Gejala :
- Pertumbuhan tanaman yang diserang akan terhambat.
- Daun tanaman mengerut kearah dalam.
Pencegahan :
- Menggunakan Insektisida berbahan aktif Diazinon (Basudin
60 EC dosis 0,2%), Dimethoat, Alfametrin, Abamektin,
Sipermetrin, Asefat (Orthene 75 SP dosis 0,5 – 0,8 g/l),
Dimethoat (Roxion dosisi 2 cc/liter).
- Dapat menggunakan musuh alami seperti serangga dari famili
Syrpidate, Coccinellidae dan Chrysopedae.
- Menggunakan mulsa jermai di bedengan juga dapat menghambat
perkembangan populasi aphis.
9 Keong racun
Tanaman pepaya yang kurang terpelihara merupakan serangan
hama ini.
Gejala :
- Keong menyerang kulit batang bagian atas di dekat tangkai
bunga atau buah.
Pencegahan :
- Dikendalikan dengan umpan beracun berupa dedak lunte
(Meta).
10. Kepik (Nezara Viridula)
Hama ini ditemukan di seluruh bagian dunia yang beriklim tropis,
tanaman yang menjadi inang kepik diantaranya pepaya, jagung,
kentang, padi, tembakau, cabai, kapas dan kacang-kacangan.
Tubuh kepik berwarna hijau dengan panjang sekitar 16 mm.
Gejala :
- Kepik memakan berbagai organ tanaman.
- Mengisap cairan daun sehingga menimbulkan bintik-bintik
di bagian tersebut.
Pencegahan :
- Dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Klorpiripos
(Dursban 20 EC dosisi 0,2 – 0,3 %), MIPC 51,3% (Mikarb 50
WP dosis 0,2 – 0,4 %) atau Fenpropatrin (Meothrin 50 EC
dosisi 0,1 – 0,2%.
11. Kutu Daun (Myzuz Persicae)
Kutu daun merupakan jenis kutu paling menonjol serangannya,
kutu ini hidup bersimbiosis dengan semut, melalui hasil sekresinya,
hama ini hidup dibawah daun pepaya dan menyerang tanaman
dengan cara mengisap cairan sel tanaman, terutama sel jaringan
daun.
Gejala :
- Ditandai dengan timbulnya bercak-bercak pada daun dan
daun menjadi keriput.
Pengendalian :
- Hama kutu daun dapat dilakukan dengan cara penyemprotan
dengan menggunakan insektisida Tamaron dengan dosis 0,1%-
0,2% atau Hostatio 40 EC dengan.
12. Kutu Tempurung Hijau (Coccus Viridis)
Tanaman pepaya yang kurang terpelihara merupakan sarangan
hama ini.
Gejala :
- Kutu tempurung hijau dapat menghambat proses fotosintesis
karena hidup menutupi permukaan daun dan batang.
Pencegahan :
- Dikendalikan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif
Monokotofos seperti Azodrin 15 WSC.
13. Polyphagotarsonemus Latus (Hemitarsonemus Latus)
Tungau ini memiliki berbagai tanaman inang seperti teh, karet,
cabai dan tomat, tungau dewasa berbentuk oval dan berwarna
seperti jermai dengan ukuran kurang dari 0,2 mm, telur berbentuk
jorong pipih, transparant dan berbintik-bintik putih.
Gejala :
- Tanaman muda di persemaian merupakan sasaran emepuk
hama ini, hidup bergerombol di bagian bawah daun dan
mngisap cairan daun.
- Pertumbuhan daun terhambat.
- Daun keriput.
- Daun berwarna hijau tidak rata hingga cokelat kekuningan
dan bagian tepi daun melengkung ke dalam.
Pengendalian :
- Diberantas dengan insektisida berbahan aktif Dikofol seperti
Kelthane dan Ositiokuinoks seperti Morestan pada dosis 0,125%.
14. Thrips (Thrips Tabaci)
Thrips merupakan hama yang berukuran 1 mm dan banyak ditemukan
menyerang tanaman pepaya, kentang, cabai, tomat, labu, bayam
dan bawang bombay.
Gejala :
- Daun berbintik-bintik halus keperakan.
- Serangan yang hebat menyebabkan bintik-bintik tersebut berubah
menjadi bercak kering dan akhirnya daun mati.
Pengendalian :
- Menggunakan insektisida berbahan aktif Kuinalfos seperti Bayrusil
250 EC dosis 0,2%.
15. Thrips Parvispinus
Hama ini menyerang daun saat masih berupa bibit atau tanaman muda.
Gejala :
- Daun pepaya muda timbul luka karena akibat dari gigitan hama ini,
dan dapat menyebabkan kematian bibit.
- Saat udara dingin daun menjadi keriput dan berkerut serta
permukaan daun memucat.
Pencegahan :
- Menanam bibit di persemaian terlebih dahulu sebelum ditanam
di lahan.
16. Tungau Merah (Tetranychud Bimaculatus Harv)
Tungau merah termasuk jenis tungau yang paling menonjol, tungau
menyerang tanaman pepaya dengan cara menghisap cairan sel
dalam jaringan daun, batang dan buah dengan menggunakan
mulutnya yang berbentuk jarum, tungau merah biasanya
menyerang daun bagian bawah serangan biasanya pada waktu
musim kemarau.
Gejala :
- Ditandai dengan timbulnya benang-benang halus diantara urat-
urat daun sepanjang urat daun.
- Daun menjadi berwarna hijau ke kuning-kuningan dan pada
permukaan atas daun terdapat bintik-bintik yang berwarna kulit
sawo manila, pada musim penghujan serangan akan berkurang
atau hilang dengan sendirinya.
Pengendalian :
- Hama ini dapat dilakukan dengan cara menghembus permukaan
daun pepaya yang terserang dengan menggunakan tepung
belerang.
- Melakukan penyemprotan dengan akarisida (misalnya : Kelthane
200 EC atau Morestan dengan dosisi 0,2%-0,2%).
- Dapat juga dengan menggunakan Natural BVR atau PESTONA
secara bergantian.
17. Ulat Jengkal Pepaya
Ulat ini berkembang di jaringan antara sekitar buah dan batang.
Gejala :
- Adanya luka di buah dan batang, sehingga memungkinkan
masuknya cendawan penyebab penyakit Antraknosa
Pengendalian :
- Menggunakan insektisida berbahan aktif Permethrin (Pounce
3.2 EC), Malathion.
- Menggunakan serangga Bacillus Thuringiensis.
18. Penyakit Busuk Akar dan Pangkal Batang
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora Palmivora dan
juga oleh cendawan P Parasitica, cendawan ini berkembang cepat
pada kondisi cuaca lembab, spora cendawan ini disebarkan oleh
angin dan percikan air hujan.
Gejala :
- serangan pada bibit di persemaian serangan cendawan ini
menimbulkan penyakit rebah semai (dumping off) karena
bagian pangkal batang membusuk lalu terkulai.
- Rebah semai menyebabkan bibit tanaman layu dengan cepat,
kemudian mati, kondisi ini juga dapat terjadi pada bibit di
lapangan sesaat setelah pindah tanam.
- Di daun gejala tampak berupa daun bawah menjadi layu,
menguning dan menggantung di sekitar batang sebelum rontok.
- Gejala yang tampak di akar berupa akar lateral yang membusuk
dan membentuk massa berwarna cokelat tua, lunak dan berbau
tak sedap, biasanya gejala bercak cokelat di akar dapat
menyebabkan tanaman layu dalam hitungan hari.
- Pada buah yang terserang diselimuti miselium berwarna putih,
dimulai dari tangkai buah, selanjutnya buah akan mengeriput,
berwarna hitam dan gugur, buah yang gugur ini jika tidak segera
dibuang dapat menjadi sumber penyebaran penyakit ini di akar.
Pengendalian :
- Dengan perbaikan sistem drainase kebun agar tidak terjadi
genangan.
- Bongkar dan musnahkan tanaman yang telah terserang
penyakit ini.
- Penyemprotan tanaman dengan Tembaga Sulfur atau Mankozeb
(Dithane M-45 dosisi 0,1-0,2%) perlu dilakukan jika sudah lebih
dari 5% tanaman menunjukan gejala terserang.
19. Penyakit Mati Bujang/Hytophthora Parasitica
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora Parasitica,
P. Palmivora dan Pythium Aphanidermatum yang dapat menyerang
batang, buah dan leher akar tanaman pepaya.
Gejala :
- Batang yang terserang menjadi seperti tersiram air panas,
menjalar keseluruh batang.
- Pucuk tanaman menjadi layu, daun berguguran dan akibat
lebih lanjut pucuk tanaman mati dan akhirnya tanaman tumbang.
- Buah yang terserang menunjukan gejala bintik-bintik yang
berwarna putih, selanjutnya buah menjadi kisut yang makin lama
makin mengeras, warna buah menjadi hitam dan akhirnya gugur.
- Leher akar tanaman yang terserang penyakit ini menjadi seperti
tersiram air panas, daun menjadi layu dan menguning dan
pohon menjadi mudah tumbang.
Pencegahan :
- Perawatan kebun yang baik.
- Drainase yang baik.
- Dapat juga dengan menyebarkan Natural GLIO ke dalam
lubang tanaman.
20. Penyakit Antraknosa
Penyakit ini adalah momok penyakit nomer satu bagi petani pepaya,
jamur penyebab penyakit ini adalah ”Colletotrichum Glocosporioides”,
termasuk cendawan pantogen yang bersifat laten, cendawan ini
akan terlihat ketika kelembaban udara tinggi, yakni diatas 950 C,
namun cendawan ini masih mampu bertahan hidup selama 2 minggu
pada kelembaban udara sekitar 620 C.
Suhu udara optimum untuk perkembangan cendawan berada pada
kisaran 25 – 300 C, sehingga cendawan ini sering menjadi masalah
di daerah yang lembab atau pada bulan-bulan dengan curah
hujan tinggi.
Gejala :
- Pada pembibitan akan menyebabkan rebah semai (dumping off).
- Pada batang biasanya menyerang pada bagian yang dekat
dengan pucuk pohon.
- Gejala awal dengan bercak kebasahan yang menyebabkan
kematian jaringan berbentuk cekung.
- Bercak ini menjadi berwarna abu-abu atau kehitaman yang
kemunculannya diikuti oleh bintik-bintik orange.
- Pada tingkat serangan berat, antraknosa menyebabkan gejala
mati pucuk (die back).
- Pada daun ditandai dengan gelaja berupa bercak berwarna
kecoklatan dan bintik-bintik orange yang tersebar.
- Sebenarnya serangan pada daun tidak berkontribusi pada
kehilangan hasil akan tetapi lebih dikhawatirkan sebagai
faktor yang mendukung penyebaran pantogen.
- Pada buah biasanya diawali dengan infeksi pada pangkal
tangkai buah.
- Luka kecil pada buah yang mengeluarkan getah kental.
- Pada buah yang menjelang masak luka tampak berupa
bulatan kecil berwarna gelap dengan diameter mencapai
5 cm, yang semakin lama membesar dan busuk cekung
seiring dengan tingkat kematangan buah.
Pencegahan :
- Gunakan varietas yang tahan terhadap antraknosa.
- Pilih lokasi tanam yang tidak mempunyai riwayat antraknosa
atau paling tidak telah ditanami tananam yang bukan inang
antraknosa dalam beberapa periode tanam (ubi kayu, terung,
cabai merah, jambu mete, karet, kako, kopi dan mangga).
- Pastikan menggunakan benih dan bibit yang bebas antraknosa,
belilah benih dan bibit dari sumber yang terpercaya.
- Campur benih yang sudah dibasahi dengan fungisida
berbahan aktif benomil, carbendazim atau thiabendazol
sebelum ditanam.
- Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi secepatnya
supaya tidak menyebar ke tanaman yang lain, perlu diperhatikan
waktu melakukan pemusnahan tangan yang telah menyentuh
(sebaiknya diusahakan tidak menyentuh) luka pada tanaman
tidak menyentuh tanaman yang sehat.
- Jaga kebersihan kebun, jangan biarkan buah atau pohon
yang terserang antraknosa jatuh di lahan tanpa dimusnahkan.
- Jangan gunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misalnya
pupuk urea, Za ataupun pupuk daun dengan kandungan
N yang tinggi.
- Penyiangan/sanitasi gulma atau rumput-rumputan agar
kelembaban berkurang dan tanaman semakin sehat.
- Cegah stres pada tanman akibat pemeliharaan yang tidak
optimal, stres tersebut membuka peluang masuknya cendawan
ke jaringan tanaman.
- Melakukan aplikasi fungisida terutama yang berbahan aktif
Azoxystrobin, Benomyl, Chlorothalonil, Mancozed,
Thiabendazol, Tembaga Oksikhlorida, Methyltiofanat,
Carbendazim dan Perkhloraz, penyemprotan dilakukan
terutama pada waktu curah hujan tinggi frekwensi penyemprotan
lebih tinggi daripada musim kemarau.
21. Penyakit Bercak Daun Cercospora
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora Pepayae dan
ditemukan di seluruh areal penanaman pepaya di indonesia.
Gejala :
- Pada tanaman yang terserang berupa timbul bercak-bercak
putih kelabu berdiameter 1,6-6,3 mm di daun, bercak tersebut
berbentuk agak bulat cenderung tidak teratur.
- Serangan yang parah menyebabkan daun menguning lalu mati.
- Pada buah gejala timbulnya bintik hitam kecil di buah yang kemudian
membesar dengan diameter 0,8-3 mm, walupun tidak menyebbkan
busuk di buah penyakit ini menimbulkan suatu bentuk gabus di
bawah epidermis yang dapat menurunkan produksi dan kualitas buah.
Pengendalian :
- Dapat dikendalikan dengan mengaplikasikan fungisida Maneb 80
dosis 0,1-0,2% atau Zineb 80 WP dosisi 0,1-0,2%, fungisida lain
yang dapat digunakan adalah mancozeb (Dithane M-45 dosisi
0,1-0,2).
22. Penyakit Bercak Daun Corynespora
Penyakit ini dikenal sebagai penyakit pepaya florida, penyakit ini
disebabkan oleh cendawan Corynespora Casiicola
Gejala :
- Menyerang daun hingga tangkainya dan tangkai bunga jantan,
perbedaan bercak yang ditimbulkan oleh cendawan ini dengan
bercak yang ditimbulkan oleh cendawan Cercospora terletak
pada bentuk dan warna, bercak yang ditimbulkan oleh cendawan
ini berbentuk bulat, kecil dan berwarna kuning dengan pusat
coklat muda, bercak ini berukuran sekitar 2 mm dan memiliki
halo berwarna kuning berukuran 4-8 mm.
- Cendawan ini menyerang daun tua dan buah, tetapi tidak
menyebabkan busuk, spora cendawan ini terdapat di kedua
sisi daun.
- Infeksi yang parah menyebabkan gugur daun sebelum waktunya
dan menurunkan produksi buah.
Pengendalian :
- Penyemprotan fungisida berbahan aktif Mancozeb (Dithane
M-45) atau Propineb (antracol 70 WP dosisi 0,2%) secara periodik.
23. Penyakit Busuk Buah Rhizopus
Penyakit ini disebabkan cendawan Rhizopus Stolonifer menyerang buah
pepaya tua yang terluka atau memar.
Gejala :
- Serangan ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang dilapisi
oleh miselium dan sorangium cendawan berwarna putih atau
coklat kehitaman.
- Serangan lanjut dari penyakit ini mengakibatkan buah busuk,
berair, daging buah hancur dan berbau kurang sedap.
Pengendalian :
- Dengan sanitasi kebun serta perlakukan pasca panen buah yang
baik, seperti sortasi buah yang benar,menjaga agar buah tidak
memar.
- Merendam buah kedalam air hangat bersuhu 49 C selama 20
menit segera setelah dipetik, perlakukan perendaman tersebut
untuk mematikan sporangiospor.
24 Penyakit Layu Fusarium
Penyakit ini disebabkan oleh Cendawan Fusarium Oxysporum.
Gejala :
- Tampak berupa tanaman layu akibat berkas pembuluh batang
membusuk yang disebabkan adanya infeksi cendawan
fusarium.
- Jika bagian tanman yang terserang dipotong terlihat cincin
cokelat kehitaman yangbusuk basah.
Pengendalian :
- Gunakan benih atau bibit yang sehat.
- Perbaiki drainase tanah dan sanitasi kebun.
- Sebelum penanaman perlu pengapuran lahan jika pH tanah
rendah serta penyemprotan fungisida sitemik dan kontak
dengan bahan aktif Difenokonazol (Score 250 EC) atau
Tembaga Hidroksida (Kocide 77 WP).
- Untuk pencegahan siram tanaman dengan Kocide 77 WP
Konsentarsi 5 G/l air dengan volume 250-300 cc/tanaman.
- Tanaman yang sudah terserang harus segera dimusnahkan
dengan mencabut dan membakar tanaman di lubang yang
jauh dari lahan penanaman pepaya, tanah bekas tanaman
jangan sampai tercecer untuk mencegah penyebaran penyakit,
lubang bekas tanaman ditaburi kapur secukupnya.
25. Penyakit Rebah Semai (Dumping Off)
Penyakit ini menyerang bibit di persemaian yang disebabkan oleh
cendawan Rhizoctonia Solani dan Phytium Sp, peyakit ini
menyerang bibit jika keadaan persemaian terlalu lembab dan
suhu udara yang terlalu tinggi.
Gejala :
- Bibit tanaman yang terserang penyakit ini menjadi layu
hal ini disebabkan oleh pembusukan yang terjadi di pangkal
batang dan akar.
Pengendalian :
- Dengan menjaga kelembaban media persemaian agar tidak
terlalu tinggi.
- Perbaikan system drainase.
- Sebelum penyemaian perlu dilakukan sterilisasi media persemaian
dengan menyiramkan larutan formalin 4% atau menggunakan
gas Fumigan Basamid-G 40-60 g/m2 luas persemaian.
26. Penyakit Tepung (Powdery Mildew)
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Oidium Caricae penyakit
tepung menyebar melalui spora yang diterbangkan oleh angin
ke daun tanaman yang sehat.
Gejala :
- Serangan ditandai dengan bercak bercak putih tipis seperti
tepung disisi bawah daun pepaya.
- Disisi atas dekat tulang daun tampak bintik-bintik berwarna
kuning atau hijau pucat, lama kelamaan daun berwarna
kuning pucat dan terdapat massa kebasah basahan di
bercak tersebut.
- Penyakit ini juga menyerang tanaman yang masih muda
atau bibit di persemaian-persemaian yang terlalu lembab
dan kekurangan cahaya matahari meningkatkan resiko
serangan penyakit ini.
- Batang dan tangkai daun tanaman muda yang terserang
penyakit ini mengalami bercak tepung yang agak basah,
serangan parah menyebabkan kematian tanaman muda.
- Spora yang dihasilan di daun yang terinfeksi menyebar
dengan bantuan angin pada tanman sehat.
Pengendalian :
- Penyakit ini dengan cara mengembuskan tepung belerang
dosis 0,7%.
- Aplikasikan fungisida berbahan aktif Mankozeb (Dithane
M0-45 dosis 0,1-0,2%) Chinomethionat (Morestan 25 WP
dosii 0,05-0,1%) atau Bupirimat (Nimrod 250 EC dosis 0,1%).
27. Layu Bakteri
Disebabkan oleh Pseudomonas Solanacearum atau saat ini dikenal
dengan Ralstonia Solanacearum, penyakit ini menyerang tanaman
secara tiba-tiba dalam jumlah yang besar.
Gejala :
- Layu bakteri jika menyerang tanaman yang masih muda
tanaman akan layu dan mati dengan cepat hanya dalam
beberapa hari.
- Serangan bakteri ini menyebabkan daun pepaya terkulai
dan gugur, meskipun masih terdapat daun yang sehat.
- Batang tanaman memiliki luka basah berwarna cokelat
bahkan berlubang.
- Gejala lanjut yang tampak adalah pucuk akar tanaman
yang membusuk yang jika dipotong terdapat koloni bakteri
berwarna cokelat.
- Selanjutnya pembusukan menjalar keseluruh tanaman dan
menyebabkan kematian.
Pencegahan :
- Sebaiknya penanaman pepaya tidak berada di dekat
pertanaman cabai atau tanaman terung-terungan lainnya
yang merupakan inang utama penyakit ini.
- Selain itu penggunaan alat pertanian tersendiri.
- Air irigasi yang bersih.
- Penggunakan benih yang bagus.
- Jika tanaman sudah terinfeksi segera bongkar bakar atau
kubur di tempat yang jauh dari areal penanaman pepaya.
- Perbaiki saluran irigasi bedengan.
28. Nekrosis Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh Bakteri Erwinia Pepayae yang
dahulu dikenal dengan Bacillus Pepayae, penularan penyakit
ini melalu serangga.
Gejala :
- Bagian pinggir daun mengalami nekrosis dan menguning,
kemudian diikuti dengan bercak basah disekitar tangaki daun.
- Serangan pada buah ditandai adanya bercak gelap di kulit
buah dan bercak basah di daging buah.
- Selanjutnya nekrosis dan bercak ini menyebar ke daerah
batang dan jaringan bagian dalam tanaman.
- Serangan lanjutan yang terjadi adalah luka basah yang
terdapat di tangkai daun yang menyebabkan kematian
pucuk-pucuk tanaman.
- Lama kelamaan seluruh tanaman mati.
Pengedalian :
- Memotong, membongkar, membakar dan mengubur
bagian tanaman yang terserang sebelum menyebar ke
seluruh bagian tanaman.
- Perbaikan teknik budidaya.
- Perbaikan saluran irigasi bedengan.
- Pola pergiliran tanaman.
29. Penyakit Bercak Cincin Pepaya (Ring Spot)
Penyakit ini disebabkan oleh Pepaya Ring Spot Virus (PRSV),
penyakit ini dapat menurunkan pembentukan dan kualitas buah.
Penyebar utama penyakit ini melalui kutu daun (Myzuz Persicae),
kutu daun tanaman labu-labuan (Aphis Gossypii) dan kutu daun
tanaman kacang-kacangan (Aphis Medicaginus), penularan
biasanya karena kutu daun mengisap cairan sel tanaman sakit
kemudian mengisap cairan sel tanaman sehat, tanaman yang
tertular baru menampakan gejala 9 – 39 hari setelah terinfeksi.
Gejala :
- Daun muda yang menguning dan tulang daun memucat,
akibatnya sisi bagian atas diantara tulang daun muda
mengerut dan berbintik-bintik kuning.
- Daun di sepanjang garis pinggir menggulung keatas dan
berwarna hijau terang, warna daun yang terserang
akan tampak berbeda dengan warna daun sehat.
- Pada batang, tampak bercak-bercak berdiameter 1,6
mm atau garis hijau hitam mengkilap di dua pertiga
bagian atas.
- Pada serangan yang parah bercak-bercak menyatu
menjadi garis besar lonjong.
- Buah yang terserang menunjukan gejala bercak-bercak
berwarna kunig berdiameter 1,6 – 3 mm atau bercak-
bercak berbentuk cincin kuning berdiameter 3 – 18,8 mm,
bercak ini dapat juga berwarna hijau gelap.
- Pada serangan lanjutan, bercak menjadi abu-abu dan
tekstur buah menjadi keras.
Pencegahan :
- Menggunakan benih atau bibit pepaya yang bebas
dari virus, penyakit ini tergolong penyakit yang terbawa
di benih.
- Jika serangan sudah terjadi segera bongkar dan
musnahkan tanaman yang sakit agar tidak menjangkit
ke tanaman sehat.
30. Penyakit Mosaik Pepaya/Pepaya Mosaic
Virus (PMW)
Penyakit ini disebebakan oleh virus mosaik yang dibawa oleh
kutu daun.
Gejala :
- Daun tanaman menjadi kasar dan sisi daun bergaris-garis
tidak teratur membentuk mosaik.
- Pertumbuhan daun muda di pucuk tajuk terhambat,
sangat klorosis dan tampak bercak mengkilap transparan
di sepanjang tulang daun.
- Di daun yang lebih tua bercak kekuningan menjadi bercak
transparan, sementara diantara tulang daun terdapat
cincin kecil berwarna kuning sampai coklat.
- Ukuran daun megecil dan menumpuk di bagian atas.
- Jika serangan cukup parah dapat menggugurkan daun.
- Batang tanaman yang terserang menunjukan gejala
bintik-bintik, serangan parah akan menyebabkan bintik-
bintik menyatu menjadi garis atau bentuk cincin.
- Tangkai daun menunjukan gejala yang mirip tetapi dengan
bintik-bintik yang tidak teratur.
- Jika serangan tambah parah pertumbuhan tangkai daun
terhambat, tidak normal dan mudah rebah atau patah.
- Buah pepaya yang terserang, seluruh bagian buah
akan tampak bercak-bercak hijau gelap berbentuk
cincin kecil dengan diameter 1,6 mm, jika buah masak
bercak yang berwarna hijau gelap tersebut tidak
kelihatan.
Pencegahan :
- Menggunakan benih atau bibit pepaya yang bebas dari
virus, penyakit ini tergolong penyakit yang terbawa
di benih.
- jika serangan sudah terjadi segera bongkar dan
musnahkan tanaman yang sakit agar tidak menjangkit
ke tanaman sehat.
CARA PENCEGAHAN SERANGAN CENDAWAN
1. Tanah yang sehat, tanah bekas tanaman sakit sebaiknya disolarisasi,
caranya lubang diisi dengan pupuk kandang, lalu ditutup dengan plastik
bening biarkan selama 2-3 minggu sebelum penanaman.
2. Penggunaan benih atau bibit yang sehat, belilah benih dan bibit dari
sumber yang terpercaya.
3. Campurkan benih yang sudah dibasahi dengan fungisida berbahan
aktif Benomil, Carbendazim atau Thiabendazol sebelum ditanam
dosisi 2 gram/kg benih pepaya.
4. Cara lain celupkan biji pepaya kedalam larutan kunyit putih dengan
cara larutkan 1 gram tepung kunyit kedalam satu liter air.
5. Cara lain dengan agens hayati untuk membantu menekan pantogen
diantaranya Plant Growth Promoting Rhizabacteria (PGPR).
6. Perlu diingat untuk point 4, 5 dan 6 tidak dapat dipadukan secara
bersama.
7. Pemupukan yang berimbang, pupuk yang berimbang membantu
meningkatkan daya tahan tenaman terhadap serangan hama dan
penyakit.
8. Jangan menanam tanaman yang merupakan inang cendawan
penyebab antraknosa seperti (ubi kayu, terung, cabai merah,
jambu mete, karet, kako, kopi dan mangga).
9. Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi secepatnya supaya
tidak menyebar ketanaman yang lain, perlu diperhatikan waktu
melakukan pemusnahan tangan yang telah menyentuh (sebaiknya
diusahakan tidak menyentuh) luka pada tanaman tidak menyentuh
tanaman yang sehat.
10. Pemotongan tanaman yang terserang saat udara cerah dan tidak
berangin, lalu buang dan kubur dalam lubang pembuangan.
11. Jaga kebersihan kebun, jangan biarkan buah atau pohon yang
terserang antraknosa jatuh di lahan tanpa dimusnahkan.
12. Jangan gunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misalnya urea,
Za ataupun pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi.
13. Cukupi kandungan pupuk P dan K.
14. Penyiangan/sanitasi gulma atau rumput-rumputan agar
kelembaban berkurang dan tanaman semakin sehat.
15. Cegah stres pada tanaman akibat pemeliharaan yang tidak
optimal, stres tersebut membuka peluang masuknya
cendawan ke jaringan tanaman.
16. Melakukan aplikasi fungisida terutama yang berbahan aktif
Azoxystrobin, Benomyl, Chlorothalonil, Mancozed, Thiabendazol.
Tembaga Oksikhlorida, Methyltiofanat, Carbendazim dan
Perkhloraz, penyemprotan dilakukan terutama pada waktu
curah hujan tinggi frekwensi penyemprotan lebih tinggi daripada
musim kemarau, juga dapat menggunakan fungisida organik
seperti Fungidor 50 EC
Kalau terlihat kupu dan kutu putih menempel di daun
atau batang pepaya dalam jumlah yang melebihi ambang
ekonomi, segeralah lakukan pembasmian hama karena
hama ini cepet sekali berkembang biak.
Gejala :
- Jika menyerang daun akan menunjukkan gejala kerdil
sehingga dapat menghambat proses assimilasi yang
juga memberi pengaruh terhadap proses pertumbuhan
tanaman itu sendiri.
- Apabila menyerang pada bagian batang akan menunjukkan
gejala kehitam-hitaman pada bagian terserang.
- Pada serangan berat akan mengakibatkan buah gugur dan
batang membusuk serta dalam waktu tidak begitu lama
batang akan mati.
- Buah yang terserang tidak dapat dipanen lagi akibat buah
membusuk dan berwarna hitam.
- Pada serangan berat proses penyembuhan tamanan agak
sulit dilakukan.
- Pada serangan ringan proses penyembuhan agak cepat
apabila diberi pemupukkan secara berimbang.
- Serangan hama ini harus dikendalikan sedini mungkin,
tanpa perhatian dan upaya pengendalian yang baik
ataupun upaya preventif kemungkinan akan menimbulkan
kerugian yang besar.
Pencegahan :
- Dengan menyemprot buah dan daun tanaman itu dengan air
deterjen. Larutan sabun cuci diaplikasikan karena pada tubuh
kutu putih mengandung lapisan lilin yg akan hilang setelah
kena sabun baru digunakan aplikasi insektisida.
- Pengendalian penyakit kutu putih ini harus dilakukan sejak
awal, karena dalam satu minggu, satu ekor kutu putih bisa
berkembang biak hingga menutupi seluruh permukaan daun.
Kalau kutu putih sudah terlanjur banyak di buah dan daun
pepaya akan sulit dilakukan pengendaliannya. Sebab itu
pengendaliannya harus dilakukan sejak awal, yakni ketika
kutu putih baru nampak satu atau dua ekor saja.
- Menggunakan insektisida kontak, ada beberapa macam
insektisida yang dapat memberi pengaruh langsung terhadap
pengendalian kutu putih tersebut, seperti Cruracon, Bestox,
Akothion, Imidor, Abuki, Marshal 200 EC, Natucide 100 EC
dan lain-lain.
- Menggunakan insektisida berbahan aktif kelompok senyawa
Oranofospat seperti Malathion, untuk hasil efektif Malathion
dapat dikombinasikan dengan penggunaan detergen, caranya
semprotkan deterjen sebelum disemprot dengan insektisida.
2. Nematode (Meloidogyne Incognita)
Berbeda dengan hama di bagian tanaman lain, bagian akar
tanaman pepaya dapat diserang Nematode (Meloidogyne
Incognita) yang menyebabakan puru dan bengkak di akar.
Nematode merupakan jenis cacing parasit tanaman berukuran
sekitar 0,25 – 6 mm.
Gejala :
- Akar tanaman meembengkak dan tumbuh benjolan yang
dapat mengurangi fungsi akar.
- Serangan yang parah dapat mengganggu fungsi sistem
perakaran secara keseluruhan.
- Tanaman tampak kering seperti kekurangan air dan tidak
dipupuk.
- Tanaman tampak kerdil dan tidak sehat.
- Warna daun menjadi hijau terang hingga kuning dan lebih
cepat gugur.
Pencegahan :
- Menggunakan Nematisida Vapam dengan cara mengocorkan
nematisida ke setiap lubang tanaman (sebanyak 225 kg/ha)
yang diberikan dua minggu sebelum tanam.
3. Kutu Batang (Pseudaulacapsis Papaya)
Ciri-ciri kutu batang ini adalah bentuk tubuhnya pipih berdiameter
2 - 2,5 mm, berwarna abu-abu dan membentuk sisik.
Gejala :
- Batang pepaya tertutup lapisan tepung lilin atau kerak putih,
sehingga mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi
merana.
Pengendalian :
- Dengan diolesi atau disemprot insektisida yang efektif seperti
Supracide atau Bassa 500 EC 0,1 – 2% pada batang yang
diserang.
4. Bercak Buah
Hama dewasa ini berwarna kuning, hijau, cokelat berukuran sekitar
15 mm, hama ini menyerang batang bagian bawah, bagian
bawah daun, dan bagian tanaman dibawah buah.
Telur hama bercak buah berukuran 1,7 mm umumnya telur
diletakkan di daun, buah atau bunga.
Gejala :
- Tanaman menjadi kerdil dan mengalami perubahan bentuk
(malaformasi).
- Tulang daun menjadi lebih pendek dengan bercak cekung
panjang.
- Bagian buah yang terserang menjadi kehitaman dengan
luka cekung.
- Jika menyerang bibit menyebabkan kematian.
Pengendalian :
- Penyemprotan insektisida langsung di titik tempat hama
berada.
- Dapat juga menggunakan serangga parasit seperti Gryon
Meridionis, Anastatus spp dan Ooencyrtus sp.
- Dapat juga menggunakan serangga predator seperti
Pristhesancus Plagipennis.
- Kebersihan kebun juga harus dijaga dari gulma, karena
gulma adalah inang utama serangga ini.
5. Lalat Buah (Dacus Dorsalis dan Dacus Cucurbitae)
Dacus Dorsalis banyak menyerang tanaman cabai dan beberapa
jenis buah-buahan lain, sementara Dacus Cucurbitae menyerang
tanaman jenis labu-labuan seperti mentimun, waluh, semangka
dan melon.
Lalat buah ini hanya menyerang buah yang masak di pohon,
diduga lalat tidak mau bertelur dibuah mentah karena masih
mengandung getah.
Pengendalian :
- Membuat perangkap berupa kertas berwarna (umumnya
kuning) yang diolesi dengan Methyl Eugenol yang dicampur
dengan insektisida seperti Malathion, perangkap dipasang
sedemikian rupa sehingga lalat yang masuk kedalam perangkap
tidak dapat keluar lagi, dasar perangkap diberi air agar lalat
langsung mati jika terjatuh.
- Menggunakan insektisida yang berbahan aktif Triazofos
(Hostathion 40 EC sebanyak 2 cc/liter), Fipronil (Regent 50
SC sebanyak 1 cc/liter) serta Diazinon (Basudin), Fenotrothion
(Sumithion 50 EC) dan Endosulfan (Thiodan 35 EC)
sebanyak 2-3 cc/liter.
- Mempercepat waktu pemetikan buah yaitu pada saat buah
mengkal dan tidak membiarkan buah masak di pohon.
- Musnahkan buah yang terlanjur diserang.
- Pengolahan tanah yang benar yakni membalik tanah agar
terkena sinar matahari, tujuannya untuk mematikan larva
dan kepompong.
6. Lalat Buah Pepaya (Toxotrypana Curvicauda)
Lalat ini juga biasa diketahui sebagai kumbang karena lalat betina
memiliki ukuran dan warna yang sama dengan kumbang.
Organ pelapis telur yang sama panjangnnya dengan ukuran
tubuhnya digunakan untuk menyuntikkan telur ke daging buah,
selanjutnya telur masuk kedalam rongga benih pepaya, telur
biasanya diletakkan di buah yang masih kecil atau berukuran
5 – 7,5 cm namun juga dapat ditemui di buah yang besar
apabila populasinya banyak.
Larva berupa belatung memakan biji dan bagian dalam buah,
saat berkembang larva keluar dari dalam buah turun ke tanah
dan membentuk pupa di permukaan tanah, dalam waktu 2 minggu
keluar lalat dewasa.
Pengendalian :
- Aplikasikan insektisida berbahan aktif Permethrin (Pounce 3.2
EC) atau Ambush, aplikasi insektisida ini maksimum 7 hari
sebelum panen dan tidak lebih dari 6 kali per musim tanam.
- Membungkus dengan kantong kertas ikat bagian pangkal buah
dan biarkan ujung buah terbuka, pembungkusan dilakukan saat
buah masih kecil yakni sesaat setelah bagian bunga gugur.
7. Tungau Hitam Merah (Brevipalpus Phoenicis, B.Obovatus
atau Tenuipalpus Phoenicis)
Tungau hitam merah termasuk hama penting tanaman pepaya di
indonesia ukurannya 0,3 mm, tungau jantan berwarna merah dan
berbentuk baji pipih sedangkan betina berbetuk oval pipih dan
berwarna merah atau merah kehitaman bahkan hitam.
Gejala :
- Tungau menyerang buah dan tajuk bagian atas, buah yang
terserang tungau kulitnya tidak mulus seperti bergabus dan
berwarna agak kecokelatan.
Pengendalian :
- Membuang bagian tanaman yang terserang hama dan
meningkatkan kebersihan lahan dari gulma yang merupakan
inang utama hama ini.
- Menggunakan pestisida bebahan aktif Dikofol (Dicofan 460 EC
0,80 l/ha, Kelthane 200 EC 0.080 l/ha) Amitraz (mitac 200 EC
i l/ha), Oksitiokuinoks (Morestan 25 WP 1 l/ha), Propargit
(Omitec 570 EC 1 l/ha), Dinobution (Petracrex 300 EC 0.80 l/ha)
atau Tetradifon (Tedion 75 EC 1 l/ha).
8. Aphis Gossypii
Aphis Gossypii termasuk jenis kutu yang mudah ditemukan di
berbagai pertanian seperti pepaya, kapuk, kapas, rami dan wijen,
kutu ini berwarna hitam atau kuning kecoklatan.
Gejala :
- Pertumbuhan tanaman yang diserang akan terhambat.
- Daun tanaman mengerut kearah dalam.
Pencegahan :
- Menggunakan Insektisida berbahan aktif Diazinon (Basudin
60 EC dosis 0,2%), Dimethoat, Alfametrin, Abamektin,
Sipermetrin, Asefat (Orthene 75 SP dosis 0,5 – 0,8 g/l),
Dimethoat (Roxion dosisi 2 cc/liter).
- Dapat menggunakan musuh alami seperti serangga dari famili
Syrpidate, Coccinellidae dan Chrysopedae.
- Menggunakan mulsa jermai di bedengan juga dapat menghambat
perkembangan populasi aphis.
9 Keong racun
Tanaman pepaya yang kurang terpelihara merupakan serangan
hama ini.
Gejala :
- Keong menyerang kulit batang bagian atas di dekat tangkai
bunga atau buah.
Pencegahan :
- Dikendalikan dengan umpan beracun berupa dedak lunte
(Meta).
10. Kepik (Nezara Viridula)
Hama ini ditemukan di seluruh bagian dunia yang beriklim tropis,
tanaman yang menjadi inang kepik diantaranya pepaya, jagung,
kentang, padi, tembakau, cabai, kapas dan kacang-kacangan.
Tubuh kepik berwarna hijau dengan panjang sekitar 16 mm.
Gejala :
- Kepik memakan berbagai organ tanaman.
- Mengisap cairan daun sehingga menimbulkan bintik-bintik
di bagian tersebut.
Pencegahan :
- Dengan menggunakan insektisida berbahan aktif Klorpiripos
(Dursban 20 EC dosisi 0,2 – 0,3 %), MIPC 51,3% (Mikarb 50
WP dosis 0,2 – 0,4 %) atau Fenpropatrin (Meothrin 50 EC
dosisi 0,1 – 0,2%.
11. Kutu Daun (Myzuz Persicae)
Kutu daun merupakan jenis kutu paling menonjol serangannya,
kutu ini hidup bersimbiosis dengan semut, melalui hasil sekresinya,
hama ini hidup dibawah daun pepaya dan menyerang tanaman
dengan cara mengisap cairan sel tanaman, terutama sel jaringan
daun.
Gejala :
- Ditandai dengan timbulnya bercak-bercak pada daun dan
daun menjadi keriput.
Pengendalian :
- Hama kutu daun dapat dilakukan dengan cara penyemprotan
dengan menggunakan insektisida Tamaron dengan dosis 0,1%-
0,2% atau Hostatio 40 EC dengan.
12. Kutu Tempurung Hijau (Coccus Viridis)
Tanaman pepaya yang kurang terpelihara merupakan sarangan
hama ini.
Gejala :
- Kutu tempurung hijau dapat menghambat proses fotosintesis
karena hidup menutupi permukaan daun dan batang.
Pencegahan :
- Dikendalikan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif
Monokotofos seperti Azodrin 15 WSC.
13. Polyphagotarsonemus Latus (Hemitarsonemus Latus)
Tungau ini memiliki berbagai tanaman inang seperti teh, karet,
cabai dan tomat, tungau dewasa berbentuk oval dan berwarna
seperti jermai dengan ukuran kurang dari 0,2 mm, telur berbentuk
jorong pipih, transparant dan berbintik-bintik putih.
Gejala :
- Tanaman muda di persemaian merupakan sasaran emepuk
hama ini, hidup bergerombol di bagian bawah daun dan
mngisap cairan daun.
- Pertumbuhan daun terhambat.
- Daun keriput.
- Daun berwarna hijau tidak rata hingga cokelat kekuningan
dan bagian tepi daun melengkung ke dalam.
Pengendalian :
- Diberantas dengan insektisida berbahan aktif Dikofol seperti
Kelthane dan Ositiokuinoks seperti Morestan pada dosis 0,125%.
14. Thrips (Thrips Tabaci)
Thrips merupakan hama yang berukuran 1 mm dan banyak ditemukan
menyerang tanaman pepaya, kentang, cabai, tomat, labu, bayam
dan bawang bombay.
Gejala :
- Daun berbintik-bintik halus keperakan.
- Serangan yang hebat menyebabkan bintik-bintik tersebut berubah
menjadi bercak kering dan akhirnya daun mati.
Pengendalian :
- Menggunakan insektisida berbahan aktif Kuinalfos seperti Bayrusil
250 EC dosis 0,2%.
15. Thrips Parvispinus
Hama ini menyerang daun saat masih berupa bibit atau tanaman muda.
Gejala :
- Daun pepaya muda timbul luka karena akibat dari gigitan hama ini,
dan dapat menyebabkan kematian bibit.
- Saat udara dingin daun menjadi keriput dan berkerut serta
permukaan daun memucat.
Pencegahan :
- Menanam bibit di persemaian terlebih dahulu sebelum ditanam
di lahan.
16. Tungau Merah (Tetranychud Bimaculatus Harv)
Tungau merah termasuk jenis tungau yang paling menonjol, tungau
menyerang tanaman pepaya dengan cara menghisap cairan sel
dalam jaringan daun, batang dan buah dengan menggunakan
mulutnya yang berbentuk jarum, tungau merah biasanya
menyerang daun bagian bawah serangan biasanya pada waktu
musim kemarau.
Gejala :
- Ditandai dengan timbulnya benang-benang halus diantara urat-
urat daun sepanjang urat daun.
- Daun menjadi berwarna hijau ke kuning-kuningan dan pada
permukaan atas daun terdapat bintik-bintik yang berwarna kulit
sawo manila, pada musim penghujan serangan akan berkurang
atau hilang dengan sendirinya.
Pengendalian :
- Hama ini dapat dilakukan dengan cara menghembus permukaan
daun pepaya yang terserang dengan menggunakan tepung
belerang.
- Melakukan penyemprotan dengan akarisida (misalnya : Kelthane
200 EC atau Morestan dengan dosisi 0,2%-0,2%).
- Dapat juga dengan menggunakan Natural BVR atau PESTONA
secara bergantian.
17. Ulat Jengkal Pepaya
Ulat ini berkembang di jaringan antara sekitar buah dan batang.
Gejala :
- Adanya luka di buah dan batang, sehingga memungkinkan
masuknya cendawan penyebab penyakit Antraknosa
Pengendalian :
- Menggunakan insektisida berbahan aktif Permethrin (Pounce
3.2 EC), Malathion.
- Menggunakan serangga Bacillus Thuringiensis.
18. Penyakit Busuk Akar dan Pangkal Batang
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora Palmivora dan
juga oleh cendawan P Parasitica, cendawan ini berkembang cepat
pada kondisi cuaca lembab, spora cendawan ini disebarkan oleh
angin dan percikan air hujan.
Gejala :
- serangan pada bibit di persemaian serangan cendawan ini
menimbulkan penyakit rebah semai (dumping off) karena
bagian pangkal batang membusuk lalu terkulai.
- Rebah semai menyebabkan bibit tanaman layu dengan cepat,
kemudian mati, kondisi ini juga dapat terjadi pada bibit di
lapangan sesaat setelah pindah tanam.
- Di daun gejala tampak berupa daun bawah menjadi layu,
menguning dan menggantung di sekitar batang sebelum rontok.
- Gejala yang tampak di akar berupa akar lateral yang membusuk
dan membentuk massa berwarna cokelat tua, lunak dan berbau
tak sedap, biasanya gejala bercak cokelat di akar dapat
menyebabkan tanaman layu dalam hitungan hari.
- Pada buah yang terserang diselimuti miselium berwarna putih,
dimulai dari tangkai buah, selanjutnya buah akan mengeriput,
berwarna hitam dan gugur, buah yang gugur ini jika tidak segera
dibuang dapat menjadi sumber penyebaran penyakit ini di akar.
Pengendalian :
- Dengan perbaikan sistem drainase kebun agar tidak terjadi
genangan.
- Bongkar dan musnahkan tanaman yang telah terserang
penyakit ini.
- Penyemprotan tanaman dengan Tembaga Sulfur atau Mankozeb
(Dithane M-45 dosisi 0,1-0,2%) perlu dilakukan jika sudah lebih
dari 5% tanaman menunjukan gejala terserang.
19. Penyakit Mati Bujang/Hytophthora Parasitica
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Phytophthora Parasitica,
P. Palmivora dan Pythium Aphanidermatum yang dapat menyerang
batang, buah dan leher akar tanaman pepaya.
Gejala :
- Batang yang terserang menjadi seperti tersiram air panas,
menjalar keseluruh batang.
- Pucuk tanaman menjadi layu, daun berguguran dan akibat
lebih lanjut pucuk tanaman mati dan akhirnya tanaman tumbang.
- Buah yang terserang menunjukan gejala bintik-bintik yang
berwarna putih, selanjutnya buah menjadi kisut yang makin lama
makin mengeras, warna buah menjadi hitam dan akhirnya gugur.
- Leher akar tanaman yang terserang penyakit ini menjadi seperti
tersiram air panas, daun menjadi layu dan menguning dan
pohon menjadi mudah tumbang.
Pencegahan :
- Perawatan kebun yang baik.
- Drainase yang baik.
- Dapat juga dengan menyebarkan Natural GLIO ke dalam
lubang tanaman.
20. Penyakit Antraknosa
Penyakit ini adalah momok penyakit nomer satu bagi petani pepaya,
jamur penyebab penyakit ini adalah ”Colletotrichum Glocosporioides”,
termasuk cendawan pantogen yang bersifat laten, cendawan ini
akan terlihat ketika kelembaban udara tinggi, yakni diatas 950 C,
namun cendawan ini masih mampu bertahan hidup selama 2 minggu
pada kelembaban udara sekitar 620 C.
Suhu udara optimum untuk perkembangan cendawan berada pada
kisaran 25 – 300 C, sehingga cendawan ini sering menjadi masalah
di daerah yang lembab atau pada bulan-bulan dengan curah
hujan tinggi.
Gejala :
- Pada pembibitan akan menyebabkan rebah semai (dumping off).
- Pada batang biasanya menyerang pada bagian yang dekat
dengan pucuk pohon.
- Gejala awal dengan bercak kebasahan yang menyebabkan
kematian jaringan berbentuk cekung.
- Bercak ini menjadi berwarna abu-abu atau kehitaman yang
kemunculannya diikuti oleh bintik-bintik orange.
- Pada tingkat serangan berat, antraknosa menyebabkan gejala
mati pucuk (die back).
- Pada daun ditandai dengan gelaja berupa bercak berwarna
kecoklatan dan bintik-bintik orange yang tersebar.
- Sebenarnya serangan pada daun tidak berkontribusi pada
kehilangan hasil akan tetapi lebih dikhawatirkan sebagai
faktor yang mendukung penyebaran pantogen.
- Pada buah biasanya diawali dengan infeksi pada pangkal
tangkai buah.
- Luka kecil pada buah yang mengeluarkan getah kental.
- Pada buah yang menjelang masak luka tampak berupa
bulatan kecil berwarna gelap dengan diameter mencapai
5 cm, yang semakin lama membesar dan busuk cekung
seiring dengan tingkat kematangan buah.
Pencegahan :
- Gunakan varietas yang tahan terhadap antraknosa.
- Pilih lokasi tanam yang tidak mempunyai riwayat antraknosa
atau paling tidak telah ditanami tananam yang bukan inang
antraknosa dalam beberapa periode tanam (ubi kayu, terung,
cabai merah, jambu mete, karet, kako, kopi dan mangga).
- Pastikan menggunakan benih dan bibit yang bebas antraknosa,
belilah benih dan bibit dari sumber yang terpercaya.
- Campur benih yang sudah dibasahi dengan fungisida
berbahan aktif benomil, carbendazim atau thiabendazol
sebelum ditanam.
- Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi secepatnya
supaya tidak menyebar ke tanaman yang lain, perlu diperhatikan
waktu melakukan pemusnahan tangan yang telah menyentuh
(sebaiknya diusahakan tidak menyentuh) luka pada tanaman
tidak menyentuh tanaman yang sehat.
- Jaga kebersihan kebun, jangan biarkan buah atau pohon
yang terserang antraknosa jatuh di lahan tanpa dimusnahkan.
- Jangan gunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misalnya
pupuk urea, Za ataupun pupuk daun dengan kandungan
N yang tinggi.
- Penyiangan/sanitasi gulma atau rumput-rumputan agar
kelembaban berkurang dan tanaman semakin sehat.
- Cegah stres pada tanman akibat pemeliharaan yang tidak
optimal, stres tersebut membuka peluang masuknya cendawan
ke jaringan tanaman.
- Melakukan aplikasi fungisida terutama yang berbahan aktif
Azoxystrobin, Benomyl, Chlorothalonil, Mancozed,
Thiabendazol, Tembaga Oksikhlorida, Methyltiofanat,
Carbendazim dan Perkhloraz, penyemprotan dilakukan
terutama pada waktu curah hujan tinggi frekwensi penyemprotan
lebih tinggi daripada musim kemarau.
21. Penyakit Bercak Daun Cercospora
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora Pepayae dan
ditemukan di seluruh areal penanaman pepaya di indonesia.
Gejala :
- Pada tanaman yang terserang berupa timbul bercak-bercak
putih kelabu berdiameter 1,6-6,3 mm di daun, bercak tersebut
berbentuk agak bulat cenderung tidak teratur.
- Serangan yang parah menyebabkan daun menguning lalu mati.
- Pada buah gejala timbulnya bintik hitam kecil di buah yang kemudian
membesar dengan diameter 0,8-3 mm, walupun tidak menyebbkan
busuk di buah penyakit ini menimbulkan suatu bentuk gabus di
bawah epidermis yang dapat menurunkan produksi dan kualitas buah.
Pengendalian :
- Dapat dikendalikan dengan mengaplikasikan fungisida Maneb 80
dosis 0,1-0,2% atau Zineb 80 WP dosisi 0,1-0,2%, fungisida lain
yang dapat digunakan adalah mancozeb (Dithane M-45 dosisi
0,1-0,2).
22. Penyakit Bercak Daun Corynespora
Penyakit ini dikenal sebagai penyakit pepaya florida, penyakit ini
disebabkan oleh cendawan Corynespora Casiicola
Gejala :
- Menyerang daun hingga tangkainya dan tangkai bunga jantan,
perbedaan bercak yang ditimbulkan oleh cendawan ini dengan
bercak yang ditimbulkan oleh cendawan Cercospora terletak
pada bentuk dan warna, bercak yang ditimbulkan oleh cendawan
ini berbentuk bulat, kecil dan berwarna kuning dengan pusat
coklat muda, bercak ini berukuran sekitar 2 mm dan memiliki
halo berwarna kuning berukuran 4-8 mm.
- Cendawan ini menyerang daun tua dan buah, tetapi tidak
menyebabkan busuk, spora cendawan ini terdapat di kedua
sisi daun.
- Infeksi yang parah menyebabkan gugur daun sebelum waktunya
dan menurunkan produksi buah.
Pengendalian :
- Penyemprotan fungisida berbahan aktif Mancozeb (Dithane
M-45) atau Propineb (antracol 70 WP dosisi 0,2%) secara periodik.
23. Penyakit Busuk Buah Rhizopus
Penyakit ini disebabkan cendawan Rhizopus Stolonifer menyerang buah
pepaya tua yang terluka atau memar.
Gejala :
- Serangan ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang dilapisi
oleh miselium dan sorangium cendawan berwarna putih atau
coklat kehitaman.
- Serangan lanjut dari penyakit ini mengakibatkan buah busuk,
berair, daging buah hancur dan berbau kurang sedap.
Pengendalian :
- Dengan sanitasi kebun serta perlakukan pasca panen buah yang
baik, seperti sortasi buah yang benar,menjaga agar buah tidak
memar.
- Merendam buah kedalam air hangat bersuhu 49 C selama 20
menit segera setelah dipetik, perlakukan perendaman tersebut
untuk mematikan sporangiospor.
24 Penyakit Layu Fusarium
Penyakit ini disebabkan oleh Cendawan Fusarium Oxysporum.
Gejala :
- Tampak berupa tanaman layu akibat berkas pembuluh batang
membusuk yang disebabkan adanya infeksi cendawan
fusarium.
- Jika bagian tanman yang terserang dipotong terlihat cincin
cokelat kehitaman yangbusuk basah.
Pengendalian :
- Gunakan benih atau bibit yang sehat.
- Perbaiki drainase tanah dan sanitasi kebun.
- Sebelum penanaman perlu pengapuran lahan jika pH tanah
rendah serta penyemprotan fungisida sitemik dan kontak
dengan bahan aktif Difenokonazol (Score 250 EC) atau
Tembaga Hidroksida (Kocide 77 WP).
- Untuk pencegahan siram tanaman dengan Kocide 77 WP
Konsentarsi 5 G/l air dengan volume 250-300 cc/tanaman.
- Tanaman yang sudah terserang harus segera dimusnahkan
dengan mencabut dan membakar tanaman di lubang yang
jauh dari lahan penanaman pepaya, tanah bekas tanaman
jangan sampai tercecer untuk mencegah penyebaran penyakit,
lubang bekas tanaman ditaburi kapur secukupnya.
25. Penyakit Rebah Semai (Dumping Off)
Penyakit ini menyerang bibit di persemaian yang disebabkan oleh
cendawan Rhizoctonia Solani dan Phytium Sp, peyakit ini
menyerang bibit jika keadaan persemaian terlalu lembab dan
suhu udara yang terlalu tinggi.
Gejala :
- Bibit tanaman yang terserang penyakit ini menjadi layu
hal ini disebabkan oleh pembusukan yang terjadi di pangkal
batang dan akar.
Pengendalian :
- Dengan menjaga kelembaban media persemaian agar tidak
terlalu tinggi.
- Perbaikan system drainase.
- Sebelum penyemaian perlu dilakukan sterilisasi media persemaian
dengan menyiramkan larutan formalin 4% atau menggunakan
gas Fumigan Basamid-G 40-60 g/m2 luas persemaian.
26. Penyakit Tepung (Powdery Mildew)
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Oidium Caricae penyakit
tepung menyebar melalui spora yang diterbangkan oleh angin
ke daun tanaman yang sehat.
Gejala :
- Serangan ditandai dengan bercak bercak putih tipis seperti
tepung disisi bawah daun pepaya.
- Disisi atas dekat tulang daun tampak bintik-bintik berwarna
kuning atau hijau pucat, lama kelamaan daun berwarna
kuning pucat dan terdapat massa kebasah basahan di
bercak tersebut.
- Penyakit ini juga menyerang tanaman yang masih muda
atau bibit di persemaian-persemaian yang terlalu lembab
dan kekurangan cahaya matahari meningkatkan resiko
serangan penyakit ini.
- Batang dan tangkai daun tanaman muda yang terserang
penyakit ini mengalami bercak tepung yang agak basah,
serangan parah menyebabkan kematian tanaman muda.
- Spora yang dihasilan di daun yang terinfeksi menyebar
dengan bantuan angin pada tanman sehat.
Pengendalian :
- Penyakit ini dengan cara mengembuskan tepung belerang
dosis 0,7%.
- Aplikasikan fungisida berbahan aktif Mankozeb (Dithane
M0-45 dosis 0,1-0,2%) Chinomethionat (Morestan 25 WP
dosii 0,05-0,1%) atau Bupirimat (Nimrod 250 EC dosis 0,1%).
27. Layu Bakteri
Disebabkan oleh Pseudomonas Solanacearum atau saat ini dikenal
dengan Ralstonia Solanacearum, penyakit ini menyerang tanaman
secara tiba-tiba dalam jumlah yang besar.
Gejala :
- Layu bakteri jika menyerang tanaman yang masih muda
tanaman akan layu dan mati dengan cepat hanya dalam
beberapa hari.
- Serangan bakteri ini menyebabkan daun pepaya terkulai
dan gugur, meskipun masih terdapat daun yang sehat.
- Batang tanaman memiliki luka basah berwarna cokelat
bahkan berlubang.
- Gejala lanjut yang tampak adalah pucuk akar tanaman
yang membusuk yang jika dipotong terdapat koloni bakteri
berwarna cokelat.
- Selanjutnya pembusukan menjalar keseluruh tanaman dan
menyebabkan kematian.
Pencegahan :
- Sebaiknya penanaman pepaya tidak berada di dekat
pertanaman cabai atau tanaman terung-terungan lainnya
yang merupakan inang utama penyakit ini.
- Selain itu penggunaan alat pertanian tersendiri.
- Air irigasi yang bersih.
- Penggunakan benih yang bagus.
- Jika tanaman sudah terinfeksi segera bongkar bakar atau
kubur di tempat yang jauh dari areal penanaman pepaya.
- Perbaiki saluran irigasi bedengan.
28. Nekrosis Bakteri
Penyakit ini disebabkan oleh Bakteri Erwinia Pepayae yang
dahulu dikenal dengan Bacillus Pepayae, penularan penyakit
ini melalu serangga.
Gejala :
- Bagian pinggir daun mengalami nekrosis dan menguning,
kemudian diikuti dengan bercak basah disekitar tangaki daun.
- Serangan pada buah ditandai adanya bercak gelap di kulit
buah dan bercak basah di daging buah.
- Selanjutnya nekrosis dan bercak ini menyebar ke daerah
batang dan jaringan bagian dalam tanaman.
- Serangan lanjutan yang terjadi adalah luka basah yang
terdapat di tangkai daun yang menyebabkan kematian
pucuk-pucuk tanaman.
- Lama kelamaan seluruh tanaman mati.
Pengedalian :
- Memotong, membongkar, membakar dan mengubur
bagian tanaman yang terserang sebelum menyebar ke
seluruh bagian tanaman.
- Perbaikan teknik budidaya.
- Perbaikan saluran irigasi bedengan.
- Pola pergiliran tanaman.
29. Penyakit Bercak Cincin Pepaya (Ring Spot)
Penyakit ini disebabkan oleh Pepaya Ring Spot Virus (PRSV),
penyakit ini dapat menurunkan pembentukan dan kualitas buah.
Penyebar utama penyakit ini melalui kutu daun (Myzuz Persicae),
kutu daun tanaman labu-labuan (Aphis Gossypii) dan kutu daun
tanaman kacang-kacangan (Aphis Medicaginus), penularan
biasanya karena kutu daun mengisap cairan sel tanaman sakit
kemudian mengisap cairan sel tanaman sehat, tanaman yang
tertular baru menampakan gejala 9 – 39 hari setelah terinfeksi.
Gejala :
- Daun muda yang menguning dan tulang daun memucat,
akibatnya sisi bagian atas diantara tulang daun muda
mengerut dan berbintik-bintik kuning.
- Daun di sepanjang garis pinggir menggulung keatas dan
berwarna hijau terang, warna daun yang terserang
akan tampak berbeda dengan warna daun sehat.
- Pada batang, tampak bercak-bercak berdiameter 1,6
mm atau garis hijau hitam mengkilap di dua pertiga
bagian atas.
- Pada serangan yang parah bercak-bercak menyatu
menjadi garis besar lonjong.
- Buah yang terserang menunjukan gejala bercak-bercak
berwarna kunig berdiameter 1,6 – 3 mm atau bercak-
bercak berbentuk cincin kuning berdiameter 3 – 18,8 mm,
bercak ini dapat juga berwarna hijau gelap.
- Pada serangan lanjutan, bercak menjadi abu-abu dan
tekstur buah menjadi keras.
Pencegahan :
- Menggunakan benih atau bibit pepaya yang bebas
dari virus, penyakit ini tergolong penyakit yang terbawa
di benih.
- Jika serangan sudah terjadi segera bongkar dan
musnahkan tanaman yang sakit agar tidak menjangkit
ke tanaman sehat.
30. Penyakit Mosaik Pepaya/Pepaya Mosaic
Virus (PMW)
Penyakit ini disebebakan oleh virus mosaik yang dibawa oleh
kutu daun.
Gejala :
- Daun tanaman menjadi kasar dan sisi daun bergaris-garis
tidak teratur membentuk mosaik.
- Pertumbuhan daun muda di pucuk tajuk terhambat,
sangat klorosis dan tampak bercak mengkilap transparan
di sepanjang tulang daun.
- Di daun yang lebih tua bercak kekuningan menjadi bercak
transparan, sementara diantara tulang daun terdapat
cincin kecil berwarna kuning sampai coklat.
- Ukuran daun megecil dan menumpuk di bagian atas.
- Jika serangan cukup parah dapat menggugurkan daun.
- Batang tanaman yang terserang menunjukan gejala
bintik-bintik, serangan parah akan menyebabkan bintik-
bintik menyatu menjadi garis atau bentuk cincin.
- Tangkai daun menunjukan gejala yang mirip tetapi dengan
bintik-bintik yang tidak teratur.
- Jika serangan tambah parah pertumbuhan tangkai daun
terhambat, tidak normal dan mudah rebah atau patah.
- Buah pepaya yang terserang, seluruh bagian buah
akan tampak bercak-bercak hijau gelap berbentuk
cincin kecil dengan diameter 1,6 mm, jika buah masak
bercak yang berwarna hijau gelap tersebut tidak
kelihatan.
Pencegahan :
- Menggunakan benih atau bibit pepaya yang bebas dari
virus, penyakit ini tergolong penyakit yang terbawa
di benih.
- jika serangan sudah terjadi segera bongkar dan
musnahkan tanaman yang sakit agar tidak menjangkit
ke tanaman sehat.
CARA PENCEGAHAN SERANGAN CENDAWAN
1. Tanah yang sehat, tanah bekas tanaman sakit sebaiknya disolarisasi,
caranya lubang diisi dengan pupuk kandang, lalu ditutup dengan plastik
bening biarkan selama 2-3 minggu sebelum penanaman.
2. Penggunaan benih atau bibit yang sehat, belilah benih dan bibit dari
sumber yang terpercaya.
3. Campurkan benih yang sudah dibasahi dengan fungisida berbahan
aktif Benomil, Carbendazim atau Thiabendazol sebelum ditanam
dosisi 2 gram/kg benih pepaya.
4. Cara lain celupkan biji pepaya kedalam larutan kunyit putih dengan
cara larutkan 1 gram tepung kunyit kedalam satu liter air.
5. Cara lain dengan agens hayati untuk membantu menekan pantogen
diantaranya Plant Growth Promoting Rhizabacteria (PGPR).
6. Perlu diingat untuk point 4, 5 dan 6 tidak dapat dipadukan secara
bersama.
7. Pemupukan yang berimbang, pupuk yang berimbang membantu
meningkatkan daya tahan tenaman terhadap serangan hama dan
penyakit.
8. Jangan menanam tanaman yang merupakan inang cendawan
penyebab antraknosa seperti (ubi kayu, terung, cabai merah,
jambu mete, karet, kako, kopi dan mangga).
9. Memusnahkan bagian tanaman yang terinfeksi secepatnya supaya
tidak menyebar ketanaman yang lain, perlu diperhatikan waktu
melakukan pemusnahan tangan yang telah menyentuh (sebaiknya
diusahakan tidak menyentuh) luka pada tanaman tidak menyentuh
tanaman yang sehat.
10. Pemotongan tanaman yang terserang saat udara cerah dan tidak
berangin, lalu buang dan kubur dalam lubang pembuangan.
11. Jaga kebersihan kebun, jangan biarkan buah atau pohon yang
terserang antraknosa jatuh di lahan tanpa dimusnahkan.
12. Jangan gunakan pupuk nitrogen (N) terlalu tinggi, misalnya urea,
Za ataupun pupuk daun dengan kandungan N yang tinggi.
13. Cukupi kandungan pupuk P dan K.
14. Penyiangan/sanitasi gulma atau rumput-rumputan agar
kelembaban berkurang dan tanaman semakin sehat.
15. Cegah stres pada tanaman akibat pemeliharaan yang tidak
optimal, stres tersebut membuka peluang masuknya
cendawan ke jaringan tanaman.
16. Melakukan aplikasi fungisida terutama yang berbahan aktif
Azoxystrobin, Benomyl, Chlorothalonil, Mancozed, Thiabendazol.
Tembaga Oksikhlorida, Methyltiofanat, Carbendazim dan
Perkhloraz, penyemprotan dilakukan terutama pada waktu
curah hujan tinggi frekwensi penyemprotan lebih tinggi daripada
musim kemarau, juga dapat menggunakan fungisida organik
seperti Fungidor 50 EC