Kita
semua mengetahui bahwa ada orang yang membaca Al Fatihah tanpa bacaan
basmalah yaitu ”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim”. Benarkah
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” bukan merupakan bagian Al Fatihah?
Meskipun pernah disinggung dalam makalah lain dalam blog ini, penulis
perlu menulis makalah ini secara khusus karena implikasinya sangat
besar. Al Qur’an terjemahan yang digunakan adalah karya Dep. Agama RI
yang terdapat dalam program komputer Al Qur’an Digital versi 2.1.
AL FATIHAH TANPA BACAAN BASMALAH
Mereka
yang membaca Al Fatihah tanpa ”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim”
bersandarkan pada hadis. Berikut ini 3 hadis yang penulis kutip dari
tabloid Khalifah Edisi 59/Th. II/2007/12-25 April/24 Rabu’ul Awal-7
Rabu’ul Akhir 1428 H, halaman 21.
1.
Dari ’Aisyiah r.a, is berkata : ”Ketika Rasulullah SAW shalat, beliau
mulai dengan takbir, kemudian langsung membaca ”Alhamdulillahi rabbil
’alamin”. (Hadits Riwayat Muslim)
2.
Dari Anas r.a. sebagaimana ada dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim,
ia berkata : ”Aku pernah shalat di belakang Nabi SAW, Abu Bakar, Umar,
dan Ustman. Mereka membaca Al Fatihah langsung Alhamdulillahi rabbil
’alamin tanpa basmalah”. Dalam riwayat Muslim ditambahkan : ”Mereka
tidak menyebut lafal basmalah baik di awal bacaan (Al Fatihah) maupun
akhir bacaan”.
3.
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata : ” Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda : ”Allah SWT berfirman : ”Aku membagi surah Al Fatihah
separuh-separuh antara Aku dan hambaKu. Dan hambaKu berhak mendapatkan
apa yang dia minta. Jika ada seorang hamba berkata
alhamdulillahirabbil’alamin. Allah berfirman : ”hambaKu memujiKu, jika
ia membaca arrahmanirrahim, Allah berfirman ”hambaKu memujiKu, jika ia
membaca lagi : maliki yaumid din, Allah berfirman :”hambaku
mengagungkanKu dan memasrahkan dirinya kepadaKu, maka jika ia membaca
:”iyyakana’budu wa iyyaka nasta’in, Allah berfirman :”Ini antara Aku dan
hambaKu, untuknya apa yang ia minta, maka jika ia membaca lagi :
”ihdinas shiratal mustaqim...dst Allah berfirman : ”ini untuk hambaKu
dan baginya apa yang ia minta. (Hadits Qudsi dalam Syarhun Nawawi ’Ala
Shahih Muslim, juz 3 halaman 12)
Atas
dasar ke 3 hadis itulah orang percaya bahwa
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” bukan bagian dari surat Al Fatihah. Kita
dapat menjumpai orang shalat tanpa membaca
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” dalam shalat berjamaah di Masjidil
Haran, di depan Kabah yang disiarkan televisi. Orang pun semakin banyak
yang menirunya karena mereka beranggapan bahwa cara shalat di Masjidil
Haram tersebut adalah sama dengan yang dilakukan Nabi Muhammad dahulu.
Ada
yang berkilah bahwa pada dasarnya mereka membaca
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” tetapi tidak dikeraskan suaranya.
Meskipun begitu, kita masih dapat bertanya. Mengapa pembacaan
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” tidak dikeraskan jika mereka percaya
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” merupakan bagian dari surat Al Fatihah?
Apakah ”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” merupakan ayat yang buruk? Apakah
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” merupakan ayat yang memalukan? Tentu
saja mereka sangat yakin bahwa tidak ada ayat Al Qur’an yang buruk atau
memalukan. Sudah dipastikan bahwa mereka tidak membaca
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” karena percaya pada hadis yang
mengajarkan bahwa ”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” bukan bagian dari Al
Fatihah.
AL FATIHAH DENGAN BACAAN BASMALAH
Surat
Al Fatihah dengan ”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” dijumpai dalam Al
Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad. Terjemahannya disajikan
berikut ini (1:1 sampai 1:7).
1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2. Segala puj bagi Allah, Tuhan semesta alam
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7.
(yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka;
bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat.
Teks asli dan transliterasi ayat 1:1 disajijan berikut ini.
001.001 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
001.001 Bismi All[a]hi a(l)rra[h]m[a]ni a(l)rra[h]eem(i)
(Also referred to as "Bismi Allahi arrahmani arraheem"
Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
Al Qur’an hanya ada satu di dunia ini. Semuanya berisi surat Al Fatihah yang terdiri dari 7 ayat. Ayat pertama adalah ”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim”.
Yang sangat disesalkan adalah bahwa ada penulis kitab hadis yang berani
menyalahkan hal tersebut.
NABI MUHAMMAD VERSUS PENULIS KITAB HADIS
Kita
dapat membagi manusia menjadi 3 golongan. Golongan pertama adalah orang
yang percaya bahwa ”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” merupakan bagian
dari surat Al Fatihah. Orang yang termasuk golongan ini adalah yang
mengikuti perintah Allah dalam 64:8.
64:8.
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya
(Al-Quran) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
Golongan kedua adalah orang yang percaya bahwa ”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim”
bukan bagian dari surat Al Fatihah. Mereka adalah orang yang beriman
pada penulis kitab hadis dan tidak beriman kepada Nabi Muhammad. Orang
dalam golongan ini termasuk orang yang tidak menjalankan perintah Allah
dalam 64:8.
Golongan
ketiga adalah orang yang menganggap bahwa surat Al Fatihah dengan
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” adalah benar dan surat Al Fatihah tanpa ”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” adalah
benar. Bagaimana mungkin ada dua hal bertentangan dianggap benar semua?
Mereka termasuk orang yang meragukan Al Qur’an. Meragukan Al Qur’an
adalah berdosa karena Allah berfirman bahwa tidak ada keraguan dalam Al
Qur’an (2:2 dan 10:37).
2:2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,
10:37.
Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al
Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan
hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.
Jadi,
kita tidak mempunyai pilihan lain kecuali hanya beriman kepada Al
Qur’an yang dibawa Nabi Muhammad. Ini sudah terlihat jelas dalam uraian
di atas dan tidak bisa dibantah.
Fakta
ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh percaya pada penulis kitab
hadis. Seperti dalam kasus ini, orang yang percaya pada penulis kitab
hadis dengan maksud ingin taat kepada Rasul Allah tetapi malah menjadi
mengingkari Rasul Allah. Sungguh sangat berbahaya akibat yang
ditimbulkan apabila orang percaya pada penulis kitab hadis. Coba
bayangkan saja! Mereka berani-beraninya menulis kitab yang isinya
menyalahkan Al Qur’an. Dan perlu diingat bahwa Allah tidak berkenan jika
Al Qur’an diremehkan (56:81)
56:81. Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Quran ini?
Yang
sungguh disayangkan adalah banyak sekali orang yang percaya pada
penulis kitab hadis. Dan tampaknya mereka akan membela mati-matian kitab
yang ditulis oleh penulis hadis. Padahal, sudah sangat jelas sekali,
terang benderang, mencolok, bahwa penulis hadis adalah bukan Rasul Allah. Mengapa mereka begitu mencintai penulis kitab hadis sampai melupakan Rasul Allah yang sesungguhnya?
PENUTUP
Setiap
orang yang beriman kepada Nabi Muhammad harus meyakini bahwa
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” adalah bagian dari surat Al Fatihah.
Konsekuensinya, jika membaca surat Al Fatihah harus memperlakukan
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” sama dengan ayat lainnya dalam surat
itu. Kita harus mengatakan bahwa cara membaca surat Al Fatihah tanpa
”Bismillaahir-rahmaanir-rahiim” adalah salah.