Monday, 10 February 2014

KEBENARAN

Kebenaran

Berbicara kebenaran, berarti kita akan berbicara kepastian, kebebasan, keuniversalan dan kehakikian…
Mari kita endapkan keterikatan kita terhadap 'isme' yang kita miliki sekarang, sebab tidak akan objektif jika hal ini masih anda sandang… karena kebenaran itu akan tetap benar walaupun keluar dari kotoran anjing. (maaf saya tidak bermaksud mengeluarkan keimanan anda). Saya ingin anda melihat sesuatu itu apa adanya, tidak bercampur dengan anggapan / mitos, karena kebenaran itu meliputi segala sesuatu… Tidak ada yang terbebas dari kekuasaan yang maha mutlak. Walaupun saya mengungkapkan dengan kata-kata wahyu dalam alqur'an , saya akan tetap berbicara keuniversalan.
Sebelum kita memasuki kepada persoalan kebenaran MUTLAK, saya akan mengajak anda untuk memperhatikan gejala-gejala yang dialami oleh manusia, mulai dari gejala fisik, anda akan melihat sesuatu yang sama pada diri manusia. Fisik merupakan miniatur alam jagad raya, dimana dia tercipta dari untaian materi yang saling mengikat, bergerak, berevolusi, kemudian tumbuh dan berkembang… Juga anda perhatikan degup jantung, desah nafas, kedipan mata, yang bergerak bukan kemauan dirinya, semua ada diluar kekuasaan dirinya, itulah kebenaran adanya "kekuasaan" yang meliputi dirinya. Satu hal kebenaran yang bisa dirasakan bersama, baik orang hindu, islam, budha, atau kristen… ( Allah meliputi orang-orang kafir ; QS. Al Baqarah:19).
Dari segi kejiwaan, dalam dirinya ada rasa, senang, cinta, bahagia, kebencian, dan kepuasan. Jika kesadaran akan kejiwaannya berkembang maka akan ditemui keistimewaan jiwa yang amat luas, misalnya seorang meditator mampu melihat jarak jauh dengan kekuatan fikiran (telepati), tidak terbakar oleh panasnya api dll, semua nya adalah fenomena yang bisa terjadi kepada siapa saja jika digali dengan latihan kesadaran yang benar … Kebenaran itu juga telah terjadi kepada orang yang tekun melatih kejiwaannya maupun fisik dengan baik, sehingga muncul kekuatan yang timbul seperti mukjizat (jika hal ini terjadi kepada seorang yang terdoktrin dengan suatu agama maka dia akan menyandarkan kekuatan itu kepada apa yang menjadi kepercayaannya).
Seperti halnya orang yang melatih pernafasan dengan baik, ia mengolah energi bioelektrik dalam tubuhnya sehingga mampu memberikan kekuatan yang luar biasa. Tidak heran jika seorang yang telah mahir menghimpun daya elektrik ia mampu memecahkan balok es, mematahkan besi baja, mampu mendeteksi barang yang tersembunyi, tahan pukul benda keras maupun senjata tajam... dll.
Semua itu ada terjadi kepada manusia penganut agama apapun, akan tetapi mereka menyandarkan kekuataan itu kepada apa yang di yakininya… apakah itu kepada Yesus, Hyang Widhi, Tao, Sang Budha, Allah, dewa-dewa, dll, tergantung kepada doktrin kepercayaannya, tetapi pada hakikatnya kekuatan itu ada, tidak bisa dipungkiri.
Pada tatanan fenomena fisik dan psikhis, mungkin kita akan mengalami kesamaan dengan perjalanan meditator… penyembuh, pastor atau pendeta, biksu yang tekun berkonsentrasi kepada apa yang diyakininya (dalam hal ini Tuhan/ dewa-dewa) atau kadang juga sama dengan penggali olah jiwa yang tidak menggunakan pengertian ketuhanan sama sekali… seperti orang-orang yang mengembangkan kekuatan psikologisnya… telepati, hipnotisme dan olah rasa. Pengalaman-pengalaman ini bukanlah penentu sebuah klaim kebenaran agama tertentu, sehingga menganggap agama lain tidak mampu berbuat demikian,… tidak !! Akan tetapi hal ini sebagaimana ilmu-ilmu yang lainnya bersifat universal, seperti perasaan rindu, …cinta…sedih... bahagia… dan ketenangan. Keadaan ini bisa disebut sebagian dari pengalaman perasaan rohani. Yang tidak bisa di klaim sebagai milik orang islam saja, atau orang Kristen... dan yang lain. Banyak pendeta yang berdoa digereja memohon kesembuhan bagi sipenderita sakit parah ia bisa sembuh,... pendeta budha pun demikian,... dan tidak sedikit pula dari kalangan islam yang bukan kyai bisa berdoa untuk yang sakit, iapun bisa sembuh !!.
Lalu apakah sebenarnya yang terjadi terhadap mereka ini, sehingga apa yang mereka lakukan tampak tidak ada bedanya walaupun cara mereka berbeda dalam melakukan ritual,... bahkan berbeda kepercayaan ketuhanannya !!.
Pertama-tama yang harus kita ketahui adalah proses bagaimana konsep jiwa itu beraksi. Apa yang timbul dari kegiatan rohani manusia itu, untuk memasuki dunia / alam mimpi manusia harus mengalami kegiatan yang sama, misalnya harus meleremkan/ mengistirahatkan aktivitas fisiknya, maka jiwa akan mulai masuk kealam mimpi dalam keadaan tidak terikat oleh kegiatan fikiran dan fisiknya. Hal ini berlaku kepada siapa saja … (siapapun bisa memasuki alam ini, tanpa harus menjadi orang suci).
Untuk memasuki keadaan yang lebih tinggi dari alam mimpi, manusia harus menyadari akan jiwanya yang bersifat universal yang terbebas dari ikatan ruang dan waktu, tidak terpengaruh oleh batas fikiran, tidak mati, mampu melihat kedalaman bathin manusia, mengetahui rahasia alam dan ilmu, karena jiwa diciptakan memang demikian adanya. Seperti halnya kepada makhluk tuhan yang lainnya, apakah itu jin, syetan, malaikat, dewa-dewa, gondoruwo, bahkan tuyul adalah makhluk tuhan yang tidak terikat oleh waktu dan ruang, sehingga mereka mampu melihat tanpa batas, mengambil sesuatu dari alam ghaib, melakukan sesuatu diluar jangkauan pikiran manusia, mampu bergerak secepat kilat… termasuk rahasia mengobati, rahasia kuasa alam, rahasia relung hati manusia yang menyimpan file kehidupan dan perasaannya… Sampai tahapan ini keuniversalan jiwa masih berlaku tehadap agama-agama, sehingga banyak yang terjebak mengatakan bahwa agama itu sama !! Kekuatan tersebut sama dengan apa yang dilakukan antara orang suci, gondoruwo, jin malaikat, hampir tidak bisa dibedakan dan tidak harus menjadi suci (seperti yang anda sebutkkan, pendeta, biarawati wali dll).
Untuk anda ketahui, bahwa jiwa manusia apakah jiwa itu jahat atau baik, tetaplah oknum makhluk yang memiliki kemampuan kasyaf, tidak terikat waktu, mampu melihat kedepan, dan memiliki kekuatan yang dahsyat.
Ada cara manusia membangkitkan kesadaran jiwa itu, ialah melakukan perenungan / kontemplasi / meditasi / dzikir,… semua ditujukan kepada objek yang diyakininya… apakah itu Yesus kristus, sang budha, patung, atau titik hitam seperti yang dilakukan oleh pelaku hipnotisme. Jika hal ini anda lakukan terus menerus, maka andapun akan mengalami perubahan kesadaran, dari kesadaran fisik kepada kesadaran jiwa. Kalau hal ini bisa dicapai dengan baik maka orang tersebut mampu melakukan sesuatu yang luar biasa. Karena objek fikir tadi hanyalah sesuatu yang menolong melepaskan jiwa dari keterikatan fisiknya (kesadaran fisik) saja, jadi siapa saja tidak perduli objeknya apa, apakah itu tuhan, mantra, gambar patung,… jika anda berkonsentrasi dengan objek-objek tadi maka lambat laun jiwa anda akan melepaskan ikatannya terhadap badan,… dan anda akan menjadi eksis sebagai jiwa yang tidak terikat oleh badan.
Pada keadaan ini sebenarnya masih ada lagi perjalanan jiwa yang lebih tinggi, yaitu kesadaran ketuhanan,… objeknya adalah Tuhan… yang tidak bisa dibayangkan,... tidak sama dengan makhluknya, … bukan berupa suara…. Akan tetapi jiwa manusia terkadang berhenti kepada apa yang dia renungkan,… misalnya objek pikirnya adalah patung, maka dia tidak akan bisa melampaui dari wilayah itu, karena dianggap disitu adalah objek terakhir…. Juga bagi yang menyebut nama tuhan akan tetapi objek pikirnya kepada "nama", maka dia akan berhenti kepada apa yang dipikirkannya…
Artinya mereka masih tetap berada diwilayah yang sama yaitu jiwa yang luas… Akan tetapi islam meneruskan perjalanannya dari jiwa menujui sumber hakikat / kebenaran, yaitu dzat yang tak terbayangkan, yang tidak laki-laki, tidak perempuan, tidak beranak, tidak sama dengan makhluknya, tempat bergantungnya sesuatu.
Karena objek pikir dari kaum islam dengan kaum agama lain tidak sama, mereka melakukan meditasi atau kontemplasi,... objeknya adalah kepada sesuatu yang mudah dibayangkan… apakah itu berupa guru sejati,… cahaya,… patung,… gambar tuhan,… gambar dewa,… gambar ular naga….
Semua adalah alat untuk mencapaikan jiwa menuju yang lebih tinggi dari biasanya. Akan tetapi kelebihan akan kekuatan jiwa tersebut belum tentu menunjukkan sampainya seseorang menemukan kebenaran, karena ia masih berada diwilayah yang bisa digambarkan, bukan hakiki !!
Didalam Bagavad gita dijelaskan: bahwa barang siapa sesembahannya untuk dewa-dewa, maka ia kembali kepada dewa-dewa, barang siapa sesembahannya untuk roh alam, dia akan kembali kepada roh alam,… mereka akan mengalami reinkarnasi, akan tetapi jika sesembahannya untuk Brahman yang Agung dia akan kembali sempurna tidak akan mengalami reinkarnasi… siapakah Brahman Yang Agung itu, ialah tidak berupa, tidak sama dengan makhluknya, tidak laki-laki, tidak perempuan, tidak bisa dibayangkan… Ialah yang maha suci dari gambaran pikiran manusia….
Dalam kitab Bible dikatakan tuhan itu Esa dan yesus itu pesuruh Allah, Yahya pasal 17 ayat 13. inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka mengenal Engkau, Allah yang Esa, dan Yesus Kristus yang telah engkau suruhkan itu"
Didalam perjanjian baru, Markus, pasal 12 ayat 29 : Maka jawab Yesus kepadanya, hukum yang terutama ialah; dengarlah olehmu hai israil, adapun Allah tuhan kita ialah tuhan yang esa.
Saya berpikir jika mereka dalam bermeditasi objek fikirnya adalah apa yang tertera dalam kitab tersebut maka mereka akan mendapatkan akhirdari kebenaran,… bukan sampai kepada keluasan alam jiwa… syurga atau nirwana, karena kita tidak kembali kepada syurga akan tetapi kita kembali… innalillahi wainna ilaihi rajiun,… kepada Allahlah kita kembali bukan kepada syurga,... karena syurga itu masih berupa alam…
Jadi kebenaran itu adalah Tuhan itu sendiri, adapun kekuasaan atas semua makhluknya adalah kebenaran yang dikaitkan dengan pikiran atau mitos yang menjadi kepercayaannya… ibarat pendapat kebanyakan orang bahwa matahari itu terbit dari timur dan terbenam di sebelah barat..padahal hakikatnya tidak demikian…matahari itu tidak pernah terbit dan tidak pernah terbenani….itulah hakikat sebenarnya… akan tetapi manusia menggambarkan itu sesuai dengan persepsi dan konsepsinya sendiri..bukan hakikinya…
Seperti apa yang anda sebut, bahwa Bernadette seorang biarawati Kristen, tubuhnya tidak hancur walaupun dimakamkan bertahun-tahun. Terlepas dari apakah ia seorang alim dalam beribadah… hukum itu akan berlaku kepada siapa saja jika didalam tubuh orang tersebut banyak dikandung unsur ion negatif, adalah atom yang bermuatan negatif atau positif. Ion negatif sifatnya tidak stabil, ia paling suka mencari gandengan untuk berikatan. Tak terkecuali dengan bakteri, ikatan yang dibentuk inilah yang mengakibatkan bakteri mati. Dan tentu saja tidak sempat membusukkan badan atau benda disekitarnya…. Alqur'an telah menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari sari pati atau ekstrak alam.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari/ ekstrak yang berasal dari tanah (QS. Al Mukminun:12).

Setiap agama di dunia dinamakan atas nama pendirinya atau atas nama rakyat dimana agama itu dilahirkan, misalnya Kristen dinamakan demikian, karena ia mengambil namanya dari pendirinya kristus, budisme dari pendirinya Buddha; zoroasterianisme dari pendirinya zoroaster; Yudaisme, agama orang Yahudi, dari pendirinya yang termasuk dalam kaum Yudah dari negeri Yudea. Akan tetapi Islam, adalah merupakan suatu distinksi yang unik yang tidak memiliki asosiasi dengan orang ataupun rakyat tertentu. Kata ISLAM tidaklah menegaskan hubungan apapun yang serupa itu, karena ia tidaklah dimiliki oleh sesuatu rakyat, orang ataupun negara tertentu. Islam adalah sebuah kata bahasa arab bermakna universal, dinamakan demikian karena berarti berserah diri serta ketaatan dan ketakwaan kepada Allah, sehingga alam yang melakukan aktivitas geraknya dinamakan berislam (berserah diri terhadap hukum-hukum ketetapan Tuhan).
Anda dapat memperhatikan bahwa segala-galanya di alam ini,... adalah dibawah suatu kontrol dari suatu order pengaturan atau hukum. Matahari, bulan dan bintang semuanya terjalin bersama-sama dalam sebuah system oleh sebuah hukum yang tidak berubah, dimana mereka sedikitpun tidak dapat menyimpang. Bumi bergerak dalam arah tertentu dengan suatu kecepatan yang tetap, dan waktu, kecepatan, serta jalan yang ditentukan untuk gerakan itu tak pernah berubah-ubah. Sama halnya dengan anasir-anasir fisik seperti air, udara, panas dan cahaya berfungsi sesuai dengan prinsipnya masing-masing yang telah ditentukan, unsur-unsur dari kerajaan mineral, tumbuhan dan marga satwa semua mentaati hukum-hukum tertentu mereka yang sesuai dengan itu. Mereka tumbuh dan berubah, serta hidup dan mati. Islam menamakan pusat hukum alam itu adalah rabbul `alamin (tempat bergantungnya seluruh alam semesta)….
Jadi tidak dipungkiri ketetapan itu ada pada setiap orang islam (mukmin), kristen, budha, hindu, yahudi, zoraoaterianisme, taoisme dll, karena pada mereka itu ada keuniversalan yang bersifat perenial atau abadi …Karena kekuasaan Allah meliputi segala sesuatu (QS. Al Fushilat: 54) Allah meliputi orang-orang kafir (QS. Al Baqarah: 19).
Hukum itu berlaku terhadap siapa saja, misalnya seorang budha, yahudi, islam, kristen, jika mereka melakukan terjun payung dari pesawat udara pada suatu ketinggian tertentu… mereka akan turun kebumi dengan hukum gravitasi yang berlaku kepada mereka.
Fenomena itu bukan saja pada alam fisik saja, akan tetapi didalam fenomena kejiwaan manusia, akan ditemukan keadaan yang sama, misalnya… saudara kita yang Kristen memiliki kasih sayang, cinta, marah, benci, takut, senang, dan bahagia… Juga dalam diri jiwa orang-orang diluar Kristen itu ada keadaan jiwa yang sama. Jadi kebahagiaan, kedamaian, kasih sayang, kebencian tidak hanya ada pada satu golongan manusia.
Kesaksian manusia atas kebenaran adanya hukum alam (sunnatullah).
Firman Allah : sesungguhnya pada langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan binatang-binatang yang melata yang tersebar (dimuka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaaan Allah) bagi kamu yang yakin, dan pada pergantian malam dan siang serta hujan yang diturunkan Allah dari langit sebagai rezki lalu dihidupkannya
bumi sesudah matinya dengan aitr hujan itu, dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah ) bagi mereka yang berakal. Itulah ayat-ayat Allah, Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya. Maka dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah Allah dan ayat-ayat-Nya (QS. Al Jatsiyah:3-6)
Pergantian siang dan malam yang disebabkan oleh perputaran bumi pada sumbunya yang mempunyai arah tertentu, yaitu tidak sejajar dengan bidang edar bumi, mengelilingi matahari, serta pengaruh hujan yang menyiramkan air pada bumi, yang sesuai sunnatullah menumbuhkan biji-biji tanaman dan menghidupi tumbuhan yang merupakan rezki bagi ummat manusia dan tiupan-tiupan angin yang diakibatkan oleh perbedaan tekanan udara di permukaan bumi setelah ia menerima penyinaran matahari yang tidak serba sama.
Semua itu mudah kita mengerti, bagaimana mengenai ayat yang menyangkut penciptaan kita sendiri ?? Firman Allah :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari /ekstrak yang berasal dari tanah." (QS. Al Mukminun: 12).
"Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Tetapi mengapakah mereka tidak juga beriman" (QS. Al Anbiya':30).
"Wahai manusia, apabila kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur) maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari "turab" (suatu zat renik)" (QS. Al Hajj:5).
Pada rangkaian ayat-ayat diatas, saya hanya bermaksud mengungkapkan kebenaran kesaksian manusia atas sebuah penciptaan yang mempunyai nilai eksakta dan kebenaran secara universal. Dan ayat-ayat tadi berlaku terhadap orang-orang kafir sekalipun. Jika hal ini diteliti oleh kaum yang bukan islam maka mereka akan menemukan sesuatu yang benar,… walaupun mereka mengingkari akan Tuhan ( kafir).
Misalnya seorang yang kafir kepada tuhan, jika ia melakukan konsep manajemen yang baik dan rapih maka ia akan mendapatkan manfaat dari hukum itu, dan sebaliknya jika kaum mukmin tidak melaksanakan apa yang dikatakan dalam hukum universal (syariat), maka orang tersebut tidak akan pernah mampu membangun perusahaan yang solid…
Seorang Yogi dalam melaksanakan konsentrasinya dengan benar (serius) dia akan mendapatkan kepuasan dalam bermeditasi, karena dia mampu melepaskan jiwanya dari keterikatan fisiknya. Akan tetapi orang islam yang shalatnya sudah hampir lima puluhan tahun tidak mendapatkan kelezatan dan manfaat shalat, dikarenakan mereka tidak mengerti objek yang yang disembahnya, akibatnya pikirannya melayang tidak karuan,… sehingga jiwanya masih berkutat dalam pikiran dan gejolak nafsunya…
Bandingkan dengan orang pelaku yoga yang hanya melakukan sehari lima menit dengan konsentrasi kepada satu titik (alunan nafas, konsentrasi kepada pangkal hidung, dll),… dengan orang peshalat yang melakukannya minimal lima kali sehari selama puluhan tahun  akan tetapi tidak menembus objek pikirnya…. Dia akan menjadi orang yang tetap gamang, tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali hanya capek dan penat.

0 komentar:

 
Copyright © . pepaya boyolali - Posts · Comments
Theme Template by pepaya-boyolali · Powered by Blogger