Wednesday 2 July 2014

PEMBIBITAN BURUNG PUYUH

BURUNG PUYUH ( Coturnix coturnix japonica ) SEBAGAI ANIMAL RESEARCH.
Burung puyuh yang dipelihara untuk menghasilkan telur yang dijual di pasaran saat ini adalah jenis Coturnix coturnix japonica. Adapun bedanya antara Gemak dengan puyuh jenis Coturnix coturnix japonica adalah jari kaki gemak 4 sedangkan coturnix tiga, gemak liar sedangkan coturnix telah dibiakkan dengan seleksi genetik yang ketat dan baik sehingga mampu menghasilkan jumlah telur 250 butir per tahunnya pada tahun pertama, sedangkan gemak produksi telur amat sedikit karena kehidupan masih liar seperti ayam hutan Vs ayam ras. Yang dapat dicirikan diantaranya adalah sebagai berikut : warna telur blirik hitam putih, bobot telur tetas sekitar antara 8 – 12 gram, kebutuhan pakan dewasa per ekor per hari 14 – 16 gram, umur betina pertama kali bertelur  umur 35 – 40 hari dan puncak produksi terjadi pada umur sekitar 3 – 4 bulan, bobot badan dewasa sekitar 140 gram baik jantan maupun betina. Anatomi dan fisologinya jenis puyuh Coturnix samaa persis dengan unggas yang lainnya, dengan demikian jika telah meneliti dari komoditi puyuh sinonnim dengan unggas – unggas yang lainnya. Burung puyuh yang dipelihara di berbagai peternak saat ini ada tiga jenis puyuh berdasarkan warna bulunya, yaitu : 1. warna bulu putih dengan mata kemerahan, tetapi setelah di amati dengan seksama puyuh jenis tersebut matanya agak buta dan berproduksi telur sangat rendah alias sebagai puyuh pedaging, 2. Bulu berwarna putih kekuning-kuningan berproduksi telur tinggi dan bersifat kanibal yang relatif sedikit bila dibandingakan dengan  jenis ke 3 yaitu bulu agak putih kehitam-hitaman yang mempunyai sifat kanibal agak tinggi dan agak besar. Umumnya peternak menyilangkan jenis puyuh warna kuning dengan puyuh warna hitam yang mempnuyai produksi telur relatif tinggi ( jika puyuh jantan hitam disilangkan dengan puyuh betina warna kuning, maka anak betinanya akan berwarna hitam dan sebaliknya ). 
TAHUKAH ANDA TENTANG HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN PUYUH ?
1. PUYUH JENIS UNGGAS MUDAH STRESS.
Burung  puyuh jenis Coturnix coturnix japonica mempunyai ciri yang relatif jelek, diantaranya adalah mudah mengalami stres ( stres yang terjadi biasanya disebabkan oleh karena kebisingan, perubahan suhu, perubahan pergantian pakan dan setelah potong paruh atau di vaksin ). Akibat dari stres tersebut dapat ditunjukkan dengan peubahan jumlah produksi telur dari yag relatif tinggi menjadi yang relatif rendah. Jika dibandingkan dengan unggas – unggas yang lainnya, maka puyuhlah yang mudah stres dan untuk kembali normal sangat membutuhkan waktu yang relatif lama bila dibandingkan dengan unggas – unggas yang lainnya. Jika terjadi stress, hal – hal yang perlu dilakukan oleh peternak diantaranya  adalah sebagai berikut : Harus mengetahui penyebab utamanya puyuh stres, jika udah ketemu penyebabnya kembalikan / kondisikan seperti sedia kala.  Biasanya memakan waktu yang cukup lama, sekitar seminggu barulah akan normal kembali.
 2. PAKAN BENTUK CRUMBLE  PENEYABAB KANIBAL PADA PUYUH.
Kanibal adalah sifat mematuk sesama uggas pada kelompok dimana unggas tersebut di pelihara dalam satu koloni. Sifat kanibal pada unggas dapat disebabkan oleh karena sifat genetik dan phenotype. Sifat genetik akan timbul jika faktor phenotype mendukungnya ( misalnya : paruh puyuh relatif kecil sehingga yang paling cocok adalah pakan jenis mash (halus) yang diberikan, tetapi jika diberi jenis bentuk berbutir (crumble) maka puyuh akan stress yang pada gilirannya akan mempunyai sifat kanibal ). Sifat kanibal pada puyuh dibagi menjadi 2 type yaitu : 1. type pertama adalah sifat kanibal berupa mencocok sesama puyuh dalam satu kelompok puyuh ( type kanibal ini mudah sekali penanganannya yaitu dengan  memisahkan puyuh-puyuh yang suka mematuk dari kelompoknya), sedangkan sifat kanibal type 2 adalah puyuh yang suka mematuk telurnya sendiri ( kanibal jenis yang sulit ditangani karena antara telur yang ditelurkan dengan paruh berdekatan, dengan demikian satu-satunya jalan disembelih karena sifat kanibal type ini tak akan hilang). Berdasarkan uraian tersbut diatas sebaiknya mengeliminir penyebab terjadinya sifat kanibal diantaranya : suhu kandang, keterlamabatan memberi pakan, kepadatan kandang dan perubahan pemberikan pakan baik ditinjau dari kualitas maupun kuantitasnya.
3. BESAR KECILNYA INDUKAN PUYUH DITENTUKAN SAAT DEWASA KELAMIN.
Dalam pemeliharaan puyuh jenis Coturnix coyurnix japonica ( yang banyak di pelihara di masyarakat Indonesia saat ini ),  jika anda memelihara 100 ekor betina dan 100 ekor jantan puyuh umur masuk kandang yang sama, pakan yang sama juga ( semua perlakuan pemeliharaan sama). Jika anda sempat menimbang 2 ekor jantan dan 2 ekor betina umur sehari, dapat diyakini bahwa yang jantan lebih berat bobotnya dibandingkan dengan yang betina. Kemudian dipelihara bersama sama dengan kondisi lingkungan dan pakan yang sama sampai dengan umur dewasa kelamin (mulai bertelur betina). Apa yang terjadi ?, ternyata  yang betina untuk hari-hari pemeliharaannya berikutnya akan lebih berat bobotnya dibandingkan dengan yang jantan sampai dewasa. Mengapa ? selain didalam tubuh betina ada telurnya dan mengkonsumsi lebih banyak yang akan dikonversikan untuk pembentukan telur, hidup pokok dan aktifitas hidupnya.
4. PENENTUKAN JENIS KELAMIN PADA PUYUH.
Imbangan jantan dan betina pada burung puyuh yang paling ideal adalah 1 : 4. Pada umumnya peternak puyuh cara menentukan puyuh betina (adanya blontang hitam dan putih di dada), sedangkan yang jantan (tidak ada blontang hitam putih di dadanya, namun yang pada dadanya kuningkuningan). Penentuan sperti yang dianut peternak sampai sekarang ini kebenarannya tidak mencapai 100 % karena ada puyuh jantan walau penilaiannya seperti di atas begitu pula ada yang betina. Nah, menurut penelitian penulis saat menempuh Magister Sains di IPB,  paling tepat  puyuh dikatakan jantan JIKA PADA LEHER DIBAWAH PARUH BAWAH TERLIHAT KEKUNINGKUNINGAN MENYELERET MEMANJANG. TATAPI YANG BETINA TIDAK DITANDAI SPT BETINA TSB.
5. JANGAN HERAN JIKA PUYUH MEMPUNYAI KONVERSI PAKAN YANG TINGGI.
Angka konversi pakan dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pakan yang dihabiskan dengan jumlah produksi yang dihasilkan (bisa telur ataupun daging). Angka tsb tidak mempunyai satuannya karena baik pembilang maupun penyebutnya mempunyai satuan yang sama. Itulah mengapa konversi pakan tak mempunyai satuan dan tidak diamati di kandang, tetapi cukup dihitung saja. Secara spesifik angka konversi pakan puyuh lebih tinggi bila dibandingkan dengan ayam maupun itik. Ayam petelur 2,2 – 2,5, pedaging 2, 1 – 2,3 dan itik sekitar 2,2 – 2,5, tetapi apa yang terjadi pada puyuh ? yaiutu sekitar 3 – 6. Arti angka konversi pakan 2,2 untuk menghasilkan 1 kg telur dibutuhkan pakan sebesar 2,2 kg, begitupula pada itik maupun puyuh. Mengapa demikian ? karena tidak ada pakan khusus puyuh yang harganya disesuaikan dengan harga hasil produk yang dihasilkan puyuh (telur atau dagingnya), tetapi pada kenyataannya harga pakan puyuh selalu disamakan dengan harga pakan ayam yang telurnya lebih mahal dari telur puyuh begitupula daging ayam lebih mahal dari daging puyuh.
6. SULITKAH MENGCANDLING PADA PUYUH / MENENTUKAN FERTILITASNYA ?
Candling adalah aktifitas memeriksa telur agar ditemukan mana telur yang fertil, telur yang infertil atau mana telur yang berkode Dead Embryo (DE). Telur bangsa unggas di dunia ini yang MEMPUNYAI WARNA YANG ANEH DAN BIN AJAIB HANYA PUYUH SAJA, mengapa ? perhatikan telur ayam jika ndak putih ya krem, telur itik jika biru muda atau putih, merpati keputihputihan. Nah, jika anda menetaskan telur ayam, itik atau merpati mudah melihat dengan candler karena warnanya transparan sehingga mudah terdeteksi hasil, tetapi bagaimana dengan telur puyuh yang blontang blontag hitam dan adanya lerek putih ? Jangan kuatir ini hasil pengamatan penulis dapat dituliskan beberapa cara menentukan fertilitas pada telur puyuh, Caranya : (1). jika anda berpengalaman atau sering melakukannya yaitu dibuat candler sebesar telur puyuh kemudian disinarkan pada lampu, amati yang sela sela putihnya, jika adanya cabang-cabang darah itu fertil (harus sering melakukannya) (2). Sampai akhir proses penetasan pada hari ke 18, jika ada yang telur masih utuh tidak menetas (dipecah), dengan dipecah kita tahu apa telur tsb fertil atau infertil.
7. BOBOT TELUR DAN UMUR INDUK BERAPAKAH YANG BAIK UNTUK DITETASKAN ?
Menurut hasil penelitian penulis dengan judul : Pengaruh  bobot telur dan umur induk terhadap performans pada burung puyuh (Coturnix coturnix japonica), 1987. Ada korelasi yang positif antara bobot telr telur dengan umur induk. Umur betina yang baru pertama kali bertelur akan menghasilkan bobot telur yang kecil, dan akan cenderung meningkat bobot telurnya yang diiukuti dengan panjang umurnya. Dengan demikian dari awal bertelur sampai akhir pemeliharaan dari puyuh mempunyai kisaran bobot telur sebesar 8 s/d 13 gram. Nah, yang baik untuk ditetaskan yaitu pada umur sekitar 3 – 4 bulan dengan bobot telur sebesar 10 – 11 gram. Mengapa ? umur sekitar itu baik pada yang jantan untuk menghasilkan kualitas semennya sedangkan yang betina akan menghasilkan telur yang ideal bobot telurnya, dengan demikian jika ditetaskan akan menghasilkan fertilitas dan daya tetas yang tinggi.

0 komentar:

 
Copyright © . pepaya boyolali - Posts · Comments
Theme Template by pepaya-boyolali · Powered by Blogger