BURUNG PUYUH ( Coturnix coturnix japonica ) SEBAGAI ANIMAL RESEARCH.
Burung puyuh yang dipelihara untuk menghasilkan telur yang dijual di pasaran saat ini adalah jenis Coturnix coturnix japonica.
Adapun bedanya antara Gemak dengan puyuh jenis Coturnix coturnix
japonica adalah jari kaki gemak 4 sedangkan coturnix tiga, gemak liar
sedangkan coturnix telah dibiakkan dengan seleksi genetik yang ketat dan
baik sehingga mampu menghasilkan jumlah telur 250 butir per tahunnya
pada tahun pertama, sedangkan gemak produksi telur amat sedikit karena
kehidupan masih liar seperti ayam hutan Vs ayam ras. Yang dapat
dicirikan diantaranya adalah sebagai berikut : warna telur blirik hitam
putih, bobot telur tetas sekitar antara 8 – 12 gram, kebutuhan pakan
dewasa per ekor per hari 14 – 16 gram, umur betina pertama kali
bertelur umur 35 – 40 hari dan puncak produksi terjadi pada umur
sekitar 3 – 4 bulan, bobot badan dewasa sekitar 140 gram baik jantan
maupun betina. Anatomi dan fisologinya jenis puyuh Coturnix samaa persis
dengan unggas yang lainnya, dengan demikian jika telah meneliti dari
komoditi puyuh sinonnim dengan unggas – unggas yang lainnya. Burung
puyuh yang dipelihara di berbagai peternak saat ini ada tiga jenis puyuh
berdasarkan warna bulunya, yaitu : 1. warna bulu putih dengan mata
kemerahan, tetapi setelah di amati dengan seksama puyuh jenis tersebut
matanya agak buta dan berproduksi telur sangat rendah alias sebagai
puyuh pedaging, 2. Bulu berwarna putih kekuning-kuningan berproduksi
telur tinggi dan bersifat kanibal yang relatif sedikit bila
dibandingakan dengan jenis ke 3 yaitu bulu agak putih kehitam-hitaman
yang mempunyai sifat kanibal agak tinggi dan agak besar. Umumnya
peternak menyilangkan jenis puyuh warna kuning dengan puyuh warna hitam
yang mempnuyai produksi telur relatif tinggi ( jika puyuh jantan hitam
disilangkan dengan puyuh betina warna kuning, maka anak betinanya akan
berwarna hitam dan sebaliknya ).
TAHUKAH ANDA TENTANG HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN PUYUH ?
1. PUYUH JENIS UNGGAS MUDAH STRESS.
Burung
puyuh jenis Coturnix coturnix japonica mempunyai ciri yang relatif
jelek, diantaranya adalah mudah mengalami stres ( stres yang terjadi
biasanya disebabkan oleh karena kebisingan, perubahan suhu, perubahan
pergantian pakan dan setelah potong paruh atau di vaksin ). Akibat dari
stres tersebut dapat ditunjukkan dengan peubahan jumlah produksi telur
dari yag relatif tinggi menjadi yang relatif rendah. Jika dibandingkan
dengan unggas – unggas yang lainnya, maka puyuhlah yang mudah stres dan
untuk kembali normal sangat membutuhkan waktu yang relatif lama bila
dibandingkan dengan unggas – unggas yang lainnya. Jika terjadi stress,
hal – hal yang perlu dilakukan oleh peternak diantaranya adalah sebagai
berikut : Harus mengetahui penyebab utamanya puyuh stres, jika udah
ketemu penyebabnya kembalikan / kondisikan seperti sedia kala. Biasanya
memakan waktu yang cukup lama, sekitar seminggu barulah akan normal
kembali.
2. PAKAN BENTUK CRUMBLE PENEYABAB KANIBAL PADA PUYUH.
Kanibal
adalah sifat mematuk sesama uggas pada kelompok dimana unggas tersebut
di pelihara dalam satu koloni. Sifat kanibal pada unggas dapat
disebabkan oleh karena sifat genetik dan phenotype. Sifat genetik akan
timbul jika faktor phenotype mendukungnya ( misalnya : paruh puyuh
relatif kecil sehingga yang paling cocok adalah pakan jenis mash (halus)
yang diberikan, tetapi jika diberi jenis bentuk berbutir (crumble) maka
puyuh akan stress yang pada gilirannya akan mempunyai sifat kanibal ).
Sifat kanibal pada puyuh dibagi menjadi 2 type yaitu : 1. type pertama
adalah sifat kanibal berupa mencocok sesama puyuh dalam satu kelompok
puyuh ( type kanibal ini mudah sekali penanganannya yaitu dengan
memisahkan puyuh-puyuh yang suka mematuk dari kelompoknya), sedangkan
sifat kanibal type 2 adalah puyuh yang suka mematuk telurnya sendiri (
kanibal jenis yang sulit ditangani karena antara telur yang ditelurkan
dengan paruh berdekatan, dengan demikian satu-satunya jalan disembelih
karena sifat kanibal type ini tak akan hilang). Berdasarkan uraian
tersbut diatas sebaiknya mengeliminir penyebab terjadinya sifat kanibal
diantaranya : suhu kandang, keterlamabatan memberi pakan, kepadatan
kandang dan perubahan pemberikan pakan baik ditinjau dari kualitas
maupun kuantitasnya.
3. BESAR KECILNYA INDUKAN PUYUH DITENTUKAN SAAT DEWASA KELAMIN.
Dalam
pemeliharaan puyuh jenis Coturnix coyurnix japonica ( yang banyak di
pelihara di masyarakat Indonesia saat ini ), jika anda memelihara 100
ekor betina dan 100 ekor jantan puyuh umur masuk kandang yang sama,
pakan yang sama juga ( semua perlakuan pemeliharaan sama). Jika anda
sempat menimbang 2 ekor jantan dan 2 ekor betina umur sehari, dapat
diyakini bahwa yang jantan lebih berat bobotnya dibandingkan dengan yang
betina. Kemudian dipelihara bersama sama dengan kondisi lingkungan dan
pakan yang sama sampai dengan umur dewasa kelamin (mulai bertelur
betina). Apa yang terjadi ?, ternyata yang betina untuk hari-hari
pemeliharaannya berikutnya akan lebih berat bobotnya dibandingkan dengan
yang jantan sampai dewasa. Mengapa ? selain didalam tubuh betina ada
telurnya dan mengkonsumsi lebih banyak yang akan dikonversikan untuk
pembentukan telur, hidup pokok dan aktifitas hidupnya.
4. PENENTUKAN JENIS KELAMIN PADA PUYUH.
Imbangan
jantan dan betina pada burung puyuh yang paling ideal adalah 1 : 4.
Pada umumnya peternak puyuh cara menentukan puyuh betina (adanya
blontang hitam dan putih di dada), sedangkan yang jantan (tidak ada
blontang hitam putih di dadanya, namun yang pada dadanya
kuningkuningan). Penentuan sperti yang dianut peternak sampai sekarang
ini kebenarannya tidak mencapai 100 % karena ada puyuh jantan walau
penilaiannya seperti di atas begitu pula ada yang betina. Nah, menurut
penelitian penulis saat menempuh Magister Sains di IPB, paling
tepat puyuh dikatakan jantan JIKA PADA LEHER DIBAWAH PARUH BAWAH
TERLIHAT KEKUNINGKUNINGAN MENYELERET MEMANJANG. TATAPI YANG BETINA TIDAK
DITANDAI SPT BETINA TSB.
5. JANGAN HERAN JIKA PUYUH MEMPUNYAI KONVERSI PAKAN YANG TINGGI.
Angka
konversi pakan dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pakan yang
dihabiskan dengan jumlah produksi yang dihasilkan (bisa telur ataupun
daging). Angka tsb tidak mempunyai satuannya karena baik pembilang
maupun penyebutnya mempunyai satuan yang sama. Itulah mengapa konversi
pakan tak mempunyai satuan dan tidak diamati di kandang, tetapi cukup
dihitung saja. Secara spesifik angka konversi pakan puyuh lebih tinggi
bila dibandingkan dengan ayam maupun itik. Ayam petelur 2,2 – 2,5,
pedaging 2, 1 – 2,3 dan itik sekitar 2,2 – 2,5, tetapi apa yang terjadi
pada puyuh ? yaiutu sekitar 3 – 6. Arti angka konversi pakan 2,2 untuk
menghasilkan 1 kg telur dibutuhkan pakan sebesar 2,2 kg, begitupula pada
itik maupun puyuh. Mengapa demikian ? karena tidak ada pakan khusus
puyuh yang harganya disesuaikan dengan harga hasil produk yang
dihasilkan puyuh (telur atau dagingnya), tetapi pada kenyataannya harga
pakan puyuh selalu disamakan dengan harga pakan ayam yang telurnya lebih
mahal dari telur puyuh begitupula daging ayam lebih mahal dari daging
puyuh.
6. SULITKAH MENGCANDLING PADA PUYUH / MENENTUKAN FERTILITASNYA ?
Candling
adalah aktifitas memeriksa telur agar ditemukan mana telur yang fertil,
telur yang infertil atau mana telur yang berkode Dead Embryo (DE).
Telur bangsa unggas di dunia ini yang MEMPUNYAI WARNA YANG ANEH DAN BIN
AJAIB HANYA PUYUH SAJA, mengapa ? perhatikan telur ayam jika ndak putih
ya krem, telur itik jika biru muda atau putih, merpati keputihputihan.
Nah, jika anda menetaskan telur ayam, itik atau merpati mudah melihat
dengan candler karena warnanya transparan sehingga mudah terdeteksi
hasil, tetapi bagaimana dengan telur puyuh yang blontang blontag hitam
dan adanya lerek putih ? Jangan kuatir ini hasil pengamatan penulis
dapat dituliskan beberapa cara menentukan fertilitas pada telur puyuh,
Caranya : (1). jika anda berpengalaman atau sering melakukannya yaitu
dibuat candler sebesar telur puyuh kemudian disinarkan pada lampu, amati
yang sela sela putihnya, jika adanya cabang-cabang darah itu fertil
(harus sering melakukannya) (2). Sampai akhir proses penetasan pada hari
ke 18, jika ada yang telur masih utuh tidak menetas (dipecah), dengan
dipecah kita tahu apa telur tsb fertil atau infertil.
7. BOBOT TELUR DAN UMUR INDUK BERAPAKAH YANG BAIK UNTUK DITETASKAN ?
Menurut
hasil penelitian penulis dengan judul : Pengaruh bobot telur dan umur
induk terhadap performans pada burung puyuh (Coturnix coturnix
japonica), 1987. Ada korelasi yang positif antara bobot telr telur
dengan umur induk. Umur betina yang baru pertama kali bertelur akan
menghasilkan bobot telur yang kecil, dan akan cenderung meningkat bobot
telurnya yang diiukuti dengan panjang umurnya. Dengan demikian dari awal
bertelur sampai akhir pemeliharaan dari puyuh mempunyai kisaran bobot
telur sebesar 8 s/d 13 gram. Nah, yang baik untuk ditetaskan yaitu pada
umur sekitar 3 – 4 bulan dengan bobot telur sebesar 10 – 11 gram.
Mengapa ? umur sekitar itu baik pada yang jantan untuk menghasilkan
kualitas semennya sedangkan yang betina akan menghasilkan telur yang
ideal bobot telurnya, dengan demikian jika ditetaskan akan menghasilkan
fertilitas dan daya tetas yang tinggi.
0 komentar:
Post a Comment