KHUSYUK DALAM SHALAT
PENDAHULUAN
Dalam
sebuah acara TV, dibahas cara agar bisa khusyuk dalam shalat. Oleh sang
ustad, audiens diajari cara agar ketika shalat dapat sampai meneteskan
air mata. Penulis menjadi penasaran dengan pengertian khusyuk.
Pengertian khusyuk dalam shalat yang penulis tangkap berdasarkan yang
diperoleh ketika browsing di
internet ialah keadaan pikiran dan hati yang terpusat hanya pada shalat.
Walaupun begitu, penulis masih perlu mencari tahu tentang arti khusyuk dalam Al Qur’an. Al Qur’an terjemahan yang digunakan adalah versi Dep. Agama RI
seperti yang terdapat dalam program komputer Al Qur’an digital versi
2.1. Jika digunakan Al Qur’an terjemahan yang lain, versinya disebutkan.
KATA KHUSYUK DALAM AL QUR’AN TERJEMAHAN
Kata khusyuk dalam Al Qur’an terjemahan dijumpai dalam ayat-ayat berikut ini.
17:109. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.
2:238. Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu'.
2:45.
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
23:2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya,
21:90.
Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya
dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah
orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap
dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.
Pengertian khusyuk yang ada dalam terjemahan di atas menurut Al Qur’an terjemahan bahasa Inggris versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri adalah sbb.
17:109. And they fall on their faces, weeping, and it increases their humility.” (Dan mereka jatuh pada wajah-wajah mereka, bercucuran air mata, dan itu menambah kerendahan hati mereka.)
2:238. Guard strictly the prayers, and (especially) the middle prayer, and stand up before Allah devoutly obedient. (Jagalah dengan ketat shalat-shalat, dan (terutama) shalat pertengahan, dan berdirilah di hadapan Allah patuh yang tulus.)
2:45. And seek help through patience and prayer; and indeed, it is difficult except for the humble ones, (Dan carilah pertolongan melalui kesabaran dan shalat; dan memang, ini adalah sulit kecuali bagi orang-orang yang rendah hati,)
23:2. Those who are humbly submissive during their prayers, (Mereka yang dengan rendah hati patuh dalam shalat-shalat mereka,)
21:90.
So We responded to him, and We bestowed on him Yahya, and We cured for
him his wife. Indeed, they used to hasten in good deeds and supplicate
to Us in hope and fear, and they were humbly submissive to Us. (Maka
Kami menanggapinya, dan Kami menganugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami
menyembuhkan istrinya. Sungguh, mereka terbiasa bersegera dalam
perbuatan baik dan memohon kepada Kami dalam harapan dan takut, dan
mereka dengan rendah hati patuh kepada Kami.)
Tampak dalam terjemahan di atas bahwa kata khusyuk
dalam terjemahan versi Dep. Agama RI diterjemahkan secara bervariasi
oleh Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri. Penulis tidak tahu
penyebab hal tersebut karena tidak bisa berbahasa Arab. Meskipun
demikian, kata tersebut sudah dikenal secara luas dan menjadi salah satu
kata dalam kamus besar bahasa Indonesia. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa khuyuk bermakna kerendahan hati atau kepatuhan disertai rasa rendah hati atau kepatuhan yang tulus.
Berdasarkan
uraian di atas, shalat dikatakan khusyuk jika dikerjakan dengan patuh
yang disertai rasa rendah hati. Artinya, shalat dikerjakan secara tulus
dengan menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang hamba Allah.
Kebalikan dari rendah hati adalah menyombongkan diri.
Nabi Isa dan para malaikat adalah contoh makhluk Allah yang rendah
hati. Mereka tidak berkeberatan menjadi hamba Allah dan tidak enggan
menyembah-Nya serta tidak meyombongkan diri (4:172 dan 16:49).
4:172.
Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak
(pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah).
Barangsiapa yang enggan dari menyembah-Nya, dan menyombongkan diri,
nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
16:49.
Dan kepada Allah sajalah bersujud segala apa yang berada di langit dan
semua makhluk yang melata di bumi dan (juga) para malaikat, sedang
mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.
Uraian
di atas menerangkan bahwa pengertian khuyuk dalam Al Qur’an berbeda
dengan pengertian khuyuk yang disebutkan dalam bab pendahuluan makalah
ini. Perbedaan pengertian ini berimplikasi sangat besar karena
mempengaruhi persepsi tentang cara shalat yang baik. Jika khusyuk
diartikan dengan keadaan pikiran dan hati yang terpusat hanya pada
shalat, mungkin akan ada orang yang merasa bahwa shalat tidak mudah
dilakukan. Barangkali, tidak sedikit orang yang teringat perkara-perkara
dalam kehidupan sehari-hari ketika shalat. Jika berpegang pada
pengertian khusyuk yang seperti itu, banyak orang akan dinilai tidak
khusyuk dalam shalatnya. Dan tidak berlebihan jika ada kekhawatiran
kemunculan ahli shalat atau pakar shalat.
Agar
bisa shalat dengan khusyuk, kita tidak perlu menjadi ahli shalat atau
pakar shalat atau doktor shalat atau profesor shalat. Menurut Al Qur’an,
orang bisa shalat dengan khusyuk jika mengerjakannya dengan patuh yang
disertai rasa rendah hati.
PENUTUP
Khuyuk bermakna kerendahan hati atau kepatuhan disertai rasa rendah hati atau kepatuhan yang tulus.
0 komentar:
Post a Comment