Ada sekelompok orang yang percaya pada matematika sedekah.
Menurut mereka, balasan (pahala) sedekah diberikan di dunia ini yang
besarnya sekian kali lipat yang disedekahkan. Kadang-kadang, mereka
menyebut istilah kekuatan sedekah.
Kedua istilah ini dapat digunakan sebagai kata kunci dalam mesin
pencari di internet jika pembaca ingin mengetahuinya lebih rinci.
Penulis
tertarik untuk membahas tentang matematika sedekah ditinjau dari ajaran
dalam Al Qur’an. Makalah ini sekaligus juga merupakan makalah tentang
sedekah atau zakat karena di dalamnya dibahas tentang hal tersebut. Al
Qur’an terjemahan yang digunakan adalah karya Dep. Agama RI dalam
program Al Qur’an Digital versi 2.1. Jika Al Qur’an terjemahan versi
yang lain digunakan, versinya akan disebutkan.
SEDEKAH
Pertama-tama, penulis mengutip dua ayat berikut ini.
2:2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,
2:3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
Kedua ayat tersebut menerangkan bahwa menafkahkan sebagian rezki yang dianugerahkan Allah adalah salah satu kriteria orang bertaqwa. Rezki atau sering ditulis dengan rejeki, rezeki, atau rizki
ialah segala yang dapat diambil manfaatnya. Dengan kata lain, rezki
adalah kebutuhan hidup. Semua kebutuhan hidup pasti dapat diambil
manfaatnya. Dengan demikian, pengertian
rezki sangat luas karena mencakup segala kebutuhan hidup. Contoh rezki
antara lain makanan, air, oksigen, tempat berlindung, hiburan, suami
atau istri, kebebasan, bahan bakar, binatang ternak, dll. Uang adalah
calon rezki karena orang harus menukarkannya dengan kebutuhan hidup.
Sebagian
rezki bisa diberikan kepada orang lain sedangkan sebagian yang lain
tidak. Contoh rezki yang bisa diberikan kepada orang lain yaitu makanan,
minuman, dan bahan bakar sedangkan contoh rezki yang tidak bisa
diberikan kepada orang lain yaitu kesehatan, rasa aman, dan istri.
Menafkahkan sebagian rezki kadang-kadang dinyatakan dengan menunaikan zakat, membelanjakan harta, memberi sedekah, atau mengeluarkan sedekah. Sedekah
adalah istilah untuk menyatakan sebagian rezki dari Allah yang
diberikan kepada yang berhak. Dari segi materi, zakat dan sedekah pada
dasarnya mempunyai pengertian yang sama yaitu sebagian rezki dari Allah
yang diberikan kepada yang berhak. Perbedaannya, zakat mengandung arti
kemanfaatan dari menafkahkan sebagian rezki, yaitu pembersihan atau
penyucian diri. Menunaikan zakat berarti menafkahkan sebagian rezki
untuk membersihkan atau menyucikan diri (9:103). Dengan demikan,
pemberian sedekah dapat membersihkan diri atau menyucikan diri atau
menghapus dosa.
9:103.
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Untuk mempertegas bahwa zakat dan sedekah mempunyai arti sama, yaitu sebagian sebagian
rezki dari Allah yang diberikan kepada yang berhak, transliterasi ayat
9:103 disajikan berikut ini. Tampak dalam transliterasi tersebut bahwa
kata zakat dalam terjemahan versi Dep. Agama RI adalah terjemahan dari kata [s]adaqatan (dalam transliterasi lain ditulis shodaqatan).
009.103 Khu[th] min amw[a]lihim [s]adaqatan tu[t]ahhiruhum watuzakkeehim bih[a] wa[s]alli AAalayhim inna [s]al[a]taka sakanun lahum wa(A)ll[a]hu sameeAAun AAaleem(un) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
Sebenarnya, [s]adaqatan atau shodaqatan dalam 9:103 lebih tepat diterjemahkan dengan sedekah.
Meskipun demikian, penerjemahan seperti itu tidak menjadi masalah
karena sedekah dan zakat, secara kebetulan, mempunyai arti yang sama,
yaitu sebagian rezki dari Allah yang diberikan kepada yang berhak.
Kasus pengartian sedekah sama dengan zakat juga dijumpai dalam ayat-ayat terjemahan berikut ini.
9:58. Dan di antara mereka ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat;
jika mereka diberi sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan
jika mereka tidak diberi sebahagian dari padanya, dengan serta merta
mereka menjadi marah.
009.058 Waminhum man yalmizuka fee a(l)[ss]adaq[a]ti fa-in oAA[t]oo minh[a] ra[d]oo wa-in lam yuAA[t]aw minh[a] i[tha] hum yaskha[t]oon(a) (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
9:60. Sesungguhnya zakat-zakat
itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan
untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
009.060 Innam[a] a(l)[ss]adaq[a]tu
lilfuqar[a]-i wa(a)lmas[a]keeni wa(a)lAA[a]mileena AAalayh[a]
wa(a)lmu-allafati quloobuhum wafee a(l)rriq[a]bi wa(a)lgh[a]rimeena
wafee sabeeli All[a]hi wa(i)bni a(l)ssabeeli faree[d]atan mina All[a]hi
wa(A)ll[a]hu AAaleemun [h]akeemun (Text Copied from DivineIslam's Qur'an Viewer software v2.913)
Perlu disampaikan kembali bahwa zakat dan sedekah mempunyai arti sama, yaitu sebagian rezki dari Allah yang diberikan kepada yang berhak. Perbedaannya, dalam kata zakat
terkandung arti kemanfaatan dari menafkahkan sebagian rezki, yaitu
pembersihan atau penyucian diri. Dengan kalimat lain, sebagian rezki
yang diberikan kepada yang berhak dapat disebut dengan zakat dan dapat pula disebut dengan sedekah. Sebagai contoh, uang receh 1000 rupiah yang diberikan kepada pengemis dapat diistilahkan dengan zakat atau sedekah. Di lain pihak, perhiasan emas yang diberikan orang kaya kepada orang miskin dapat pula diistilahkan dengan sedekah atau zakat.
Yang
berhak menerima sedekah dijelaskan dalam 2:215 dan 9:60. Meskipun
demikian, penulis tidak menggunakan ayat 9:60 terjemahan versi Dep.
Agama RI karena ada bagian terjemahan yang penulis tidak setuju. Sebagai gantinya, terjemahan versi Muhamed dan Samira Ahmed digunakan.
2:
215. Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa
saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak,
kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang kamu buat, maka
sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.
9:60
But the charities (are) to the poor/needy, and the poorest of poor/poor
oppressed, and the doers/workers on it, and (those who) their
hearts/minds (are) united/joined, and in the necks (freeing) slaves, and
the obliged indebted, and in God's sake/path, and the traveler/stranded
traveler (it is) a religious duty/stipulation from God, and God (is)
knowledgeable, wise/judicious. (Tetapi
sedekah-sedekah (adalah) untuk orang miskin, dan orang paling miskin,
dan orang-orang yang bekerja padanya, dan (mereka yang) hati mereka
disatukan, dan dalam leher-leher (membebaskan) budak, dan orang-orang
yang berhutang, dan dalam jalan Allah, dan orang dalam perjalanan adalah
suatu kewajiban religius dari Allah, dan Allah banyak mengetahui,
bijaksana.) (versi Muhamed dan Samira Ahmed).
Ada sedikit penjelasan dalam ayat 9:60 terjemahan di atas yang perlu dibuat. Orang-orang yang bekerja padanya adalah orang yang bekerja pada pemberi kerja dan orang tersebut berhak menerima sedekah dari pemberi kerja. Maksudnya, orang yang mempunyai pegawai atau pekerja wajib memberikan sedekah kepada pegawainya atau pekerjanya. Mereka yang hatinya disatukan adalah pasangan pengantin yang menikah.
Berdasarkan kedua ayat tersebut, dapat disampaikan bahwa sedekah diberikan :
1. kepada ibu-bapak
2. kepada kaum kerabat (sanak saudara)
3. kepada anak-anak yatim
4. kepada orang-orang miskin (dari yang paling miskin sampai yang miskin)
5. kepada orang-orang yang bekerja padanya
6. kepada orang-orang yang disatukan hatinya (menikah)
7. kepada orang-orang yang berhutang
8. kepada orang-orang dalam perjalanan
9. untuk memerdekakan budak
10. untuk berjuang di jalan Allah
Orang
yang bersedekah hendaknya memberikan sedekahnya kepada orang-orang yang
termasuk dalam 10 kategori tersebut. Tentu saja, sedekah tersebut tidak
harus diberikan kepada semua orang-orang yang termasuk dalam 10
kategori tersebut. Pemberian sedekah dilakukan sendiri atau oleh
pengurus sedekah yang dibentuknya sendiri. Pengurus sedekah mungkin
diperlukan jika pemberi sedekah adalah orang yang kaya dan sibuk
sehingga tidak mempunyai waktu untuk membagi sendiri.
Yang
paling penting untuk diperhatikan adalah bahwa sedekah yang diberikan
harus sampai ke orang-orang yang termasuk dalam 10 kategori penerima
sedekah. Orang-orang tersebut telah ditunjuk Allah sebagai yang berhak
menerima sedekah sehingga kita harus menyerahkan sedekahnya kepada
mereka. Mereka berhak menggunakan sedekah yang diterimanya sesuai dengan
keinginan mereka. Dengan demikian, pengurus-pengurus sedekah tidak
boleh menggunakan sedekah yang diurusnya sebelum sedekah tersebut sampai
ke orang-orang yang termasuk dalam 10 kategori penerima sedekah.
Akhir-akhir
ini, banyak pengurus sedekah yang diiklankan di televisi yang
menggunakan sedekah yang dikumpulkannya sebelum sampai ke tujuannya.
Bahkan ada yang mengatakan bahwa sedekah (zakat) bisa digunakan untuk
modal usaha. Ini adalah suatu kasalahan. Yang benar, pengurus sedekah
menyalurkannya ke yang berhak lebih dahulu. Penerima sedekah mungkin
akan menggunakannya untuk membeli makanan atau pakaian, membayar
sekolah, membayar hutang, membeli obat, membuat kamar mandi, dll.
Pengurus sedekah juga tidak boleh membujuk agar para penerima sedekah
bersedia menginvestasikan sedekah yang jumlahnya tidak seberapa tersebut
untuk modal usaha. Biarkanlah mereka menentukan peruntukannya sendiri!
Besar sedekah adalah yang lebih dari keperluan (2:219). Dalam
bersedekah kita harus memikirkan kebutuhan kita terlebih dahulu.
Setelah kebutuhan hidup tercukupi, barulah kita bersedekah.
Persoalannya, bagaimana kita bisa mengatakan kebutuhan hidup telah
tercukupi? Bukankah orang cenderung selalu merasa kekurangan? Dalam
2:219 Allah mengharapkan kita untuk berfikir tentang hal ini. Meskipun
demikian, Allah memberi petunjuk bahwa besar sedekah yang diberikan
supaya seperti yang tersurat dalam 25:67.
2:219. Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan
judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya."
Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " Yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,
25:67.
Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di
tengah-tengah antara yang demikian.
Kita
tidak boleh memberi sedekah terlalu banyak tetapi juga tidak boleh
terlalu sedikit dan diusahakan agar besarnya berada di antara keduanya.
Pemberian sedekah dilakukan baik dalam keadaan lapang maupun sempit
(3:314). Sedekah dapat diberikan pada malam atau siang hari secara
terang-terangan atau tersembunyi (2:274).
3:134.
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang
maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
2:274.
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara
tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati.
Dalam
memberikan sedekah, kita hanya mengharapkan keridhaan Allah (2:272).
Kita tidak mengharapkan balasan dari orang lain atau ucapan terima kasih
(76:9).
2:272.
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi
Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang
dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di
jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah.
Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan
diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya
(dirugikan).
76:9.
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan
keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula
(ucapan) terima kasih.
Tambahan,
akhir-akhir ini ada wacana bahwa sedekah (zakat) dapat mengurangi
pajak. Ini merupakan suatu kesalahan. Sedekah diberikan karena perintah
Allah dengan mengharapkan ridha-Nya saja sedangkan pajak dibayarkan
karena perintah negara. Wacana seperti ini secara tidak disadari akan
menyebabkan orang bersedia membayar sedekah (zakat) bukan karena
mengharapkan keridhaan Allah tetapi karena dapat mengurangi pajak yang
harus dibayarnya. Secara tidak disadari pula wacana tersebut telah
menempatkan negara dalam posisi yang sejajar dengan Allah karena memberi
sedekah (zakat) disamakan dengan membayar pajak. Padahal, tidak ada
satu pun yang sejajar atau setara dengan Allah (112:4). Artinya, wacana
tersebut bersifat mengandung kemusyrikan. Selain itu, wacana tersebut
akan membuat masyarakat beranggapan bahwa memberikan sedekah (zakat)
cukup diberikan kepada panitia saja dan melupakan perintah Allah dalam
9:60 dan 2:215.
112:4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
Pada jaman Nabi Muhammad, orang yang hendak mengadakan pembicaraan khusus dengan Nabi diperintahkan untuk bersedekah (58:12).
58:12.
Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus
dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin)
sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih
bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
BALASAN (PAHALA) SEDEKAH
Allah
menyatakan bahwa Dia akan mengganti sedekah yang dinafkahkan (34:39).
Artinya, kita akan mendapatkan ganti sebesar yang kita nafkahkan di
dunia ini. Dengan demikian, orang yang bersedekah tidak dirugikan.
34:39.
Katakanlah: "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa
yang dikehendaki-Nya)." Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.
Selain
mendapatkan ganti sedekah yang diberikan di dunia, kita juga akan
mendapatkan balasan (pahala) berlipat. Dalam 2:261 diterangkan bahwa
orang yang menafkahkan harta di jalan Allah diumpamakan seperti orang
yang menanam sebutir biji tumbuhan yang kemudian akan tumbuh dan
menghasilkan jumlah biji yang lebih banyak. Disebutkan di situ bahwa
satu biji kelak akan menghasilkan 7 x 100 biji atau sama dengan 700
biji.
2:261.
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan
hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang
menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah
melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah
Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Namun,
tingkat pelipatganda sebesar 700 kali itu hanyalah sebuah perumpamaan
untuk memperjelas arti pelipatgandaan tersebut. Itu terlihat dari
penggunaan kata perumpamaan.
Allah menggunakan perumpamaan yang lain dalam ayat yang lain. Dalam
2:265, Allah mengumpamakan pelipatgandaan balasan bagi orang
membelanjakan harta seperti kebun di dataran tinggi yang menghasilkan
buahnya dua kali lipat. Air merupakan faktor pembatas pertumbuhan pohon
di dataran tinggi sehingga dengan kedatangan air hujan meskipun hanya
hujan gerimis akan dapat menghasilkan buah sebanyak dua kali lipat
dibanding dalam keadaan tanpa hujan.
2:265.
Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari
keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun
yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka
kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak
menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat
apa yang kamu perbuat.
Tingkat
pelipatganda sebesar 2 kali lipat atau 700 kali lipat di atas hanyalah
sebuah perumpamaan. Yang dapat kita tangkap adalah bahwa Allah akan
memberikan balasan berlipatganda atas sedekah yang kita berikan.
Amal
sedekah yang kita lakukan tidak dibalas di dunia fana tetapi hanya
dicatat lebih dahulu sebelum diberi balasan yang lebih baik daripada
yang kita lakukan (9:121). Perlu diingat pula bahwa lebih baik tidak sama dengan lebih banyak.
9:121. dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan
dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena Allah akan memberi
balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.
Balasan
dari Allah yang berlipatganda atas sedekah yang kita lakukan akan
melebihi balasan perbuatan jahat yang kita lakukan karena perbuatan
jahat dibalas hanya sebanding dengan kejahatan yang dilakukan (40:40).
Oleh karena itu, sedekah yang kita berikan akan menghapus
kesalahan-kesalahan kita (2:271) karena amal yang baik akan menghapus
amal yang jahat (11:114).
40:40.
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi
melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan
amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan
beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya
tanpa hisab.
2:271.
Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan
jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir,
maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan
dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
11:114. Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat.
Jadi,
balasan sedekah tidak diberikan di dunia ini. Balasan sedekah yang
berlipat akan dicatat dan pada hari kiamat akan digunakan untuk
menghapus dosa kita.
MATEMATIKA SEDEKAH
Dari
uraian di atas dapat dipahami bahwa balasan sedekah tidak diberikan di
dunia ini. Hal ini berbeda dengan pandangan metematika sedekah yang
mengatakan bahwa balasan berlipat itu diberikan di dunia. Yang menjadi
acuan dalam menjelaskan matematika sedekah yang penulis baca di internet
adalah 6:160.
6:160.
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali
lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia
tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang
mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
Dalam
ayat 9:160 disebutkan bahwa ada balasan 10 kali lipat yang diberikan
untuk orang yang membawa amal yang baik. Hal ini kemudian dijadikan
dasar pembuatan rumus matematika sedekah. Meskipun yang tertulis di situ
amal yang baik, mereka tidak menggunakan istilah matematika amal yang baik.
Namun,
berdasarkan uraian sebelumnya, balasan sedekah tidak diberikan di
dunia. Tingkat pelipatganda sebesar 10 kali hanyalah sebuah perumpamaan,
sama seperti perumpamaan tingkat pelipatganda sebesar 2 kali dalam 2:265 dan 700 kali dalam 2:261.
Ketidakkonsistenan bilangan tingkat pelipatganda tersebut menunjukkan
bahwa semua itu hanyalah perumpamaan. Cara penilaian amal sedekah yang
sesungguhnya adalah rahasia Allah.
Menurut
penulis, ayat itu memperlihatkan bahwa Allah Maha Pemurah dan Maha
Penyayang. Dalam memberikan penilaian amal manusia, Allah memberi bobot
yang lebih banyak pada amal yang baik daripada amal yang jahat. Dengan
cara demikian, kemungkinan orang beriman masuk surga menjadi lebih
besar. Untuk lebih menguatkan penafsiran seperti itu, ada baiknya kita
cermati ayat 4:40 berikut ini.
40:40.
Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi
melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan
amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan
beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya
tanpa hisab.
Dalam
40:40 ada informasi yang kurang lebih senada dengan 6:160 yaitu tentang
besar balasan perbuatan jahat dan perbuatan baik. Dijelaskan dalam
40:40 bahwa balasan amal jahat adalah sebanding dengan kejahatan yang
dilakukan sedangkan balasan amal shaleh orang yang beriman adalah surga. Jelaslah sudah bahwa balasan
yang disebutkan dalam 6:160 dan 40:40 adalah berkaitan dengan balasan
di akhirat kelak, bukan balasan di dunia yang fana ini. Dan, balasan
yang dimaksud adalah balasan amal yang baik, bukan amal sedekah saja.
Kita tidak bisa memahami cara Allah menghitung balasan amal-amal kita.
Yang jelas, hisab (perhitungan) Allah adalah sangat cepat (14:51).
14:51.
agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang
ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.
Memang benar bahwa Allah memberikan pahala (balasan) di dunia dan di akhirat (3:148).
3:148.
Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala
yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat
kebaikan.
Namun,
pahala di dunia yang diberikan bukan berupa harta benda melainkan
berupa sesuatu yang bersifat rohaniah seperti pertolongan, kitab Alah,
petunjuk Allah, hikmah dan ilmu, dan keabadian nama (37:114 sampai
37:121, 28:14, 12:22, dan 6;84). Walaupun begitu, semuanya itu adalah
balasan untuk orang yang berbuat baik, bukan balasan untuk orang yang
bersedekah saja. Perlu diingat bahwa bersedekah hanyalah satu dari
sekian banyak perbuatan baik.
37:114. Dan sesungguhnya Kami telah melimpahkan nikmat atas Musa dan Harun.
37:115. Dan Kami selamatkan keduanya dan kaumnya dari bencana yang besar.
37:116. Dan Kami tolong mereka, maka jadilah mereka orang-orang yang menang.
37:117. Dan Kami berikan kepada keduanya kitab yang sangat jelas.
37:118. Dan Kami tunjuki keduanya ke jalan yang lurus.
37:119. Dan Kami abadikan untuk keduanya (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang datang kemudian;
37:120. (yaitu): "Kesejahteraan dilimpahkan atas Musa dan Harun."
37:121. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang- orang yang berbuat baik.
28:14.
Dan setelah Musa cukup umur dan sempurna akalnya, Kami berikan
kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
12:22.
Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
6:84.
Dan Kami telah menganugerahkan Ishak dan Yaqub kepadanya. Kepada
keduanya masing-masing telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum
itu (juga) telah Kami beri petunjuk, dan kepada sebahagian dari
keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa dan Harun.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
REZKI YANG TIADA DISANGKA-SANGKA
Seseorang
dapat memikirkan atau membayangkan rezki yang akan diterima sebelumnya,
misalnya rezki yang berupa gaji, upah, atau hasil pertanian. Penerimaan
gaji, upah, atau hasil pertanian sudah pernah dibayangkan atau
dipikirkan sebelumnya sehingga yang seperti itu termasuk rezki yang
datang dari arah yang disangka-sangka.
Namun,
kadang-kadang seseorang mendapatkan rezki yang tidak pernah dipikirkan
atau dibayangkan sebelumnya. Orang yang seperti ini berarti menerima
rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Contoh rezki dari arah
yang tiada disangka-sangkanya adalah berupa sedekah dari seseorang, uang
tanpa pemilik yang ditemukan, makanan dari seseorang, dll. Rezki yang
datang dari arah yang tidak disangka-sangka di dunia ini diberikan
kepada orang bertaqwa. Ayat-ayat itu adalah 65:2 dan 65:3.
65:2.
Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka
dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah
dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu
tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran
dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
65:3. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang
(dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi
tiap-tiap sesuatu.
Kedua
ayat di atas menjelaskan bahwa rezki yang diterima dari arah yang tidak
disangka-sangka itu adalah untuk orang yang bertaqwa. Dan, taqwa itu
tidak sama dengan bersedekah. Bersedekah hanyalah sebagian dari unsur
taqwa. Jadi, jika ingin mendapatkan rezki dari arah yang tidak
disangka-sangka, kita harus menjadi orang yang bertaqwa kepada Allah.
PENUTUP
Mengapa
kita tidak berpikir yang sederhana saja? Marilah kita berusaha menjadi
orang bertaqwa kepada Allah agar kelak dimasukkan ke dalam surga
(51:15). Kita memberi sedekah karena itu adalah perintah Allah dan
merupakan syarat untuk dikatakan sebagai orang bertaqwa. Kita berikan
sedekah kepada yang berhak dengan hanya mengharapkan ridha-Nya.
51:15. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata air-mata air,
Ada
satu ayat yang menarik untuk kita renungkan dalam kaitannya dengan
matematika sedekah. Ayat itu ada di surat nomor 74 ayat 6.
74:6. dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.