Kebenaran
Berbicara kebenaran, berarti kita akan berbicara kepastian, kebebasan,
keuniversalan dan kehakikian…
Mari kita endapkan keterikatan kita terhadap 'isme' yang kita
miliki sekarang, sebab tidak akan objektif jika hal ini masih anda sandang…
karena kebenaran itu akan tetap benar walaupun keluar dari kotoran anjing.
(maaf saya tidak bermaksud mengeluarkan keimanan anda). Saya ingin anda melihat
sesuatu itu apa adanya, tidak bercampur dengan anggapan / mitos, karena kebenaran
itu meliputi segala sesuatu… Tidak ada yang terbebas dari kekuasaan yang maha
mutlak. Walaupun saya mengungkapkan dengan kata-kata wahyu dalam alqur'an ,
saya akan tetap berbicara keuniversalan.
Sebelum kita memasuki kepada persoalan kebenaran MUTLAK, saya akan
mengajak anda untuk memperhatikan gejala-gejala yang dialami oleh manusia,
mulai dari gejala fisik, anda akan melihat sesuatu yang sama pada diri manusia.
Fisik merupakan miniatur alam jagad raya, dimana dia tercipta dari untaian
materi yang saling mengikat, bergerak, berevolusi, kemudian tumbuh dan
berkembang… Juga anda perhatikan degup jantung, desah nafas, kedipan mata, yang
bergerak bukan kemauan dirinya, semua ada diluar kekuasaan dirinya, itulah
kebenaran adanya "kekuasaan" yang meliputi dirinya. Satu hal
kebenaran yang bisa dirasakan bersama, baik orang hindu, islam, budha, atau
kristen… ( Allah meliputi orang-orang kafir ; QS. Al Baqarah:19).
Dari segi kejiwaan, dalam dirinya ada rasa, senang, cinta,
bahagia, kebencian, dan kepuasan. Jika kesadaran akan kejiwaannya berkembang
maka akan ditemui keistimewaan jiwa yang amat luas, misalnya seorang meditator
mampu melihat jarak jauh dengan kekuatan fikiran (telepati), tidak terbakar
oleh panasnya api dll, semua nya adalah fenomena yang bisa terjadi kepada siapa
saja jika digali dengan latihan kesadaran yang benar … Kebenaran itu juga telah
terjadi kepada orang yang tekun melatih kejiwaannya maupun fisik dengan baik,
sehingga muncul kekuatan yang timbul seperti mukjizat (jika hal ini terjadi
kepada seorang yang terdoktrin dengan suatu agama maka dia akan menyandarkan
kekuatan itu kepada apa yang menjadi kepercayaannya).
Seperti halnya orang yang melatih pernafasan dengan baik, ia
mengolah energi bioelektrik dalam tubuhnya sehingga mampu memberikan kekuatan
yang luar biasa. Tidak heran jika seorang yang telah mahir menghimpun daya
elektrik ia mampu memecahkan balok es, mematahkan besi baja, mampu mendeteksi
barang yang tersembunyi, tahan pukul benda keras maupun senjata tajam... dll.
Semua itu ada terjadi kepada manusia penganut agama apapun, akan
tetapi mereka menyandarkan kekuataan itu kepada apa yang di yakininya… apakah
itu kepada Yesus, Hyang Widhi, Tao, Sang Budha, Allah, dewa-dewa, dll,
tergantung kepada doktrin kepercayaannya, tetapi pada hakikatnya kekuatan itu
ada, tidak bisa dipungkiri.
Pada tatanan fenomena fisik dan psikhis, mungkin kita akan
mengalami kesamaan dengan perjalanan meditator… penyembuh, pastor atau pendeta,
biksu yang tekun berkonsentrasi kepada apa yang diyakininya (dalam hal ini
Tuhan/ dewa-dewa) atau kadang juga sama dengan penggali olah jiwa yang tidak
menggunakan pengertian ketuhanan sama sekali… seperti orang-orang yang mengembangkan
kekuatan psikologisnya… telepati, hipnotisme dan olah rasa.
Pengalaman-pengalaman ini bukanlah penentu sebuah klaim kebenaran agama
tertentu, sehingga menganggap agama lain tidak mampu berbuat demikian,… tidak
!! Akan tetapi hal ini sebagaimana ilmu-ilmu yang lainnya bersifat universal,
seperti perasaan rindu, …cinta…sedih... bahagia… dan ketenangan. Keadaan ini
bisa disebut sebagian dari pengalaman perasaan rohani. Yang tidak bisa di klaim
sebagai milik orang islam saja, atau orang Kristen... dan yang lain. Banyak
pendeta yang berdoa digereja memohon kesembuhan bagi sipenderita sakit parah ia
bisa sembuh,... pendeta budha pun demikian,... dan tidak sedikit pula dari
kalangan islam yang bukan kyai bisa berdoa untuk yang sakit, iapun bisa sembuh
!!.
Lalu apakah sebenarnya yang terjadi terhadap mereka ini, sehingga
apa yang mereka lakukan tampak tidak ada bedanya walaupun cara mereka berbeda
dalam melakukan ritual,... bahkan berbeda kepercayaan ketuhanannya !!.
Pertama-tama yang harus kita ketahui adalah proses bagaimana
konsep jiwa itu beraksi. Apa yang timbul dari kegiatan rohani manusia itu,
untuk memasuki dunia / alam mimpi manusia harus mengalami kegiatan yang sama,
misalnya harus meleremkan/ mengistirahatkan aktivitas fisiknya, maka jiwa akan
mulai masuk kealam mimpi dalam keadaan tidak terikat oleh kegiatan fikiran dan
fisiknya. Hal ini berlaku kepada siapa saja … (siapapun bisa memasuki alam ini,
tanpa harus menjadi orang suci).
Untuk memasuki keadaan yang lebih tinggi dari alam mimpi, manusia
harus menyadari akan jiwanya yang bersifat universal yang terbebas dari ikatan
ruang dan waktu, tidak terpengaruh oleh batas fikiran, tidak mati, mampu
melihat kedalaman bathin manusia, mengetahui rahasia alam dan ilmu, karena jiwa
diciptakan memang demikian adanya. Seperti halnya kepada makhluk tuhan yang
lainnya, apakah itu jin, syetan, malaikat, dewa-dewa, gondoruwo, bahkan tuyul
adalah makhluk tuhan yang tidak terikat oleh waktu dan ruang, sehingga mereka
mampu melihat tanpa batas, mengambil sesuatu dari alam ghaib, melakukan sesuatu
diluar jangkauan pikiran manusia, mampu bergerak secepat kilat… termasuk
rahasia mengobati, rahasia kuasa alam, rahasia relung hati manusia yang
menyimpan file kehidupan dan perasaannya… Sampai tahapan ini keuniversalan jiwa
masih berlaku tehadap agama-agama, sehingga banyak yang terjebak mengatakan
bahwa agama itu sama !! Kekuatan tersebut sama dengan apa yang dilakukan antara
orang suci, gondoruwo, jin malaikat, hampir tidak bisa dibedakan dan tidak
harus menjadi suci (seperti yang anda sebutkkan, pendeta, biarawati wali dll).
Untuk anda ketahui, bahwa jiwa manusia apakah jiwa itu jahat atau
baik, tetaplah oknum makhluk yang memiliki kemampuan kasyaf, tidak terikat
waktu, mampu melihat kedepan, dan memiliki kekuatan yang dahsyat.
Ada cara manusia membangkitkan kesadaran jiwa itu, ialah melakukan
perenungan / kontemplasi / meditasi / dzikir,… semua ditujukan kepada objek
yang diyakininya… apakah itu Yesus kristus, sang budha, patung, atau titik
hitam seperti yang dilakukan oleh pelaku hipnotisme. Jika hal ini anda lakukan
terus menerus, maka andapun akan mengalami perubahan kesadaran, dari kesadaran
fisik kepada kesadaran jiwa. Kalau hal ini bisa dicapai dengan baik maka orang
tersebut mampu melakukan sesuatu yang luar biasa. Karena objek fikir tadi
hanyalah sesuatu yang menolong melepaskan jiwa dari keterikatan fisiknya
(kesadaran fisik) saja, jadi siapa saja tidak perduli objeknya apa, apakah itu
tuhan, mantra, gambar patung,… jika anda berkonsentrasi dengan objek-objek tadi
maka lambat laun jiwa anda akan melepaskan ikatannya terhadap badan,… dan anda
akan menjadi eksis sebagai jiwa yang tidak terikat oleh badan.
Pada keadaan ini sebenarnya masih ada lagi perjalanan jiwa yang
lebih tinggi, yaitu kesadaran ketuhanan,… objeknya adalah Tuhan… yang tidak
bisa dibayangkan,... tidak sama dengan makhluknya, … bukan berupa suara…. Akan
tetapi jiwa manusia terkadang berhenti kepada apa yang dia renungkan,… misalnya
objek pikirnya adalah patung, maka dia tidak akan bisa melampaui dari wilayah
itu, karena dianggap disitu adalah objek terakhir…. Juga bagi yang menyebut
nama tuhan akan tetapi objek pikirnya kepada "nama", maka dia akan
berhenti kepada apa yang dipikirkannya…
Artinya mereka masih tetap berada diwilayah yang sama yaitu jiwa
yang luas… Akan tetapi islam meneruskan perjalanannya dari jiwa menujui sumber
hakikat / kebenaran, yaitu dzat yang tak terbayangkan, yang tidak laki-laki,
tidak perempuan, tidak beranak, tidak sama dengan makhluknya, tempat
bergantungnya sesuatu.
Karena objek pikir dari kaum islam dengan kaum agama lain tidak
sama, mereka melakukan meditasi atau kontemplasi,... objeknya adalah kepada
sesuatu yang mudah dibayangkan… apakah itu berupa guru sejati,… cahaya,…
patung,… gambar tuhan,… gambar dewa,… gambar ular naga….
Semua adalah alat untuk mencapaikan jiwa menuju yang lebih tinggi
dari biasanya. Akan tetapi kelebihan akan kekuatan jiwa tersebut belum tentu
menunjukkan sampainya seseorang menemukan kebenaran, karena ia masih berada
diwilayah yang bisa digambarkan, bukan hakiki !!
Didalam Bagavad gita dijelaskan: bahwa barang siapa sesembahannya
untuk dewa-dewa, maka ia kembali kepada dewa-dewa, barang siapa sesembahannya
untuk roh alam, dia akan kembali kepada roh alam,… mereka akan mengalami reinkarnasi,
akan tetapi jika sesembahannya untuk Brahman yang Agung dia akan kembali
sempurna tidak akan mengalami reinkarnasi… siapakah Brahman Yang Agung itu,
ialah tidak berupa, tidak sama dengan makhluknya, tidak laki-laki, tidak
perempuan, tidak bisa dibayangkan… Ialah yang maha suci dari gambaran pikiran
manusia….
Dalam kitab Bible dikatakan tuhan itu Esa dan yesus itu pesuruh
Allah, Yahya pasal 17 ayat 13. inilah hidup yang kekal, yaitu supaya mereka
mengenal Engkau, Allah yang Esa, dan Yesus Kristus yang telah engkau suruhkan
itu"
Didalam perjanjian baru, Markus, pasal 12 ayat 29 : Maka jawab
Yesus kepadanya, hukum yang terutama ialah; dengarlah olehmu hai israil, adapun
Allah tuhan kita ialah tuhan yang esa.
Saya berpikir jika mereka dalam bermeditasi objek fikirnya adalah
apa yang tertera dalam kitab tersebut maka mereka akan mendapatkan akhirdari
kebenaran,… bukan sampai kepada keluasan alam jiwa… syurga atau nirwana, karena
kita tidak kembali kepada syurga akan tetapi kita kembali… innalillahi wainna
ilaihi rajiun,… kepada Allahlah kita kembali bukan kepada syurga,... karena
syurga itu masih berupa alam…
Jadi kebenaran itu adalah Tuhan itu sendiri, adapun kekuasaan atas
semua makhluknya adalah kebenaran yang dikaitkan dengan pikiran atau mitos yang
menjadi kepercayaannya… ibarat pendapat kebanyakan orang bahwa matahari itu
terbit dari timur dan terbenam di sebelah barat..padahal hakikatnya tidak
demikian…matahari itu tidak pernah terbit dan tidak pernah terbenani….itulah
hakikat sebenarnya… akan tetapi manusia menggambarkan itu sesuai dengan
persepsi dan konsepsinya sendiri..bukan hakikinya…
Seperti apa yang anda sebut, bahwa Bernadette seorang biarawati
Kristen, tubuhnya tidak hancur walaupun dimakamkan bertahun-tahun. Terlepas
dari apakah ia seorang alim dalam beribadah… hukum itu akan berlaku kepada
siapa saja jika didalam tubuh orang tersebut banyak dikandung unsur ion
negatif, adalah atom yang bermuatan negatif atau positif. Ion negatif sifatnya
tidak stabil, ia paling suka mencari gandengan untuk berikatan. Tak terkecuali
dengan bakteri, ikatan yang dibentuk inilah yang mengakibatkan bakteri mati.
Dan tentu saja tidak sempat membusukkan badan atau benda disekitarnya….
Alqur'an telah menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari sari pati atau ekstrak
alam.
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari/ ekstrak
yang berasal dari tanah (QS. Al Mukminun:12).
Setiap agama di dunia dinamakan atas nama pendirinya atau atas
nama rakyat dimana agama itu dilahirkan, misalnya Kristen dinamakan demikian,
karena ia mengambil namanya dari pendirinya kristus, budisme dari pendirinya
Buddha; zoroasterianisme dari pendirinya zoroaster; Yudaisme, agama orang
Yahudi, dari pendirinya yang termasuk dalam kaum Yudah dari negeri Yudea. Akan
tetapi Islam, adalah merupakan suatu distinksi yang unik yang tidak memiliki
asosiasi dengan orang ataupun rakyat tertentu. Kata ISLAM tidaklah menegaskan
hubungan apapun yang serupa itu, karena ia tidaklah dimiliki oleh sesuatu rakyat,
orang ataupun negara tertentu. Islam adalah sebuah kata bahasa arab bermakna
universal, dinamakan demikian karena berarti berserah diri serta ketaatan dan
ketakwaan kepada Allah, sehingga alam yang melakukan aktivitas geraknya
dinamakan berislam (berserah diri terhadap hukum-hukum ketetapan Tuhan).
Anda dapat memperhatikan bahwa segala-galanya di alam ini,...
adalah dibawah suatu kontrol dari suatu order pengaturan atau hukum. Matahari,
bulan dan bintang semuanya terjalin bersama-sama dalam sebuah system oleh
sebuah hukum yang tidak berubah, dimana mereka sedikitpun tidak dapat
menyimpang. Bumi bergerak dalam arah tertentu dengan suatu kecepatan yang
tetap, dan waktu, kecepatan, serta jalan yang ditentukan untuk gerakan itu tak
pernah berubah-ubah. Sama halnya dengan anasir-anasir fisik seperti air, udara,
panas dan cahaya berfungsi sesuai dengan prinsipnya masing-masing yang telah
ditentukan, unsur-unsur dari kerajaan mineral, tumbuhan dan marga satwa semua
mentaati hukum-hukum tertentu mereka yang sesuai dengan itu. Mereka tumbuh dan
berubah, serta hidup dan mati. Islam menamakan pusat hukum alam itu adalah
rabbul `alamin (tempat bergantungnya seluruh alam semesta)….
Jadi tidak dipungkiri ketetapan itu ada pada setiap orang islam
(mukmin), kristen, budha, hindu, yahudi, zoraoaterianisme, taoisme dll, karena
pada mereka itu ada keuniversalan yang bersifat perenial atau abadi …Karena kekuasaan
Allah meliputi segala sesuatu (QS. Al Fushilat: 54) Allah meliputi orang-orang
kafir (QS. Al Baqarah: 19).
Hukum itu berlaku terhadap siapa saja, misalnya seorang budha,
yahudi, islam, kristen, jika mereka melakukan terjun payung dari pesawat udara
pada suatu ketinggian tertentu… mereka akan turun kebumi dengan hukum gravitasi
yang berlaku kepada mereka.
Fenomena itu bukan saja pada alam fisik saja, akan tetapi didalam
fenomena kejiwaan manusia, akan ditemukan keadaan yang sama, misalnya… saudara
kita yang Kristen memiliki kasih sayang, cinta, marah, benci, takut, senang,
dan bahagia… Juga dalam diri jiwa orang-orang diluar Kristen itu ada keadaan
jiwa yang sama. Jadi kebahagiaan, kedamaian, kasih sayang, kebencian tidak
hanya ada pada satu golongan manusia.
Kesaksian manusia atas kebenaran adanya hukum alam (sunnatullah).
Firman Allah : sesungguhnya pada
langit dan bumi benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
orang-orang yang beriman. Dan pada penciptaan kamu dan binatang-binatang yang
melata yang tersebar (dimuka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaaan Allah) bagi
kamu yang yakin, dan pada pergantian malam dan siang serta hujan yang
diturunkan Allah dari langit sebagai rezki lalu dihidupkannya
bumi sesudah matinya dengan aitr hujan itu, dan pada perkisaran
angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah ) bagi mereka yang berakal.
Itulah ayat-ayat Allah, Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya. Maka
dengan perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah Allah dan
ayat-ayat-Nya (QS. Al Jatsiyah:3-6)
Pergantian siang dan malam yang disebabkan oleh perputaran bumi
pada sumbunya yang mempunyai arah tertentu, yaitu tidak sejajar dengan bidang
edar bumi, mengelilingi matahari, serta pengaruh hujan yang menyiramkan air
pada bumi, yang sesuai sunnatullah menumbuhkan biji-biji tanaman dan menghidupi
tumbuhan yang merupakan rezki bagi ummat manusia dan tiupan-tiupan angin yang
diakibatkan oleh perbedaan tekanan udara di permukaan bumi setelah ia menerima
penyinaran matahari yang tidak serba sama.
Semua itu mudah kita mengerti, bagaimana mengenai ayat yang
menyangkut penciptaan kita sendiri ?? Firman Allah :
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari sari
/ekstrak yang berasal dari tanah." (QS. Al Mukminun: 12).
"Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Tetapi
mengapakah mereka tidak juga beriman" (QS. Al Anbiya':30).
"Wahai manusia, apabila kamu dalam keraguan tentang
kebangkitan (dari kubur) maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Kami telah
menjadikan kamu dari "turab" (suatu zat renik)" (QS. Al Hajj:5).
Pada rangkaian ayat-ayat diatas, saya hanya bermaksud
mengungkapkan kebenaran kesaksian manusia atas sebuah penciptaan yang mempunyai
nilai eksakta dan kebenaran secara universal. Dan ayat-ayat tadi berlaku
terhadap orang-orang kafir sekalipun. Jika hal ini diteliti oleh kaum yang
bukan islam maka mereka akan menemukan sesuatu yang benar,… walaupun mereka
mengingkari akan Tuhan ( kafir).
Misalnya seorang yang kafir kepada tuhan, jika ia melakukan konsep
manajemen yang baik dan rapih maka ia akan mendapatkan manfaat dari hukum itu,
dan sebaliknya jika kaum mukmin tidak melaksanakan apa yang dikatakan dalam
hukum universal (syariat), maka orang tersebut tidak akan pernah mampu
membangun perusahaan yang solid…
Seorang Yogi dalam melaksanakan konsentrasinya dengan benar
(serius) dia akan mendapatkan kepuasan dalam bermeditasi, karena dia mampu
melepaskan jiwanya dari keterikatan fisiknya. Akan tetapi orang islam yang
shalatnya sudah hampir lima puluhan tahun tidak mendapatkan kelezatan dan
manfaat shalat, dikarenakan mereka tidak mengerti objek yang yang disembahnya,
akibatnya pikirannya melayang tidak karuan,… sehingga jiwanya masih berkutat
dalam pikiran dan gejolak nafsunya…
Bandingkan dengan orang pelaku yoga yang hanya melakukan sehari
lima menit dengan konsentrasi kepada satu titik (alunan nafas, konsentrasi
kepada pangkal hidung, dll),… dengan orang peshalat yang melakukannya minimal
lima kali sehari selama puluhan tahun akan
tetapi tidak menembus objek pikirnya…. Dia akan menjadi orang yang tetap
gamang, tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali hanya capek dan penat.
0 komentar:
Post a Comment