Potensi Pertanian
A. JAGUNG. jenis ini juga banyak dimanfaatkan sebagai salah satu bahan baku industri makanan dan memiliki daya jual yang tinggi. Kualitas jagung hibrida tergolong sangat bagus, tahan terhadap hama dan memiliki mudah pengolahannya. Pengembangan jagung hibrida di Kabupaten Boyolali sangat membantu perekonomian masyarakat. Karena selain dapat dimanfaatlam jagungnya sebagai salah satu komoditi pertanian yang cukup diandalkan, daun-daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi yang merupakan ternak andalan Kabupaten Boyolali.
B. PEPAYA
Budidaya pepaya dikembangkan di
Kecamatan Mojosongo, Teras, Boyolali, Musuk dan Ampel. Produksi 15.276,7
ton per tahun dari sekitar 858.848 batang pohon. Terbanyak di jawa tengah. Pemasaran buah ini ke
berbagai daerah di Jawa tengah dan Jakarta. Selain untuk konsumsi buah
segar, pepaya juga menjadi bahan baku industri saos, asinan dan sari
buah. Industri pengolahan buah seperti seperti pepaya dan lain-lain di
Indonesia cukup berkembang. Termasuk pengolahan buah pepaya untuk saos,
sari buah, asinan dan lain-lain. Kabupaten Boyolali menyediakan buah
pepaya yang cukup banyak dan dapat memenuhi kebutuhan industri tersebut,
selain untuk kebutuhan konsumsi buah segar.
C. PADI
Produksi padi Boyolali mencapai 207.312
ton per tahun pada areal 37.194 hektar yang tersebar di Kecamatan
Nogosari, Andong, Karanggede, Banyudono dan Ngemplak Selain dikonsumsi
lokal, padi juga dipasarkan ke berbagai daerah untuk kepentingan
industri pangan.
D. UBI KAYU
Setiap tahun Boyolali menghasilkan ubi
kayu atau singkong 197.969 ton dari areal 8.600 hektar. Daerah yang
menghasilkan meliputi Kecamatan Wonosegoro, Klego, Simo, Nogosari,
Sambi, Andong, Mojosongo, Karanggede, Musuk dan Kemusu. Singkong
dimanfaarkan untuk bahan makanan ringan dan bahan pakan ternak. Budidaya
asparagus dan rebung berkembangan di Kecamatan Teras dan Mojosongo pada
areal 15,4 hektar.
E. ASPARAGUS DAN REBUNG
Produksi asparagus 46,8 dan rebung 19,8
ton per tahun. Kedua komoditi ini untuk memenuhi permintaan ekspor dan
industri makanan olahan. Produksi tembakau rajangan di Kecamatan
Mojosongo, Banyudono, Musuk, Selo, Cepogo, Ampel, Teras dan Sawit .
Produksi 4.178.543 ton/tahun meliputi areal 5.369,35 hektar. Manfaat:
bahan baku industri rokok. Pemasaran: ke wilayah Jateng dan Jatim.
F. TEMBAKAU
Tembakau asapan dihasilkan di Kecamatan
Mojosongo, Banyudono, teras, Ampel dan Sawit. Produksi 1.760,79 ton per
tahun dengan areal seluas 2.635 hektar. Manfaat: Bahan baku industri
rokok. Pemasaran di wilayah Jateng dan Jatim. Industri pengolahan the
wangi. Lokasi di Kecamatan Ampel, Selo dan Cepogo Potensi: Produksi
191,63 kg/tahun pada areal 27,88 hektar Kegunaan: bahan baku pengolahan
the wangi.
G. TANAMAN JARAK
Budidaya tanaman jarak dan Industri
pengolahan minyak jarak. Lokasi di Kecamatan Klego, Andong, Kemusu,
Juwangi, Wonosegoro dan Nogosari. Potensi areal: 10.409 hektar Kegunaan:
bahan baku industri minyak jarak.
H. KOPI ARABIKA
Kopi Arabika dihasilkan di Kecamatan
Selo, Cepogo, Ampel dan Musuk. Potensi: Produksi 172,790 ton per tahun
pada areal 234 hektar. Kegunaan: memenuhi kebutuhan pasar ekspor dan
bahan baku industri kopi bubuk/instant.
I. JAHE DAN KENCUR
Produksi jahe di Kecamatan Ampel, Musuk,
Cepogo, Boyolali dan Selo Potensi produksi 4.363,170 ton per tahun pada
areal 611,85 hektar. Sedangkan kencur dihasilkan di Kecamatan Simo,
Andong, Klego, Sambi dan Nogosari Potensi produksi 5.670,290 ton per
tahun pada areal 490,95 hektar. Kedua komoditi ini untuk kepentingan
industri jamu dan minuman tradisional.
J. BUNGA KENANGA
Bunga kenanga dan melati dibudidayakan
di Kecamatan Banyudono, Mojosongo, Teras dan Sawit . Produksi bunga
kenanga 113,63 ton per tahun dan lahan tanaman melati 468 hektar. Bunga
kenanga dan mawar disuling untuk menghasilkan minyak atsiri sebagai
bahan baku minyak wangi dan kosmetik.
ALPUKAT
Prodduksi alpukat di kec.musuk dan mojosongo bagian barat daya. potensi produksi skitar 20.000 kwintal per tahun.
2011 Potensi Pertanian. Boyolali tersenyum dot com
0 komentar:
Post a Comment