Akhir-akhir ini banyak terjadi pemboman dimana-mana oleh orang-orang yang tidak dikenal yang berakibat banyak orang-orang yang mati akibat bom itu, baik di Negara Indonesia sendiri, maupun di Negara-Negara lain terjadi dan sangat sulit untuk diidentifikasi, sebenarnya siapa pelakunya ?
Bencana Alam muncul dimana-mana, baik itu berupa gempa Bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, wabah penyakit yang sulit diobati silih berganti, peperangan yang tak kunjung henti, pertentangan antar partai dan golongan semakin nyata dan sulit untuk dihindarkan, sementara disuatu tempat tertentu kekeringan tapi ditempat lain kebanjiran, ada daerah yang kelaparan sementara daerah lain sangat subur dan makmur, pesawat jatuh silih berganti, Kapal dilaut tenggelam di berbagai daerah yang banyak menelan korban.
Akhir-akhir ini banyak jenis penyakit melalui binatang liar, maupun binatang ternak, seperti anjing gila, antrak, flu burung yang menjalar ke babi, yang ada pada manusia berupa dulunya penyakit raja singa, sekarang ada penyakit yang sulit diobati berupa HIV yang menjurus pada AIDS yang masih belum diketemukan obatnya. Semua itu akan berjalan sesuai dengan kecerdasan manusia yang ditampilkan dengan kecerdasan otaknya, tetapi karena mungkin banyak diantara kita yang melupakan Allah yang menciptakannya semua itu muncul silih berganti dan sulit untuk diatasi dan di tanggulangi.
Sementara ini perkembangan Tekhnologi berkembang pesat, namun belum banyak diantara manusia yang mengadakan pemikiran tentang semua peristiwa yang terjadi dengan kemungkinan penyebab menurut garis ketentuan yang ditetapkan oleh Allah. Hampir mayoritas manusia hanya menganalisa dengan kecerdasan penalarannya dan bukan kesadaran hati nuraninya. Orang mengira bahwa semua kejadian itu dianggap hanya sebagai peristiwa alam biasa, dan tidak ada hubungannya dengan ketentuan Allah. Padahal sesungguhnya semua itu AlQur’an sebagai Petunjuk Allah, sudah banyak memberikan keterangan, namun mungkin saja karena kurangnya perhatian di antara kita, akibatnya perjalanan yang kelirupun dianggap benar. Hal seperti itu dikarenakan kita sudah terlanjur di kondisikan oleh suatu sistem yang sudah terprogram berjalan ber-tahun-tahun sehingga semuanya sudah dianggap baku dan benar. Padahal kita diingatkan agar menjadi orang yang tidak boleh taklid buta, artinya adalah bersikap kritis namun yang obyektif. Dengan demikian semua akan nberjalan sesuai dengan perkembangan pemikiran seseorang dan tidak akan terjadi suatu kemacetan.
TERORIS SELALU DIALAMATKAN KEPADA ORANG ISLAM.

Dalam berbagai berita yang sudah berkembang, bahwa seolah-olah yang melakukan teror itu adalah “ORANG ISLAM”. Teroris yang sekarang berkembang diberbagai Negara tentang adanya bom oleh orang yang tidak dikenal, juga bom bunuh diri yang kemudian menimbulkan banyak korban dinyatakan oleh banyak kalangan bahwa pelakunya adalah orang Islam. Sebagai orang Islam, kami merasa sangat prihatin, benarkah orang Islam melakukan hal yang seperti itu ? Atau mungkinkah Islam mengajarkan  hal yang seperti itu ? Untuk apa dulunya Allah menciptakan manusia, apakah hanya untuk melakukan teror, padahal Islam adalah agama Allah ? Allah tidak  mungkin menyuruh umatnya untuk melakukan teror seperti itu.
Bahkan di Negara-Negara Timur Tengah banyak yang melakukan bom bunuh diri dengan tujuan untuk membunuh orang lain dalam jumlah yang banyak, itu juga menurut beritanya dilakukan oleh orang Islam, padahal kejadian itu di Negara yang berdasarkan ajaran Islam dan yang meninggal selain yang bunuh diri itu juga kebanyakan orang Islam. Mungkinkah hal seperti itu terjadi, lalu apa yang menjadi penyebabnya ?
Sebenarnya kalau orang mengetahui tentang Sejarah hidupnya serta asal usulnya, orang akan mengetahui apa yang sebenarnya yang harus dilakukan, apalagi kalau orang mau mengerti bahwa semenjak manusia ini diciptakan oleh Allah sudah dilengkapi dengan petunjuk hidup. Maka siapa saja yang mengikuti petunjuk hidup itu akan bisa mengerti bagaimana sebenarnya kita sebagai manusia yang diciptakan Allah harus menjalani kehidupan ini ? Apa artinya dunia ini diciptakan oleh Allah kalau hanya untuk saling membunuh yang menurut pengakuan mereka untuk mencapai Surga ? Benarkah mereka yang melakukan pemboman itu sudah bisa memahami dengan sesungguhnya bagaimana kondisi Surga di Akhirat nanti ? kalau belum, kan berarti hanya melakukan sesuatu berdasarkan dugaan tanpa menggunakan landasan yang jelas. Karena Surga itu Allah yang menciptakan tentu orang harus mengkaji keterangan yang disampaikan oleh yang menciptakan yaitu Allah. Keterangan Allah itu semuanya sudah dituangkan dalam AlQur’an seutuhnya.
Lalu kapan orang-orang yang melakukan pemboman dengan kucing-kucingan itu pernah belajar petunjuk Allah itu ? Cukupkah hanya dengan sembunyi-sembunyi seperti itu mampu mempelajari kandungan AlQur’an secara menyeluruh ? Kita harus sadar bahwa dulunya Muhammad selaku Nabi yang menerima wahyu saja menerima AlQur’an selama hampir 23 tahun, dengan seluruh Ayatnya 6.348 Ayat. Sudahkah kita mempelajari keseluruhannya ? atau mungkin yang dipelajari hanya yang menyangkut masalah perang saja ?
Padahal banyak hal yang dijelaskan AlQur’an yang menyangkut berbagai Ilmu Pengetahuan tingkat tinggi, tidakkah kita menyadari ? Sudahkan kita menemukan hal-hal yang berkaitan gan Tekhnologi itu ? kalau belum kan berarti dalam kita mempelajari belum secara kaffah, padahal AlQur’an menyuruh seperti itu. Untuk itu perhatikan Ayat berikut :
Surat Al Baqarah (2) Ayat 208 :
Wahai orang-orang beriman, masuklah ke dalam Islam secara kaffah (keseluruhan), dan jangan mengikuti langkah-langkah setan, bahwa setan itu musuh yang nyata bagimu.
Maka kalau orang masuk ke dalam ajaran Islam secara kaffah, semestinya dari 6.348 Ayat itu hendaklah dipelajari secara keseluruhan , maka disana akan ditemukan hal-hal yang sangat luar biasa, dan bukan hanya masalah perang atau membunuh sebagaimana yang sering kita dengar. Orang mengira bahwa dengan membunuh orang lain seperti itu akan masuk Surga. Itu menandakan bahwa dalam mempelajari petunjuk Allah itu belum secara kaffah dan masih dicampur dengan keterangan yang disusun oleh manusia dan bukan Ayat AlQur’an. Yang demikian itulah yang menjadikan kita keliru mengambil suatu keputusan tidak di sadari.
MANUSIA TERCIPTA DARI SATU DIRI.
Dulunya manusia itu sebenarnya diciptakan oleh Allah berasal dari diri yang satu yang kemudian dijadikan berkembang biak menjadi lelaki dan perempuan yang sekarang menghuni di Bumi yang kita diami bersama ini. Untuk itu perhatikan Ayat berikut untuk bahan pemikiran :
Surat An Nisa’ (4) Ayat 1 :
Wahai manusia, taqwalah (insyaflah =sadarlah) pada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari “diri yang satu”, dan DIA ciptakan daripadanya pasangannya, dan DIA kembang biakkan dari keduanya laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan taqwalah (insyaflah = sadarlah) kepada Allah yang kamu meminta pada-NYA dan berkasih sayang. Sesungguhnya Allah adalah penjaga (pengawas) atasmu.
Surat Al A’raf (7) Ayat 189 :
DIA-lah yang menciptakan kamu dari “diri yang satu”, dan DIA jadikan daripadanya pasangannya, agar kamu tinggal bersamanya. Maka tatkala dia (pasangan itu) menutupinya (nafsin wahidatin) hamilah dia dengan kandungan ringan, maka berlalulah dia dengannya (kandungannya itu). Maka ketika telah memberat (kandungannya), keduanya menyeru kepada Allah, Tuhan mereka, jika sekiranya Engkau berikan kepada kami anak yang sholeh, akan jadilah aku termasuk orang-orang yang bersyukur.
Surat Al Baqarah (2) Ayat 213 :
Manusia itu adalah umat yang satu, lalu Allah membangkitkan Nabi-Nabi yang memberi kabar gembira dan peringatan, dan menurunkan bersama mereka (Nabi-Nabi) Kitab  secara haq, agar menghukum (dijadikan hukum) diantara manusia tentang apa-apa yang mereka perselisihkan padanya. Dan tidaklah berselisih padanya kecuali orang-orang yang didatanginya sesudah datang pada mereka keterangan lantaran kedengkian diantara mereka. Maka Allah menunjuki orang-orang beriman untuk apa yang mereka perselisihkan padanya dari yang haq atas ijin-NYA. Allah menunjuki siapa yang DIA kehendaki kepada Shirothol Mustaqim.
Ayat tersebut dapat dipahami sebagai berikut :

  • Bahwa dulunya asal-usul manusia adalah berasal dari diri yang satu, artinya sesuatu yang seharusnya tidak terpisahkan, karena berasal dari unsur yang sama, kemudian berkembang menjadi banyak atas kehendak Allah melalui berpasangan antara lelaki dan wanita.
  • Kalau sesuatu yang berasal dari unsur yang sama mestinya mempunyai sifat yang sama dan saling membutuhkan serta saling membantu dan saling melengkapi dan tidak saling bertengkar untuk berpisah. Yang demikian itu adalah naluri yang sebenarnya harus berlaku.
  • Kalau dikemudian hari, sesuatu yang satu atau sama tadi menjadi berobah, karena mungkin saja telah terkontaminasi dengan keadaan di sekitarnya , sehingga sifat yang asli sudah dipengaruhi oleh kondisi yang ada dalam kurun waktu yang cukup panjang. Akibatnya tanpa disadari keadaan manusia itu akan berobah dan menyesuaikan dengan keadaan yang ada dalam lingkungan di sekitarnya itu.
  • Kalau kebetulan keadaan itu baik, maka mestinya manusia itu akan menjadi baik, dan kalau keadaan itu tidak baik, maka secara perlahan manusia akan terpengaruh oleh keadaan yang sebenarnya dan bergeser pada apa yang dilakukan walaupun bertentangan dengan nuraninya sendiri,atau dengan keadaan awalnya dulu. Tetapi karena keadaan yang seperti itu tidak diperhatikan maka semuanya akan berjalan seolah-olah biasa-biasa saja tanpa di sadari.
  • Selanjutnya dinyatakan bahwa sebenarnya manusia itu adalah umat yang satu. Artinya bahwa umat dari dulu sampai sekarang itu disamping berasal dari diri yang satu, juga merupakan umat yang satu. Hal demikian kemudian Allah membangkitkan Nabi-Nabi yang dilengkapi dengan Kitab untuk menerangkan tentang perselisihan mereka. Hal-hal yang tidak bisa diselesaikan hanya karena adanya unsur kedengkian diantara mereka.
  • Semua Nabi itu kemudian juga ditugaskan untuk memberi peringatan dan kabar gembira kepada masyarakat kaumnya agar tidak terjadi perselisihan itu. Petunjuk yang diberikan juga sama karena datang dari Allah yang satu yaitu yang dinamakan Shirothol Mustaqim. Kalau sekiranya Petunjuk yang disampaikan oleh para Nabi itu diikuti tentu saja tidak akan terjadi perselisihan yang berkepanjangan.
Sebenarnya Allah sudah memberikan perangkat yang lengkap semenjak manusia diciptakan, berupa petunjuk yang diturunkan berupa wahyu melalui para Nabi. Akan tetapi kebanyakan manusia itu lebih cenderung larut kedalam situasi lingkungan tadi, maka akibatnya petunjuk itu tidak diperhatikan, bahkan cenderung mengikuti pemikirannya sendiri atau pemikiran kebanyakan orang, akibatnya kita melakukan kesalahanpun tanpa disadari.
Selengkapnya ada 11 Bab dan 126 Halaman.
Buku ini memberikan keterangan bahwa sebenarnya kalau orang-orang Islam benar-benar konsekuen dengan AlQur’an yang berfungsi sebagai petunjuk, maka akan diketahui bahwa sebenarnya Allah tidak pernah mengajarkan adanya teroris itu.
Bahkan sebaliknya, ketika orang memahami Alqur’an secara kaffah, akan diketahui bahwa Islam mengajarkan suatu kedamaian, persatuan dan kesatuan dalam berbagai bidang, karena semua manusia di muka Bumi ini dulu berasal dari diri yang satu, kemudian jadi ummat yang satu.
Dan kalaupun kemudian terjadi perselisihan hanyalah karena adanya unsur kedengkian antara kelompok yang satu dengan yang lainnya, sebagaimana diterangkan dalam Surat Al Baqarah (2) Ayat213 diatas.