BOLEHKAH MEMINTA SYAFA'AT KEPADA NABI MUHAMMAD?
PENDAHULUAN
Ada
ajaran dalam kitab hadis yang menyebutkan bahwa dengan mambaca
shalawat, manusia akan diberi syafa’at oleh Nabi Muhammad pada hari
kiamat. Apakah Al Qur’an membenarkan ajaran bershalawat untuk
mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad? Al Qur’an terjemahan yang digunakan adalah Al Qur’an terjemahan versi Departemen Agama RI dalam software Al Qur’an digital versi 2.1.
PENGERTIAN SYAFA’AT
Dalam kamus bahasa Arab Al-Huda karya Abu Khalid, MA yang diterbitkan oleh Fajar Mulya di Surabaya disebutkan bahwa syafaa’atun
berarti pertolongan. Atas dasar itu syafa’at dapat diartikan sebagai
pertolongan. Pemberi syafa’at berarti pemberi pertolongan. Kalau memang
artinya demikian, penulis dapat disebut sebagai pemberi syafa’at ketika
menolong orang lain dalam suatu masalah.
Namun
pengertian syafa’at tidak sebatas itu jika pertolongan yang dimaksud
berkaitan dengan pertolongan Allah. Pengertian syafa’at pun menjadi
lebih khusus lagi. Menurut Al Qur’an terjemahan versi Departemen Agama RI dalam software Al Qur’an digital versi 2.1, syafa’at adalah usaha
perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau
mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang lain. Dengan demikian, pemberi
syafa’at adalah pemberi jasa usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu
manfaat bagi orang lain atau mengelakkan sesuatu mudharat bagi orang
lain. Dengan kata lain, pemberi syafa’at adalah makhluk Allah yang
menjadi perantara dalam proses pemberian pertolongan dari Allah.
APAKAH BENAR PEMBERI SYAFA’AT ITU ADA?
Memang benar bahwa pemberi syafa’at itu ada. Keterangan tentang hal tersebut dijumpai dalam ayat 21:28 berikut ini.
21:28.
Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka (malaikat) dan
yang di belakang mereka, dan mereka tiada memberi syafa’at melainkan
kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati
karena takut kepada-Nya.
Dalam
ayat di atas terungkap bahwa yang menjadi pemberi syafa’at adalah
malaikat. Pemberian syafa’at malaikat tidak berguna jika Allah tidak
mengijinkannya (53:26).
53:26.
Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun
tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang
dikehendaki dan diridhai (Nya).
KEPADA SIAPA KITA MEMINTA SYAFA’AT?
Yang mempunyai syafa’at adalah Allah (39:44). Makhluk Allah dapat memberikan syafa’at karena ada ijin dari Allah (10:33).
39:44. Katakanlah: "Hanya kepunyaan Allah syafa’at itu semuanya. Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada- Nyalah kamu dikembalikan"
10:3.
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur
segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?
Jika
kita ingin mendapatkan syafa’at (pertolongan), kita meminta kepada yang
mempunyai syafa’at itu, yaitu Allah. Ini adalah logika yang jelas bahwa
kita meminta sesuatu kepada yang mempunyainya. Kita wajib meminta
syafa’at hanya kepada Allah. Sebagai manusia, kita hanya mengikuti
kehendak Allah. Kita tidak boleh mendikte Allah untuk menentukan makhluk
yang menjadi pemberi syafa’at. Kita serahkan saja kepada Allah untuk
menentukan makhluk yang dijinkan-Nya untuk menjadi pemberi syafa’at.
BENARKAH SHALAWAT MENDATANGKAN SYAFA’AT NABI MUHAMMAD?
Tidak
ada satu ayat pun dalam Al Qur’an yang menyebutkan bahwa shalawat dapat
mendatangkan syafa’at Nabi Muhammad. Ayat yang menyebutkan tentang
shalawat nabi adalah (33:56). Terlepas dari pengertian shalawat, dalam
ayat tersebut tidak disebutkan tentang ajaran bershalawat untuk
mendapatkan syafa’at. Jadi, ajaran bershalawat untuk mendapatkan
syafa’at Nabi Muhammad bukan ajaran Allah.
33:56.
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi.
Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan
ucapkanlah salam penghormatan kepadanya
BENARKAH NABI MUHAMMAD DAPAT MEMBERI SYAFA’AT?
Nabi
Muhammad sudah meninggal. Tidak ada satu ayat pun dalam Al Qur’an yang
menjelaskan bahwa Nabi Muhammad dapat memberi syafa’at. Allah
menjelaskan dalam Al Qur’an bahwa Nabi Muhammad hanyalah manusia biasa
(18:110) dan tidak mengetahui yang gaib serta bukan malaikat (11:31).
18:110. Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu,
yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya."
11:31. Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): "Aku mempunyai gudang-gudang rezki dan kekayaan dari Allah, dan aku tiada mengetahui yang ghaib", dan tidak (pula) aku mengatakan: "Bahwa sesungguhnya aku adalah malaikat",
dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina
oleh penglihatanmu: "Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan
kepada mereka." Allah lebih mengetahui apa yang ada pada diri mereka;
sesungguhnya aku, kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang
zalim.
Ditegaskan
lagi dalam 72:21 bahwa Nabi Muhammad tidak mampu memberikan
kemudharatan dan kemanfaatan kepada manusia. Jadi, mengapa orang meminta
syafa’at kepada Nabi Muhammad?
72:21.
Katakanlah: "Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu
kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan."
Orang
yang bershalawat untuk mendapatkan syafa’at Nabi Muhammad secara
sengaja adalah orang yang melakukan kegiatan ibadah untuk mengharapkan
syafa’at (pertolongan) dari selain Allah. Mengapa orang mengharapkan
pertolongan dari Nabi Muhammad? Padahal, yang mempunyai syafa’at adalah
Allah. Apakah memohon pertolongan kepada Nabi sama dengan memohon
pertolongan kepada Allah? Apakah mereka ingin menjadikan Nabi Muhammad sebagai tuhan selain Allah?
Marilah kita perhatikan ucapan orang yang menyembah tuhan selain Allah berikut ini.
10:18. Dan
mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat
mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah."
Katakanlah: "Apakah kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak
diketahui-Nya baik di langit dan tidak (pula) dibumi?" Maha Suci Allah
dan Maha Tinggi dari apa yang mereka mempersekutukan (itu).
Dalam
ayat 10:18 dijelaskan tentang orang-orang yang menyembah tuhan selain
Allah dan menganggap tuhan mereka sebagai pemberi syafa’at di sisi Allah
meskipun tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan. Dari sini kita dapat mengetahui bahwa pemberi syafa’at telah dianggap sebagai tuhan selain Allah. Jika
dikaitkan dengan Nabi Muhammad, apakah ini tidak berarti bahwa Nabi
Muhammad juga telah dijadikan sebagai tuhan selain Allah oleh yang
menganggapnya sebagai pemberi syafa’at? Kekhawatiran ini tidak
mengada-ada karena yang dikatakan Nabi dalam 72:21 sama dengan ciri-ciri
pemberi syafa’at dalam 10:18, yaitu ”Sesungguhnya aku tidak kuasa mendatangkan sesuatu kemudharatanpun kepadamu dan tidak (pula) suatu kemanfaatan.”
Jangan
lupa bahwa Allah hidup kekal selamanya. Allah yang sekarang sama dengan
Allah yang akan datang. Manusia tidak boleh meminta pertolongan
(syafa’at) kepada selain Allah selama-lamanya. Pada hari kiamat, orang
juga tidak boleh memohon syafa’at kepada Nabi Muhammad.
Syafa’at
seolah-olah menjadi sesuatu yang sulit dimengerti. Padahal, Al Qur’an
telah menerangkannya dengan jelas. Marilah kita resapi ayat surat Al
Faatihah ayat 5 berikut ini!
1:5. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.
Dengan
ayat 1:5 kita merasa yakin bahwa kita hanya boleh meminta pertolongan
kepada Allah. Kita wajib hanya meminta pertolongan kepada Allah
selama-lamanya. Proses pemberian pertolongan menjadi rahasia Allah.
Apakah Allah akan menolong secara langsung? Atau melalui perantara
berupa malaikat atau makhluk Allah yang lain? Itu semua menjadi rahasia
Allah. Adalah sangat tidak pantas bagi seorang manusia jika mendikte
Allah agar yang menjadi pemberi syafa’at adalah Nabi Muhammad.
KESIMPULAN
Manusia hanya diperintahkan untuk meminta pertolongan (syafa’at) kepada Allah. Allah memberi
ijin kepada makhluknya untuk menjadi pemberi syafa’at tetapi kita tidak
boleh meminta syafa’at kepada makhluk yang dijinkan Allah menjadi
pemberi syafa’at.
0 komentar:
Post a Comment