Jamur tiram atau dalam bahasa latin disebut Pleurotus sp. Merupakan salah
satu jamur konsumsi yang bernilai tingi. Beberapa jenis jamur tiram yang biasa
dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia yaitu jamur tiram putih (P.ostreatus),
jamur tiram merah muda (P.flabellatus), jamur tiram abu-abu (P. sajor caju), dan
jamur tiram abalone (P.cystidiosus). Pada dasarnya semua jenis jamur ini
memiliki karateristik yang hampir sama terutama dari segi morfologi, tetapi
secara kasar, warna tubuh buah dapat dibedakan antara jenis yang satu
dengan dengan yang lain terutama dalam keadaan segar.
Jamur tiram putih (P.ostreatus)
Jamur tiram merah muda (P.flabellatus)
Jamur tiram abu-abu (P. sajor caju)
Jamur tiram abalone (P.cystidiosus)
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus)
Adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas
Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih
hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang
tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal
dengan sebutan King Oyster Mushroom.
Karakteristik
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa
Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur
tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus.
Cirinya :
- Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu,
coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter
5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk.
- Jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm
serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
- Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan
pegunungan daerah yang sejuk.
- Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang
sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena
jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu.
- Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat
harus memperhatikan habitat alaminya, media yang umum dipakai untuk
membiakkan jamut tiram adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan
limbah dari penggergajian kayu.
Siklus hidup
Pada umumnya jamur tiram, Pleurotus ostreatus, mengalami dua tipe
perkembangbiakan dalam siklus hidupnya, yakni secara aseksual maupun
seksual.
- Reproduksi aseksual jamur,
reproduksi aseksual basidiomycota secara umum yang terjadi melalui jalur
spora yang terbentuk secara endogen pada kantung spora atau
sporangiumnya, spora aseksualnya yang disebut konidiospora terbentuk
dalam konidium.
- Reproduksi secara seksual,
Reproduksinya terjadi melalui penyatuan dua jenis hifa yang bertindak
sebagai gamet jantan dan betina membentuk zigot yang kemudian tumbuh
menjadi primodia dewasa.
Kandungan gizi
Berdasarkan penelitian Sunan Pongsamart, biochemistry, Faculty of Pharmaceutical
Universitas Chulangkorn, jamur tiram mengandung protein, air, kalori, karbohidrat,
dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan
kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak
dan kalori.
Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium,
karbohidrat,dan protein, untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi,
yaitu sekitar 10,5-30,4%.
Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram adalah :
- 367 kalori,
- 10,5-30,4 % protein,
- 56,6 % karbohidrat,
- 1,7-2,2 % lemak,
- 0.20 mg thiamin,
- 4.7-4.9 mg riboflavin,
- 77,2 mg niacin,
- 314.0 mg kalsium.
- Kalori yang dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 persen
lemak tak jenuh,
- Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 % sehingga cocok untuk para
pelaku diet,
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen
Pertanian :
- Protein rata-rata 3.5 – 4 % dari berat basah,berarti dua kali lipat lebih tinggi
dibandingkan asparagus dan kubis.
- Jika dihitung berat kering, kandungan proteinnya 10,5-30,4%., sedangkan
beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi 25.2%.
- Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin,
triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.
- 72% lemak dalam jamur tiram adalah asam lemak tidak jenuh sehingga aman
dikonsumsi baik yang menderita kelebihan kolesterol (hiperkolesterol) maupun
gangguan metabolisme lipid lainnya, 28% asam lemak jenuh serta adanya
semacam polisakarida kitin di dalam jamur tiram diduga menimbulkan rasa enak.
- Jamur tiram juga mengandung vitamin penting, terutama vitamin B, C dan D,
vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin), niasin dan provitamin D2
(ergosterol).
- Mineral utama tertinggi adalah Kalium, Fosfor, Natrium, Kalsium, dan
Magnesium.
Mineral utama tertinggi adalah : Zn, Fe, Mn, Mo, Co, Pb.
Konsentrasi K, P, Na, Ca dan Me mencapai 56-70% dari total abu dengan kadar
K mencapai 45%.[
- Mineral mikroelemen yang bersifat logam dalam jarum tiram kandungannya
rendah, sehingga jamur ini aman dikonsumsi setiap hari.
Manfaat
Jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu :
- sebagai makanan, menurunkan kolesterol,
- sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan enzim hidrolisis
dan enzim oksidasi.
- Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam membunuh nematoda
- Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi
kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya.
- Jamur ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit
seperti penyakit lever, diabetes, anemia.
- Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan antikanker
serta menurunkan kadar kolesterol.
- Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat
badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan.
Proses pertumbuhan :
- Spora seksual pada jamur tiram putih, disebut juga basidiospora yang terletak
pada kantung basidium.
- Mula-mula basidiospora bergerminasi membentuk suatu masa miselium
monokaryotik, yaitu miselium dengan inti haploid.
- Miselium terus bertumbuh hingga hifa pada miselium tersebut berfusi dengan
hifa lain yang kompatibel sehingga terjadi plasmogami membentuk
hifa dikaryotik.
- Setelah itu apabila kondisi lingkungan memungkinkan (suhu antara 10-20 °C,
kelembapan 85-90%, cahaya mencukupi, dan CO2 < 1000 ppm) maka
tubuh buah akan terbentuk.[8] Terbentuknya tubuh buah diiringi terjadinya
kariogami dan meiosis pada basidium.
- Nukleus haploid hasil meiosis kemudian bermigrasi menuju tetrad basidiospora
pada basidium.
- Basidium ini terletak pada bilah atau sekat pada tudung jamur dewasa yang
jumlahnya banyak (lamela).
- Dari spora yang terlepas ini akan berkembang menjadi hifa monokarion.
- Hifa ini akan memanjangkan filamennya dengan membentuk cabang hasil
pembentukan dari dua nukleus yang dibatasi oleh septum (satu septum
satu nukleus).
- Kemudian hifa monokarion akan mengumpul membentuk jaringan sambung
menyambung berwarna putih yang disebut miselium awal dan akhirnya
tumbuh menjadi miselium dewasa (kumpulan hifa dikarion).
- Dalam tingkatan ini, hifa-hifa mengalami tahapan plasmogami, kariogami, dan
meiosis hingga membentuk bakal jamur.
- Nantinya, jamur dewasa ini dapat langsung dipanen atau dipersiapkan kembali
menjadi bibit induk.
SYARAT TUMBUH
Syarat lingkungan yang dibutuhkan pertumbuhan dan perkembangan jamur
tiram antara lain ;
1. Air
Kandungan air dalam substrak berkisar 60-65%
Apabila kondisi kering maka pertumbuhan akan terganggu atau berhenti begitu
pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk
dan mati
Penyemprotan air dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan
kelembaban.
2. Suhu
Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium dipertahankan antara
60-70%
Suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16 – 22 º C
3. Kelembaban
Kelembaban udara selama masa pertumbuhan miselium dipertahankan antara
60-70%
Kelembaban udara pada pertumbuhan tubuh buah dipertahankan antara
80-90%
4. Cahaya
Pertumbuhan jamur sangat peka terhadap cahaya matahari secara langsung
Cahaya yidak langsung (cahaya pantul biasa ± 50-15000 lux) bermanfaat
dalam perangsangan awal terbentuknya tubuh buah.
Pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya
Intensitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Namur sekitar 200 lux
(10%)
5. Aerasi
Dua komponen penting dala udara yang berpengaruh pada pertumbuhan
jamur yaitu oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Oksigen merupakan
unsur penting dalam respirasi sel. Sumber energi dalam sel dioksida menjadi
karbondioksida.
Konsentrasi karbondioksida (CO2) yang terelalu banyak dalam kumbung
menyebabkan pertumbuhan jamur tidak normal. Di dalam kumbung jamur
konsentrasi CO2 tidak boleh lebih dari 0,02%.
6. Tingkat Keasaman (pH)
Tingkat keasaman media tanam mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan jamur tiram putih. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah akan mempengaruhi penyerapan air dan hara, bahkan kemungkinan
akan tumbuh jamur lain yang akan menganggu pertumbuhan jamur tiram itu
sendiri, pH optimum pada media tanam berkisar 6-7.
TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM
1. Pembuatan Kubung
Kubung adalah bangunan tempat menyimpan bag log sebagai media
tumbuhnya jamur tiram yang terbuat dari bilik bambu atau tembok permanen.
Didalamnya tersusun rak-rak tempat media tumbuh/log jamur tiram. Ukuran
kubung bervariasi tergantung dari luas lahan yang dimiliki.
Tujuannya untuk menyimpan bag log sesuai dengan persyaratan tumbuh yang
dikehendaki jamur tersebut.
Bag log adalah kantong plastik transparan berisi campuran mediajamur.
Rak dalam kubung disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam
pemeliharan dan sirkulasi udara terjaga.
Umumnya jark antara rak ± 75 cm. Jarak didalam rak 60 cm (4 – 5 bag log),
lebar rak 50 cm, tingi rak maksimal 3 m, panjang disesuaikan dengan kondisi
ruangan.
Bag log dapat disusun secara vertikal cocok untuk daerah lebih kering.
Sedangkan penyusunan secara horizontal untuk daerah dengan kelembaban
tinggi.
Antara rak pertama berjarak 20 cm.
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat kubung berupa tiang
kaso/bambu, rak-rak, bilik untuk dinding dan atap berupa genteng, asbes atau
rumbia.
Jumlah dan tinggi rak tergantung pada tinggi ruang pemeliharaan dan jumlah
baglog yang akan dipelihara.
(img:1699558465710)
Kubung
2. Peralatan Dalam Pembuatan Baglog
a. Alat Sterilisasi, bisa berupa drum, autoclave maupun boiler (steril bak)
lengkap dengan kompor.
b. Alat Pengadukan, ayakan, cangkul, sekop, ember, selang.
c. Alat inokulasi, lampu bunsen, masker, jas lab, spatula/pinset,
alkohol/spritus, hand Sprayer
d. Alat angkot, keranjang
e. Alat penyiraman
f. Alat Panen
3. Pembuatan Media Tanam
1. Pengayakan
Pengayakan adalah kegiatan memisahkan atau menyaring serbuk kayu
gergaji yang bersar dan kecil/halus sehingga didapatkan serbuk kayu
gergaji yang halus dan seragam.
Tujuannya untuk mendapatkan media tanam yang memiliki kepadatan
tertentu tanpa merusak kantong plastik ( bag log) dan mendapatkan
tingkat pertumbuhan miselia yang merata.
2. Pencampuran
Pencampuran serbuk kayu gergaji dengan dedak, kapur dan gips sesuai
takaran untuk mendapatkan komposisi media yang merata.
Tujuannya menyediakan sumber hara/nutrisi yang cukup bagi
pertumbuhan dan perkemangan jamur tiram sampai siap dipanen.
Media untuk pertumbuhan jamur tiram sebaiknya dibuat
menyerupai kondisi tempat tumbuhn jamur tiram di alam.
Prosedur pelaksanaanya anatar lain ;
- Serbuk gergaji 100 kg sebagai media tanam
- Dedak 15 kg sebagai sumber makanan tambahan bagi pertumbuhan
jamur
- Kapur 2kg dan gips 1 kg untuk mendapatkan pH 6-7 media tanam
sehingga memperlancar proses pertumbuhan jamur
- Serbuk gergaji yg sudah diayak dicampur dengan bekatul, kapur dan
gips.
Campuran bahan diaduk merata dan ditambahkan air bersih hingga
mencapai kadar air 60-65%, dapat ditandai bila dikepal hanya
mengeluarkan satu tetes air dan bila dibuka gumpalan serbuk kayu
tidak serta merta pecah.
Bahan yang telah dicampur bisa dikomposkan 1 hari, 3 hari, 7 hari
atau langsung dikantongi.
3. Pemeraman
Kegiatan menimbun campuran serbuk gergaji kemudia menutupnya
secara rapat dengan menggunakan plastik selama 1 malam.
Tujuannya menguraikan senyawa-senayawa kompleks dengan bantuan
mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa kompleks dengan bantuan
mikroba agar diperoleh senyawa-senyawa yang ebih sederhana,
sehingga lebih mudah dicerna oleh jamur dan memungkinkan
pertumbuhan jamur yang lebih baik.
4. Pengisian Media ke Kantung Palstik (Bag log)
Kegiatan memasukan campuran media ke dalam plastik polipropile (PP)
dengan kepadatan tertentu agar miselia jamur dapat tumbuh maksimal
dan menghasilkan panen yang optimal.
Tujuannya menyediakan media tanam bagi bibit jamur.
Prosedur pelaksanaan pengisian media kekantong plastik (bag log)
antara lain ;
- Campuran serbuk gergaji yang sudah dikompos dimasukan kedalam
kantong plastik ukuran 18x30, 20x30, 23 x 35 tergantung selera.
- Padatkan campuran dengan menggunakan botol atau alat lain
- Ujung plastik disatukan dan dipasang cincin dari potongan paralon/
bambu pada bagian leher plastik sehingga bungkusan akan
menyerupai botol
5. Sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk menonaktifkan
mikroba, baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat menganggu
pertumbuhan jamur yang ditanam.
Tujuannya mendapatkan serbuk kayu yang steril bebas dari mikroba
dan jamur lain yang tidak dikendaki. Sterilisasi dilakukan pada suhu 70° C
selama 5 – 8 jam, sedangkan sterilisasi autoclave membutuhkan waktu
selama 4 jam, pada suhu 121°C, dengan tekanan 1 atm.
6. Pendinginan
Proses pendinginan merupakan suatu upaya menurunan suhu media
tanam setelah disterilkan agar bibit yang akan dimasukkan ke dalam
bag log tidak mati.
Pendinginan dilakukan 8 – 12 jam sebelum dinokulasi. Temperatur yang
diinginkan adalah 30 - 35°C. Prosedur pelaksanaannya antara lain :
- Keluarkan bag log dari drum yang sudah disterilisasikan
- Diamkan dialam ruangan sebelum dilakukan inokulasi (pemberian bibit)
- Pendinginan dilakukan hingga temperatur mencapai 30 -35°C
7. Inokulasi Bibit (Penanaman Bibit)
Inokulasi adalah proses pemindahan sejumlah kecil miselia jamur dari
biakan induk kedalam media tanaman yang telah disediakan.
Tujuannya adalah menumbuhkan miselia jamur pada media tanam hingga
menghasilkan jamur yang siap panen.
Prosedur pelaksanaan inokulasi bibit antara lain ;
- Petugas yang akan menginokulasi bibit harus bersih, mencuci tangan
dengan alkohol, dan menggunakan pakaian bersih.
- Sterilkan saptula menggunakan alkohol 70% dan dibakar.
- Buka sumbatan kapas bag log, buat sedikit lubang pada media tanam
dengan menggunakan kayu yang steril yang diruncingkan.
- Ambil sedikit bibit jamur tiram (miselia) ± 1 (satu) sendok teh dan
letakkan ke dalam bag log setelah itu sedikit ditekan.
- Selanjutnya media yang telah diisi bibit ditutup dengan kapas kembali.
- Media baglog yang telah dinokulasi dibuat hingga 22 - 28º C untk
mempercepat pertumbuhan miselium.
8. Inkubasi
Inkubasi adalah menyimpan atau menempatkaqn media tanam yang telah
diinokulasi pada kondisi ruang tertentu agar miselia jamur tumbuh.
Tujuanya adalah untuk mendapatkan pertumbuhan miselia.
- Suhu ruang pertumbuhan miselia jamur antara 28–30 ºC utk
mempercepat pertumbuhan miselium
- Media baglog yg telah dinokulasi dipindahkan dalam ruang inkubasi
- Inkubasi dilakukan hingga seluruh permukaan media tumbuh dalam
baglog berwarna putih merata setelah 20-30 hari.
- Tutup kubung serapat mungkin sehingga cahaya matahari minimal,
kendalikan suhu ruang kubung mencapai 25 – 33oC.
9. Pemindahan ke Tempat Budidaya
- Baglog yang telah putih ditumbuhi miselium dipindahkan ke kumbung
budidaya
- Baglog yang miseliumnya sudah putih dan ada penebalan dibuka cincin
bambunya agar jamure bisa tumbuh.
10. Perawatan
- Baglog yang telah dibuka cincin dirawat dengan melakukan penyiraman
secara kabut untuk mempercepat pertumbuhan pinhead jamur
- Hal yang terpenting harus diperhatikan dalam kumbung adalah
menjaga suhu dan kelembaban yang dibutuhkan jamur
- Apabila kelembaban kurang, pinhead mati dan jika terlkalu lembab
jamur menjadi basah
11. Pemanenan
Ciri-ciri jamur tiram yang sudah siap dipanen adalah ;
- Tudung belum keriting
- Warna belum pudar
- Spora belum dilepaskan
- Tekstur masih kokoh dan lentur
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan adalah:
- Panen dilakukan dengan mencabut
- Tanpa menyisakan bagian jamur
- Bersih dan tidak berceceran
- Jamur dipanen setelah 3 hari muncul pinhead, ukuran
jamur cukup dan jamur tidak terlalu basah, hal ini akan
mempengaruhi harga dipasar
- Baglog yang telah dipanen dibersihkan dari sisa-sisa
jamur yang masih menempel pada baglog supaya tidak
mengundang hama dan penyakit
- Jamur yang telah dipanen dibersihkan kemudian diwadahi
dalam kantong plastik ukuran 3 kg, 5 kg, 10 kg dan siap
dipasarkan.
12. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan cara penyemprotan atau
pengkabutan dengan menggunakan air bersih yang ditujukan
pada ruang kubung dan media tumbuh jamur, tujuan untuk
menjaga kelembaban kubung.
13. Pengendalian hama dan penyakit
Penyakit dan hama sering timbul karena kurangnya ketelitian dan
kehati-hatian dalam melakukan penanganan produksi salah satunya
proses pemeliharaan.
Hal tersebut menimbulkan pekerjaan baru karena penyakit dan
hama yang menyerang harus segera ditangani. Bagi sebagian orang,
cara yang paling mudah untuk mengatasinya adalah dengan
menggunakan fungisida, insektisida dan bahan kimia lainnya.
Namun, penggunaan bahan-bahan kimia ternyata menimbulkan
permasalahan baru, tanaman dalam hal ini jamur tiram menjadi
tercemar bahan kimia dan tidak sehat untuk dikonsumsi sehingga
dapat menurunkan harga jual. Cara yang paling tepat untuk
mengatasi penyakit dan hama adalah dengan metode pencegahan,
karena mencegah lebih baik daripada mengobati..
Sebelum memahami hal-hal apa saja yang diperlukan dalam
pencegahan, terlebih dahulu diperlukan pengetahuan mengenai
bagaimana penyakit dan hama dapat menyebar. Ada 5 cara/media
utama yang dapat menyebabkan timbulnya hama dan penyakit :
1. Udara
2. Air
3. Tanah
4. Manusia
5. Bibit
Hama dan penyakit seperti spora jamur pengkontaminasi, bakteri
pengganggu, ataupun virus dapat menyebar dengan mudah melalui
aliran udara.
Bahkan hama serangga dapat menyebar dengan cara terbang melawan
aliran udara, demikian pula dengan air, tanah, manusia, dan bibit dapat
membawa sumber penyakit yang sama seperti udara.
Pengetahuan mengenai sumber timbulnya hama dan penyakit
merupakan bagian penting dalam proses pencegahan. Oleh karena itu,
kunci pencegahan timbulnya berbagai macam penyakit dan hama
adalah dengan menjaga kebersihan dan sanitasi.
Ada 5 poin yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan:
1. Kelancaran sirkulasi udara
2. Kebersihan air
3. Pasteurisasi yang sempurna dan steril
4. Kebersihan pekerja
5. Kebersihan lingkungan baik di dalam maupun di sekitar kumbung
Jenis-jenis hama dan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhan
jamur tiram diantaranya serangga, laba-laba, cacing, siput, rayap, jamur
parasit dan saprofit, serta bakteri dan virus. Berikut cara
pencegahannya :
Pencegahan Hama
1. Serangga
Lalat dan nyamuk merupakan serangga yang banyak terdapat dalam
kumbung yang tidak dipelihara dengan baik. Serangga biasanya masuk
bersamaan dengan keluar masuknya pekerja, melalui ventilasi, atau
melalui lubang-lubang kecil yang tidak terdeteksi. Kondisi yang lembab
ditambah dengan aroma substrat/media log sangat disukai serangga-
serangga ini yang akhirnya berkembang biak di dalam kumbung.
Serangga akan meletakkan telur-telurnya pada media baglog.
Setelah menetas, larva-larva yang tumbuh akan memakan miselium
dan tubuh buah jamur tiram sehingga batang jamur tiram berlubang-
lubang dan pertumbuhan tubuh buah jamur tiram menjadi terganggu
(keriput).
Setelah memasuki fase dewasa aktif (terbang) Serangga akan
berpindah ke media log jamur yang masih sehat dan berkembang
biak.
Demikian seterusnya sehingga dalam periode tertentu bisa
menyebabkan kerusakan yang cukup besar. Selain itu, serangga
juga biasa berperan sebagai vektor/pembawa penyakit/virus yang
dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Beberapa jenis
serangga yang dapat menularkan hama-penyakit pada kumbung
jamur diantaranya
* Licoriella spp
* Megaselia spp
* Lepidocyrtus spp
Pencegahan terhadap serangan – serangga ini dapat dilakukan
dengan cara memasang kawat kasa berukuran kecil pada bagian
ventilasi dan memasang plastik bening pada bagian luar pintu untuk
membiaskan cahaya sehingga serangga cenderung menghindar dan
menjauh dari kumbung. Bila upaya ini masih kurang, maka dapat
dilakukan upaya pengendalian serangga dengan cara memasang
perangkap serangga di dalam kumbung berupa lem yang dioleskan
secara merata pada lembaran kertas/plastik berwarna kuning.
2. Laba-laba
Laba-laba dapat memakan miselium dan tubuh buah jamur tiram.
Selain itu, laba-laba juga dapat menyebarkan spora jamur
pengganggu.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menebarkan serbuk kapur pada
permukaan lantai dan dinding kumbung. Jika terdapat sarang
laba-laba (biasanya terdapat di sela-sela baglog) maka harus segera
dimusnahkan.
3. Cacing
Hama cacing ini biasanya memakan miselium sehingga dapat
mengakibatkan jamur tidak tumbuh sama sekali/gagal tumbuh.
Hama cacing sangat kecil (±1 mm) dan dapat berkembang biak
dengan cepat.
Pencegahan hama cacing dapat dilakukan melakukan proses sterilisasi
dengan sempurna sehingga telur-telur cacing mati.
4. Siput
Ruang kumbung yang tidak bersih dan lantai kumbung yang kotor
dan becek seringkali mengundang kedatangan siput.
Siput akan memakan tubuh buah jamur tiram yang baru tumbuh
sehingga pertumbuhan jamur tiram menjadi tidak optimal/rusak.
Salah satu cara alami untuk mencegah ataupun mengatasi serangan
siput ialah dengan menyemprot lantai kumbung dan rak dengan
ekstrak jarak pagar.
5. Rayap
Mendeteksi kehadiran rayap relatif sulit dilakukan.
Biasanya kita baru menyadari kehadiran rayap setelah melihat
kerusakan yang ditimbulkannya. Rayap memakan zat yang
terkandung di dalam kayu yaitu selulosa.
Zat ini juga terdapat dalam media baglog jamur tiram sehingga
kemungkinan kerusakan baglog juga cukup besar.
Cara sederhana ialah dengan menyemprotkan zat kimia anti rayap.
Cara alami yang bisa diupayakan yaitu dengan menggunakan ekstrak
sereh yang disemprotkan ke bagian tanah atau bagian kumbung
yang terkena serangan.
Pencegahan Penyakit
Penyakit pada jamur tiram biasanya disebabkan oleh fungi, kapang,
bakteri ataupun virus. Jamur tiram atau baglog yang terserang
penyakit biasanya ditandai dengan timbulnya noda-noda berwarna,
berlendir, atau kerusakan fisik tubuh buah jamur tiram sehingga tidak
dapat dipanen.
Secara umum, timbulnya penyakit pada jamur ini disebabkan karena
kurang sterilnya proses produksi mulai dari pembibitan hingga inkubasi.
Beberapa jenis penyakit yang umum terdapat pada jamur tiram
diantaranya :
1. Trichoderma spp
Trichoderma dapat menyebar melalui udara atau terbawa oleh
pekerja.
Ciri-ciri kontaminasi yang disebabkan oleh jamur ini adalah timbulnya
bintik bintik atau noda hijau pada media baglog jamur tiram sehingga
pertumbuhan miselium jamur tiram menjadi terhambat.
Trichoderma biasanya banyak terdapat pada media log jamur yang
telah mati atau pada permukaan tanah. Cara mengatasi masalah ini
adalah dengan segera membuang media log jamur tiram yang telah
terkontaminasi.
Sedangkan pencegahannya dapat dilakukan dengan melakukan
sterilisasi/desinfektasi tenaga kerja dan peralatan yang digunakan
untuk perawatan kumbung.
2. Mucor spp.
Kontaminasi Mucor ditandai dengan timbulnya noda hitam pada
permukaan media baglog. Kontaminasi ini menyebabkan adanya
persaingan pertumbuhan Mucor dengan miselium jamur tiram.
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah susunan
baglog jamur dan mengatur /menurunkan suhu ruangan dengan
membuka dan mengatur sirkulasi udara.
3. Neurospora spp
Neurospora dapat menghambat pertumbuhan miselium dan tubuh
buah, Neurospora menimbulkan tepung “orange” pada permukaan
kapas penyumbat baglog. Pencegahan dilakukan dengan melakukan
sterilisasi media baglog dengan sempurna dan mengurangi jumlah
susunan baglog jamur tiram.
4. Penicillium spp
Kontaminasi Penicillium ditandai dengan tumbuhnya miselium
berwarna coklat /merah tua. Pencegahan dapat dilakukan dengan
cara menjaga kebersihan ruang inkubasi. Sedangkan untuk
mengatasi agar serangan Penicillium tidak menyebar adalah
dengan membuang media baglog yang terkontaminasi.
14. Pengaturan Suhu Ruangan
Membuka dan menutup pintu dan jendela (ventilasi) kubung dan
untuk mengatur suhu dan kelembaban agar sesuai dengan
kebutuhan yang ditentukan.
Tujuanya untuk mendapatkan pertumbuhan jamaur yang optimal.
Agar pertumbuhan jamur optimal diperlukan suhu ruangan dalam
kubung 28 - 30°C dan kelembaban sebesar 50 -60% pada saat
inkubasi.
Sedangkan suhu pada pembentukan tubuh buah sampai panen
berkisar antara 22 -28 °C dengan kelembaban 90 – 95%. Apabila
kelembaban kurang, maka substrat tanaman akan mengering.
15. Penanganan Pasca Panen
- Jamur tiram kebanyakan dijual secara curah dalam bentuk segar
sehingga mempunyai kelemahan tidak tahan lama disimpan
- Dijual dengan cara dipak ke supermarket, hotel dan restauran
- Diolah menjadi makanan yang mempunyai nilai tambah lebih
seperti dalam bentuk pepes jamur, sate jamur, sop jamur,
tumis jamur, dendeng jamur, jamur lapis tepung, kripik jamur,
abon jamur, pangsit jamur, dll.
BEBERAPA METODE BUDIDAYA JAMUR TIRAM LAINNYA
Media tanam dan komposisi
Media tanam Pleurotus ostreatus yang digunakan adalah :
- jerami yang dicampurdengan air,
- dedak 10%
- kapur 1%.
* Fungsi dari jerami adalah sebagai bahan dasar dari pertumbuhan jamur,jerami
mengandung lignin, selulosa, karbohidrat, dan serat yang dapat didegradasi
oleh jamur menjadi karbohidrat yang kemudian dapat digunakan untuk sintesis
protein.
* Air pada jerami berfungsi sebagai pembentuk kelembapan dan sumber air bagi
pertunbuhan jamur.
* Dedak dan kapur merupakan bahan tambahan pada media tanam
Pleurotus ostreatus.
* Dedak ditambahkan pada media untuk meningkatkan nutrisi media tanam,
terutama sebagai sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen
* Kapur merupakan sumber kalsium bagi pertumbuhan jamur, selain itu juga kapur
berfungsi untuk mengatur pH media pertumbuhan jamur.
Media lain
Selain jerami, media lain yang dapat digunakan seperti media serbuk gergaji yang
mengandung selulosa, lignin, pentosan, zat ekstraktif, abu, jerami padi, media
limbah kapas, alang-alang, daun pisang, tongkol jagung, klobot jagung, gabah padi,
dan lain sebagainya, tetapi tetap saja pertumbuhan yang paling baik ada di media
serbuk gergaji dan merang.
Penyebabnya adalah karena jumlah lignoselulosa, lignin, dan serat pada serbuk
gergaji dan merang memang lebih tinggi, sebagai contohnya dalam pembuatan
media jerami padi, bahan-bahan yang digunakan adalah 15-20% jerami padi,
2.5% bekatul kaya karbohidrat, karbon, dan vitamin B komplek yang bisa
mempercepat pertumbuhan
dan mendorong perkembangan tubuh buah jamur, 1-1.5% kalsium karbonat atau
kapur menetralkan media sehingga dapat ditumbuhi oleh jamur (pH 6,8 – 7,0).
Selain itu, kapur juga mengandung kalsium sebagai penguat batang / akar jamur
agar tidak mudah rontok. 0.5% gips dapat memperkokoh struktus suatu bahan
campuran, dan terakhir 0.25% pupuk TS sebagai nutrisi.
Contoh Metode Budidaya
1. Budi daya jamur tiram menggunakan substrat jerami
Dengan tahapan sebagai berikut:
- Pembuatan media tanam dilakukan dengan memotong jerami menjadi
berukuran 1-2 cm.
- Rendam jeraminya selama semalaman.
- Setelah itu, ditiriskan airnya sebelum ditambahkan dedak 10% dan kapur
1% sebagai zat hara pertumbuhan jamur.
- Semua bahan diaduk rata dan campuran bahan tadi dimasukkan ke dalam
plastik yang tahan panas hingga terisi 2/3 bagian.
- Kemudian dipadatkan (dipukul-pukul dengan botol kaca).
- Setelah cukup padat, leher plastik bagian atas dimasukkan pipa paralon
dan dibagian tengah media subtrat diberi lubang dan ditancapkan tips.
- Selanjutnya ditutupi dengan kapas lalu media substrat dilapisi dengan
kertas dan diikat dengan karet.
- Media tersebut disterilisasi pada 121˚C selama 20 menit di dalam autoklaf
untuk memastikan bahwa tidak ada kontaminan yang tumbuh yang
mungkin akan mengganggu pertumbuhan jamur.
- Setelah steril, media substrat dibuka secara aseptis, lalu tips di tengah
-tengah media dan kapas diambil dengan pinset steril.
- Lubang yang terbentuk diisi dengan bibit jamur tiram yang ditumbuhkan
pada biji sorgum pada botol (aseptis).
- Lalu media ditutup kapas lagi dan dibungkus dengan kertas
- Media substrat diinkubasi pada suhu ruang selama beberapa minggu hingga
tumbuh miselium.
- Setelah tumbuh miselium, kapas pada media dibuang dan media dibiarkan
terbuka.
- Semprotkan air setiap hari pada tempat pertumbuhan jamur agar kondisi
sekitar lembab dan mendukung pertumbuhannya.
- Tubuh buah jamur akan tumbuh secara perlahan-lahan ketika media
lembab dalam waktu sekitar 1 bulan lebih.
- Tubuh buah yang sudah cukup besar diambil dan ditimbang.
2. Dr. Etty Sumiati, APU dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Lembang,
Bandung
Pada tahapan membuat media bibit induk ada 10 langkah yang perlu dilakukan.
- Pertama, bahan medianya yang berupa biji-bijian atau campuran serbuk
gergajian albusia (SKG) ditambah biji millet 1 (42%): 1 (42%).
- Kedua, bahan baku dicuci dan direbus selama 30 menit menggunakan
pressure cooker atau panci. Langkah
- Ketiga, bahan baku tersebut ditiriskan dengan ayakan, Tambahkan 1 %
kapur (Ca Cl3)/ , 1% gypsum (Ca S04), Vitamin B kompleks (sangat sedikit)
dan atau 15 % bekatul.
Kadar air: 45-60 persen dengan penambahan air sedikit dan pH 7.
- Keempat, bahan baku tersebut lalu distribusikan ke dalam baglog
polipropilen atau botol susu atau botol jam pada hari itu juga. Per botol
diisi 50-60 persen media bibit, disumbat kapas/kapuk, dibalut kertas
koran/alluminium foil.
- Kelima, sterilisasi dalam autoclav selama 2 jam atau pasteurisasi 8 jam
pada hari itu juga. Temperatur autoclave 121° C, tekanan 1 lb, selama
2 jam.Temperatur pasteurisasi 95°C.
- Keenam, lakukan inokulasi dengan Laminar flow satu hari kemudian.
Setelah suhu media bibit turun sampai suhu kamar dilakukan inokulasi bibit
asal biakan mumi pada media PDA (sebanyak 2-3 koloni miselium per
botol bibit).
- Ketujuh, inkubas perrtumbuhan miselium 15-21 hari), pada ruang inkubasi/
inkubator, suhu 22-28 °C.
- Kedelapan, botol atau baglog isi bibit dikocok setiap hari, dua hingga
tiga kali.
Hal ini dilakukan agar pertumbuhan miselium bibit jamur merata dan cepat
serta media bibit tidak menggumpal/ mengeras.
- Kesembilan, bibit induk dipenuhi miselium jamur dengan ciri pertumbuhan
miselium jamur kompak dan merata.
- Kesepuluh, jamur tersebut digunakan sebagai inokulan/bibit induk/bibit
sehat perbanyakan ke 1 dan ke 2.
Bibit ini bisa disimpan dalam lemari pendingin (0°C) selama 1tahun, bila tidak
akan segera digunakan.
Tahapan selanjutnya adalah memproduksi jamur tiram (Pleurotus spp).
Dalam tahapan ini juga ada 10 langkah.
- Pertama, siapkan serbuk kayu gergajian albasia.
Rendam selama 0-12 jam (bergantung pada spesies/strain serbuk kayu
yang digunakan).
- Kedua, tiriskan sampai tidak ada air, pada hari itu juga, dengan
menggunakan saringan kawat atau ayakan kawat.
- Ketiga, membuat subtrat/ media tumbuh, pada hari itu juga.
Tambahkan 5-15 % bekatul atau polar (bergantung pada spesies/strain
%yang digunakan), 2%kapur (Ca Cl3), 2 % gypsum (CaSO4)
dan air bersih, diaduk merata, kadar air substrat 65 persen, pH 7.
- Keempat, distribusikan ke dalam baglog polipropilen, pada hari itu juga.
Padatkan dalam wadah tersebut, beri lubang bagian tengah, dipasang
mulut cincin pralon, kemudian ditutup dengan kapas/ kertas minyak.
- Kelima , sterilisasi/pasteurisasi, satu hari kemudian. Simpan dalam kamar
uap atau kukus dalam drum dengan suhu media di dalam baglog 95-120
0 C selama 1-3 kali 8 jam bergantung pada jumlah substrat yang akan
dipasteurisasi.
- Keenam, inokulasi substrat dengan spawn di ruang inokulasi.
Setelah suhu baglog subtrat turun sampai suhu kamar, inokulasikan bibit
pada substrat dalam laminar flow. Bibit 10-15 g/kg subtrat.
- Ketujuh, inkubasi baglog substrat (pertumbuhan miselium 15-30 hari).
Rumah jamur/kubung/ruang inkubasi dijaga tetap kering dan bersih,
suhu 22-28°C tanpa cahaya.
- Kedelapan, baglog substrat dibuka, cincin dibuka (7-15 hari kemudian).
Cara membuka berbeda-beda, tergantung jenis jamur kayu yang
digunakan.
- Kesembilan, baglog disusun di rak dalam rumah jamur (pertumbuhan
jamur 10-15 hari kemudian, tumbuh pin head/bakal tubuh buah).
Bakal tubuh buah tersebut disiram air bersih agar jamur tumbuh.
Untuk jamur tiram, yang disiram rumah jamurnya.
Untuk jamur kuping penyiraman langsung pada substrat sampai
basah kuyup.
Suhu rumah jamur 16-22°C RH : 80-90 persen.
- Kesepuluh, panen jamur tiram/jamur kuping. Panen kurang dari 9
kali dalam waktu kurang dari 1,5 bulan tergantung cara
pemeliharaan/penyiraman jamur dan kebersihan kubung.
Atau bisa panen 2-5 kali seminggu.