Bagaimana cara masuk islam? Itulah pertanyaan yang kadang-kadang kita dengar. Benarkah pertanyaan seperti itu? Mengapa memakai masuk islam? Apakah islam suatu perkumpulan atau organisasi sehingga orang harus memasukinya?
Makalah
ini membahas tentang islam sebagai agama secara singkat menurut Al
Qur’an. Al Qur’an terjemahan yang digunakan terutama adalah karya Dep.
Agama RI dalam Al Qur’an digital 2.1. Jika Al Qur’an terjemahan lain
digunakan, versinya disebutkan.
ISTILAH AGAMA ISLAM DALAM AL QUR’AN
Dalam Al Qur’an, tidak ada kata agama. Kata agama dalam Al Qur’an terjemahan adalah terjemahan dari kata diin, yang ada dalam beberapa bentuk, antara lain diinikum, diinakum, dan diinan (5:3); lilddiini dan alddiinu (30:30); alddiina (3:19); bidiinikum (49:16); alddiini (2:256); serta diinukum dan diini
(109:6). Pembaca yang tidak bisa membaca tulisan Arab, seperti penulis
sendiri, dapat mengecek transliterasi ayat-ayat tersebut dalam Qur'an Viewer software v2.913.
Apakah agama islam merupakan terjemahan dari kata-kata dalam ayat-ayat Al Qur’an? Marilah kita cermati ayat 3:85 terjemahan berikut ini!
3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
003.085 Waman yabtaghi ghayra al-isl[a]mi deenan falan yuqbala minhu wahuwa fee al-[a]khirati mina alkh[a]sireen(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
Dalam terjemahan di atas ada agama islam. Akan tetapi, agama islam di situ adalah terjemahan dari al-isl[a]mi deenan atau dalam transliterasi lain al-islaami diinan. Frase tersebut akan menjadi islam agama jika diterjemahkan. Tentu saja, islam agama tidak mempunyai arti logis. Agar menjadi lebih jelas, ada baiknya kita pelajari terjemahan kata-perkata versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri berikut ini.
Jika terjemahan perkata dari ayat 3:85 disusun secara literal, akan diperoleh terjemahan sbb:
Dan
siapapun mencari selain islam (sebagai) agama maka tidak akan pernah
diterima darinya dan ia dalam akhirat (akan menjadi) dari yang kalah.
Oleh Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri, terjemahan itu dibuat menjadi sebagai berikut.
3:85. And whoever seeks a religion other than Islam - it will never be accepted from him, and he, in the Hereafter, will be among the losers. (Dan
siapapun yang mencari suatu agama selain islam-tidak akan diterima
darinya, dan ia, dalam Akhirat akan menjadi di antara yang kalah.) (versi Dr. Shehnaz Shaikh dan Ms. Kausar Khatri)
Sampai di sini dapat disampaikan bahwa agama islam bukan merupakan terjemahan dari kata-kata dalam ayat-ayat Al Qur’an. Yang ada adalah bahwa islam (al-islaami) dan agama (diinan) merupakan dua kata yang terpisah. Jika digabung, keduanya akan menjadi islam sebagai agama. Artinya, islam adalah suatu agama. Penggunaan agama dalam agama islam sebenarnya mubazir karena dalam islam sudah terkandung pengertian agama. Artinya, dengan menyebut islam, kita sudah memahaminya sebagai suatu agama.
ISLAM SEBAGAI AGAMA
Dalam 42:13 dijelaskan bahwa wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah merupakan suatu agama. Dengan kata-kata lain, islam yang dikenal sekarang adalah suatu agama berupa wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad.
042.013
The same religion has He established for you as that which He enjoined
on Noah - the which We have sent by inspiration to thee - and that which
We enjoined on Abraham, Moses, and Jesus: Namely, that ye should remain
steadfast in religion, and make no divisions therein: to those who
worship other things than Allah, hard is the (way) to which thou callest
them. Allah chooses to Himself those whom He pleases, and guides to
Himself those who turn (to Him). (Agama yang sama telah Dia tetapkan bagimu seperti agama yang Dia perintahkan kepada Nuh -agama yang Kami sampaikan melalui wahyu kepada kamu -dan agama yang Kami perintahkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa: Yaitu, bahwa kamu harus tetap setia dalam agama, dan tidak membuat bagian-bagian di situ:
bagi yang menyembah selain Allah, adalah sulit bagimu untuk menyeru
mereka. Allah memilih untuk diri-Nya orang yang Dia kehendaki, dan
membimbing kepada diri-Nya orang yang mendekati-Nya.) (Versi Abdullah Yusuf Ali.)
Agama
yang ditetapkan Allah kepada Nuh, Muhammad, Ibrahim, Musa, dan Isa
adalah sama (42:13). Memang, Allah menyatakan bahwa di sisi-Nya hanya
ada satu agama, yaitu islam (3:19). Dengan kalimat lain, agama yang
diajarkan Nuh, Muhammad, Ibrahim, Musa, dan Isa adalah islam.
3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah
datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di
antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka
sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Dalam DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913, islam berarti submission to the will of Allah, yang dalam bahasa Indonesia berarti penyerahan diri pada kehendak Allah. Islam
berarti penyerahan diri pada kehendak Allah. Di sisi lain, islam ialah
agama yang disampaikan kepada Rasul Allah berupa wahyu dari Allah. Jadi,
islam sebagai suatu agama adalah kehendak Allah yang diwahyukan kepada Rasul Allah yang harus ditaati manusia.
Dalam
42:13, Allah memerintahkan orang islam (termasuk umat Nuh, umat
Ibrahim, umat Musa, umat Isa, dan umat Muhammad) agar tetap setia pada
islam dan melarang orang islam menjadi terpecah-belah menjadi beberapa
bagian atau golongan atau kelompok. Yang menarik untuk
diperhatikan adalah bahwa perpecahan agama yang terjadi disebabkan oleh
perilaku mempersekutukan Allah (30:31 dan 30:32). Hal ini mudah diterima
akal karena jika orang islam (termasuk umat Nuh, umat Ibrahim, umat
Musa, umat Isa, dan umat Muhammad) hanya beriman kepada Allah saja,
islam tidak akan terpecah belah. Yang menyebabkan perpecahan dalam islam
adalah keberadaan orang yang beriman kepada selain wahyu yang
diturunkan kepada para Rasul Allah, yang itu dapat berupa wahyu Allah
yang telah dirubah atau memang bukan wahyu dari Allah. Dengan kata-kata
lain, di antara kelompok-kelompok atau bagian-bagian atau
golongan-golongan yang saling berseberangan, ada yang mempunyai tuhan
selain Allah, baik secara terang-terangan maupun secara terselubung.
Selain itu, dalam 30:32, Allah menunjukkan ciri-ciri kelompok-kelompok
itu, yaitu membanggakan kelompoknya masing-masing. Di antara tanda
kebanggaan itu adalah sikap menganggap kelompok yang berbeda dari
kelompoknya sebagai kelompok sesat.
30:31. dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah,
30:32. yaitu
orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa
golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada
golongan mereka.
Hubungan
antara orang-orang yang menyekutukan Allah dan perpecahan agama penting
untuk dicermati. Apakah islam yang kita anut terdapat ajaran yang
berasal dari wahyu Allah yang telah dirubah atau ajaran yang memang
bukan wahyu dari Allah? Jangan sampai kita mengikuti ajaran dari selain
Allah karena jika demikian, kita secara tidak langsung dapat dianggap
telah menempatkan yang memberi ajaran tersebut sebagai tuhan selain
Allah. Ini penting untuk direnungkan karena orang yang mempersekutukan
Allah akan dimasukkan neraka (5:72).
5:72.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya
Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata:
"Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.
Sampai
hari ini, kita masih dapat mengamati perilaku membentuk bagian atau
kelompok atau golongan dalam islam yang diajarkan para Rasul Allah (Nuh,
Muhammad, Ibrahim, Musa, dan Isa). Kelompok-kelompok tersebut antara
lain islam versi sunni, islam versi shi’ah, islam versi ahlul sunnah wal
jama’ah, islam versi ahmadiyah, islam vesi muhammadiyah, islam versi
NU, kristen, katolik, yahudi, dan kelompok-kelompok lainnya yang mungkin
ada. Tampaknya mereka lupa bahwa membentuk bagian atau kelompok atau
golongan dalam islam adalah bentuk pelanggaran perintah Allah dalam
42:13.
MUSLIM
Kata muslim dijumpai dalam berbagai bentuk kata, yaitu almuslimeen(a), muslimoon(a), musliman, dan muslimeen(a).
Semuanya bermakna berserah diri. Dalam konteks ini, muslim adalah
julukan yang diberikan kepada orang yang berserah diri pada kehendak
Allah. Silakan pembaca memperhatikan terjemahan dan transliterasi
ayat-ayat Al Qur’an berikut ini!
039.012 Waomirtu li-an akoona awwala almuslimeen(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
39:12. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri."
027.042 Falamm[a] j[a]at qeela ah[a]ka[tha] AAarshuki q[a]lat kaannahu huwa waooteen[a] alAAilma min qablih[a] wakunn[a] muslimeen(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
27:42.
Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah
singgasanamu?" Dia menjawab: "Seakan-akan singgasana ini singgasanaku,
kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang
yang berserah diri."
010.090
Waj[a]wazn[a] bibanee isr[a]-eela alba[h]ra faatbaAAahum firAAawnu
wajunooduhu baghyan waAAadwan [h]att[a] i[tha] adrakahu algharaqu q[a]la
[a]mantu annahu l[a] il[a]ha ill[a] alla[th]ee [a]manat bihi banoo
isr[a]-eela waan[a] mina almuslimeen(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
10:90.
Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti
oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas
(mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia:
"Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai
oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)."
003.067 M[a] k[a]na ibr[a]heemu yahoodiyyan wal[a] na[s]r[a]niyyan wal[a]kin k[a]na [h]aneefan musliman wam[a] k[a]na mina almushrikeen(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
3:67. Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.
003.052
Falamm[a] a[h]assa AAees[a] minhumu alkufra q[a]la man an[sa]ree il[a]
All[a]hi q[a]la al[h]aw[a]riyyoona na[h]nu an[sa]ru All[a]hi [a]mann[a]
bi(A)ll[a]hi wa(i)shhad bi-ann[a] muslimoon(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
3:52.
Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah
dia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan
agama) Allah?" Para hawariyyin
(sahabat-sahabat setia) menjawab: "Kamilah penolong-penolong (agama)
Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang berserah diri.
Muslim
adalah istilah yang berlaku pada jaman Nabi Sulaiman (27:42), Nabi Musa
(10:90), Nabi Ibrahim (3:67), Nabi Isa (3:52), dan Nabi Muhammad
(39:12). Dengan demikian, pengikut Nabi Sulaiman, Nabi Musa, Nabi
Ibrahim, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad disebut muslim. Nabi Muhammad adalah orang pertama yang diperintahkan menjadi muslim (berserah diri) pada jamannya (39:12).
Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa islam bukan merupakan perkumpulan atau organisasi. Frase masuk islam adalah tidak tepat. Yang tepat adalah menjadi muslim.
CARA MENJADI MUSLIM
Orang
yang berserah diri pada kehendak Allah disebut muslim. Oleh karena itu,
cara menjadi muslim adalah dengan berserah diri pada kehendak Allah.
Persoalannya, seperti apakah kehendak Allah yang dimaksud? Di dunia ini,
ada banyak informasi yang oleh orang yang mempercayainya dianggap
sebagai informasi dari Allah. Akan tetapi, bagaimana cara memilihnya
sedangkan kita tidak pernah bisa bertanya pada para Rasul Allah? Menurut
penulis, caranya adalah dengan mencari suatu kitab yang dibuat oleh
Tuhan yang menciptakan kita semua.
Orang
membutuhkan agama karena ingin mencari tahu tentang Tuhannya. Banyak
masalah dalam hidup ini yang segera membutuhkan jawaban. Siapakah aku?
Mengapa aku menjadi ada? Untuk apa? Ada banyak pertanyaan lainnya.
Akhirnya, dia akan bertanya tentang penciptanya. Penciptanya itulah
Tuhannya. Oleh karena itu, orang perlu mencari informasi dari Tuhan yang
menciptakan manusia.
Dua
ayat pertama dari wahyu yang diterima pertama kali oleh Nabi Muhammad
seperti tertulis dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut.
96:1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
96:2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Rasa-rasanya,
kedua ayat tersebut menjawab pertanyaan orang yang mencari informasi
dari Tuhan yang menciptakan manusia. Dalam kedua ayat tersebut, Tuhan
memperkenalkan diri sebagai pencipta manusia. Selanjutnya, informasi
dari Tuhan akan diperoleh jika orang membaca Al Qur’an. Dengan
mempelajari Al Qur’an, orang akan mengetahui kehendak Tuhan yang harus
dipatuhi. Jadi, Al Qur’an adalah kitab yang tepat untuk mengetahui
kehendak Allah.
Apa bedanya Tuhan dan Allah? Tuhan mempunyai banyak nama. Allah adalah salah satu nama Tuhan (17:110).
17:110. Katakanlah: "Serulah
Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia
mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah
kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula
merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu."
Sampai
di sini dapat disampaikan bahwa untuk menjadi muslim, orang harus
beriman (percaya) kepada Al Qur’an karena di dalamnya terkandung
kehendak Allah. Agar bisa beriman kepada Al Qur’an, orang harus beriman
kepada orang yang menerima wahyu Allah, yaitu Nabi Muhammad. Meskipun
demikian, dalam kenyataan, sebagian masyarakat menganggap bahwa
seseorang yang ingin menjadi muslim dituntut untuk mengucapkan dua
kalimat syahadat. Jika kita diminta mengucapkannya, ucapan tersebut
hendaknya dipandang sebagai bentuk penyesuaian dengan budaya masyarakat
setempat yang mungkin dibutuhkan dalam pergaulan. Ini penting untuk
disadari karena kita tidak perlu memberitahukan agama kita kepada Allah karena Allah Maha Mengetahu (49:16).
49:16. Katakanlah: "Apakah kamu akan memberitahukan kepada Allah tentang agamamu, padahal Allah mengetahui apa yang di langit dan apa yang di bumi dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu?"
Akhirnya,
untuk menjadi muslim, orang harus mengetahui dan mematuhi semua
kehendak Allah seperti yang tertulis dalam Al Qur’an. Inilah yang paling
penting. Selain itu, sikap berserah diri kepada kehendak Allah merupakan bukti keislaman seseorang.
0 komentar:
Post a Comment