Perjalanan Mencari Yang Haq
Ada dua jalan yang ditempuh orang dalam mencari yang haq dengan
masing-masing dalilnya:
Man `arafa nafsahu faqad `arafa rabbahu
Barang siapa mengenal dirinya maka pasti dia akan kenal Tuhannya.
(Dalil ini yang sangat populer dikalangan sufi, meditator , filosof, teolog)
Man `arafa rabbahu faqad `arafa nafsahu
Barang siapa yang kenal Tuhannya pasti dia akan kenal dirinya.
Pada jalan pertama, biasanya di lakukan oleh para pencari murni,
mereka belum memiliki panduan tentang tuhan dengan jelas. Dia hanya berfikir
dari yang sangat sederhana... yaitu ketika ia melihat sebuah alam tergelar,
muncul pemikiran pasti ada yang membuatnya atau ada yang berkuasa dibalik alam
ini,... mustahil alam ini ada begitu saja... dan alam merupakan jejak-jejak
penciptanya … Dengan filsafat inilah orang akhirnya menemukan kesimpulan bahwa
Tuhan itu ada.
Sebagian meditator atau ahli sufi menggunakan pendekatan filsafat
ini dalam mencari Tuhan, yaitu tahapan mengenal diri dari segi wilayah-wilayah
alam pada dirinya, misalnya mengenali hatinya dan suasananya, pikiran,
perasaannya, dan lain-lain sehingga dia bisa membedakan dari mana intuisi itu
muncul, ... apakah dari fikirannya, dari perasaannya, atau dari luar dirinya…
Akan tetapi penggunaan jalur seperti ini sering kali membuat orang
mudah tersesat, karena pada tahapan-tahapan wilayah ini manusia sering terjebak
pada 'kegaiban' yang dia lihat dalam perjalanannya,... yang kadang-kadang
membuat hatinya tertarik dan berhenti sampai disini, karena kalau tidak
mempunyai tujuan yang kuat kepada Allah pastilah orang itu menghentikan
perjalanannya... Karena disana dia bisa melihat fenomena / keajaiban alam-alam
dan mampu melihat dengan kasyaf apa yang tersembunyi pada alam ini… akhirnya
mudah muncul 'keakuannya' bahwa dirinyalah yang paling hebat… akan tetapi jika
dia kuat terhadap Tuhan adalah tujuannya, pastilah dia selamat sampai
tujuannya….
Teori yang dilakukan tersebut adalah jalan terbalik, karena dalam
pencariannya ia telusuri jejak atau tanda-tanda yang ditinggalkannya (melalui
ciptaan / alam),... ibarat seseorang mencari kuda yang hilang, yang pertama di
telusuri adalah jejak tanda kaki kuda, kemudian memperhatikan suara ringkik
kuda dan akhirnya di temukan kandang kuda dan yang terakhir dia menemukan wujud
kuda yang sebenarnya…. Hal ini sebenarnya sangat menyulitkan para pelaku
pencari Tuhan,... karena terlalu lama di dalam mengidentifikasi alam-alam yang
akan di laluinya….
Dalil yang ke dua : adalah melangkah kepada yang paling dekat dari
dirinya…yaitu Yang Maha Dekat,... langkah ini yang paling cepat di tempuh
dibanding dalil pertama… Karena dalil pertama banyak dipengaruhi oleh para
filosof pada jaman pertengahan dalam hal ini filsafat Yunani. Teologi Kristen
dan Hindu telah banyak mempengaruhi filsafat ini. sehingga Al Ghazali gencar
mengkritik kaum filosof dengan menulis kitab tentang tidak setujunya dengan ide
filsafat masa itu yaitu Tahafut Al Falasifah / kerancuan filsafat….
Alghazali membantah pemikiran yang dimulai dengan rangkaian
berfikir terbalik,... beliau mengajukan gagasan bahwa ummat islam harus memulai
pemikirannya dari sumber pangkal ilmu pengetahuan yaitu Tuhan, bukan dimulai
dari luar yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, artinya sangat
berbahaya karena di dalam filsafat memulai berfikirnya dari tahapan yang real
menuju esensi dibalik semuanya berasal. Sedangkan di dalam Islam menunjukkan
keadaan Tuhan serta jalan yang akan di tempuh sudah di tulis dalam Alqur'an
agar ummat manusia tidak tersesat oleh rekaan-rekaan pikiran yang belum tentu
kebenarannya…
Pencarian kita telah di tulis dalam Alqur'an dan Allah menunjukkan
jalannya dengan sangat sederhana dan mudah …tidak menunjukkan alam-alam yang
mengakibatkan menjadi rancu dan bingung … karena alam-alam itu sangat banyak
dan kemungkinan menyesatkan kita amat besar…
Mari kita perhatikan cara Tuhan menunjukkan para hamba yang
mencari Tuhannya .
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku
maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang
yang berdoa apabila berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perinta-Ku) dan hendaklah mereka itu beriman kepada-Ku, agar mereka
selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah: 186).
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan menusia dan
mengetahui apa yang di bisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya
dari pada urat lehernya." (QS. Al Qaaf: 16).
Ayat-ayat diatas, mengungkapkan keberadaan Allah sebagai wujud
yang sangat dekat, dan kita diajak untuk memahami pernyataan tersebut secara
utuh. Alqur'an mengungkapkan jawaban secara dimensional dan dilihat dari
perspektif seluruh sisi pandangan manusia seutuhnya. Saat pertanyaan itu
terlontar, dimanakah Allah ? Maka Allah menjawab: Aku ini dekat, kemudian
jawaban meningkat sampai kepada, Aku lebih dekat dari urat leher kalian .atau
dimana saja kalian menghadap di situ wujud wajah-Ku…dan Aku ini maha meliputi
segala sesuatu….
Sebenarnya tidak ada alasan bagi kita jika dalam mencari tuhan
melalui tahapan terbalik…
Pada tahap pertama beliau nampak alam dan segala kejadian adalah
satu bersama Allah. dan pada tahap kedua nampak alam sebagai bayangan Allah;
dan pada tahap ke tiga beliau nampak Allah adalah berasingan dari pada segala
sesuatu di alam ini. Kalau hal ini hanya sebatas penjelasan terstruktur kepada
muridnya, saya anggap hal ini tidak menjadi persoalan, ... akan tetapi jika
tahapan-tahapan ini merupakan methodology dalam mencari tuhan,... saya kira ini
berbahaya, karena yang akan berjalan adalah fikirannya atau gagasannya, … yang
akhirnya timbul khayalan atau halusinasi.
Di dalam islam memulainya dengan pengenalan kepada Allah terlebih
dahulu yaitu dengan dzikrullah (mengingat Allah),... kemudian kita di perintah
langsung mendekati-Nya, karena Allah sudah sangat dekat..tidak perlu anda
mencari jauh-jauh melalui alam-alam yang amat luas dan membingungkan ..alam itu
sangat banyak dan bertingkat-tingkat. Tidak perlu kita memikirkannya…cukupkan
jiwa ini mendekat secara langsung kepada Allah… karena orang yang telah
berjumpa alam-alam belum tentu ia tunduk kepada Allah, karena alam disana tidak
ada bedanya dengan alam di dunia ini karena semua adalah ciptaan-Nya !!
Akan tetapi jika anda memulai dengan cara mendekatkan diri kepada
Allah, maka secara otomatis anda akan diperlihatkan / dipersaksikan kepada
kerajaan Tuhan yang amat luas. Maka saya setuju dengan dalil yang kedua, barang
siapa kenal Tuhannya maka dia akan kenal dirinya. Sebab kalau kita kenal dengan
pencipta-Nya, maka kita akan kenal dengan keadaan diri kita dan alam-alam
dibawahnya, karena semua berada dalam genggaman-Nya…karena Dia meliputi segala
sesuatu …karena Dia ada dimana saja kita ada, dan Dia sangat dekat.
Betapa rumitnya perjalanan yang dilalui oleh Eckankar, seperti apa
yang yang saya tulis pada bab Membuka hijab….dan bagi yang tidak kenal Alqur'an
akan mudah sekali berhenti dan tersesat kepada alam-alam itu …karena intuisi
itu amat banyak yang muncul dari segala suara alam-alam tersebut (tolong anda
baca tahapan spiritual yang di tulis pada bab Membuka hijab, karena akan
membantu penjelasan saya ini ).
Kesimpulan :
Islam mengajarkan didalam mencari tuhan, telah diberi jalan yang
termudah dengan dalil barang siapa kenal Tuhannya maka dia akan kenal dirinya…
hal ini telah ditunjukkan oleh Allah bahwa Allah itu sangat dekat,... atau
dengan dalil… barang siapa yang
sungguh-sungguh datang kepada Kami, pasti kami akan tunjukkan jalan-jalan
Kami... (QS: Al ankabut: 69).
"Wahai orang-orang yang beriman jika kamu bertakwa kepada
Allah niscaya dia akan menjadikan bagimu furqan (pembeda)." (QS : Al
Anfaal: 29).
Ayat-ayat ini membuktikan di dalam mendekatkan diri kepada Allah
tidak perlu lagi melalui proses pencarian atau menelusuri jalan-jalan yang di
temukan oleh kaum filsafat atau ahli spiritual di luar islam,... karena mereka
di dalam perjalanannya harus melalui tahapan-tahapan alam-alam… Islam di dalam
menemuhi Tuhannya harus mampu memfanakan alam-alam selain Allah dengan konsep
laa ilaha illallah… laa syai'un illallah… laa haula wala quwwata illa billah…
tidak ada ilah kecuali Allah… tidak ada sesuatu (termasuk alam - alam) kecuali
Allah, ... tidak ada daya dan upaya kecuali kekuatan Allah semata… .maka
berjalanlah atau melangkahlah kepada yang paling dekat dari kita terlebih
dahulu bukan melangkah dari yang paling jauh dari diri kita….
Demikian mudah-mudahan Allah membukakan hati kita…
0 komentar:
Post a Comment