Spiritual Intelligence adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan kerohanian yang berkorelasi dengan IQ (Intelligence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient). Seperti EQ, Spiritual Intelligence menjadi lebih utama dalam penyelidikan ilmiah dan diskusi filosofis / psikologis. Ini merujuk kepada sekelompok atau serangkaian kecenderungan yang terdiri dari persepsi, intuisi, kognisi, yang berkaitan dengan spiritualitas dan/atau religiusitas, khususnya modal spiritual.
Model untuk mengembangkan dan mengukur Spiritual Intelligence juga semakin digunakan dalam pengaturan perusahaan, oleh perusahaan seperti Nokia, Unilever, McKinsey, Shell, Coca-Cola, Hewlett Packard, Merck Pharmaceuticals, Starbucks dan Co-operative Bank. Ini telah diidentifikasi sebagai komponen kunci dari kepemimpinan bisnis dengan penulis buku terlaris Stephen Covey, yang mengamati bahwa “Spiritual Intelligence adalah pusat dan paling mendasar dari semua intelijen/kecerdasan, karena itu menjadi sumber panduan bagi yang lainnya … “.
Howard Gardner, pencetus teori kecerdasan ganda, memilih untuk tidak memasukkan Spiritual Intelligence kedalam “kecerdasan” karena itu menentang kodifikasi ilmiah kriteria yang terukur (kuantitatif). Sebaliknya, Gardner menyarankan suatu “kecerdasan eksistensial” yang sesuai. Mitra Gardner telah merespon dengan penelitian grafik pemikiran eksistensial sebagai dasar spiritualitas. Namun, Gardner membentuk fondasi ilmiah dalam disiplin teori pendidikan dan interdisciplinarity, yang mengakibatkan munculnya wacana kecerdasan spiritual/ Spiritual Intelligence.
Pengetahuan dasar yang perlu dipahami adalah Spiritual Intelligence tidak mesti berhubungan dengan agama. Kecerdasan spiritual (Spiritual Intelligence) adalah kecerdasan jiwa yang dapat membantu seseorang membangun dirinya secara utuh. Spiritual Intelligence tidak bergantung pada budaya atau nilai. Tidak mengikuti nilai-nilai yang ada, tetapi menciptakan kemungkinan untuk memiliki nilai-nilai itu sendiri.
Spiritual Intelligence adalah fasilitas yang berkembang selama jutaan tahun yang memungkinkan otak untuk menemukan dan menggunakan makna dalam memecahkan persoalan. Utamanya persoalan yang menyangkut masalah eksistensial, yaitu saat seseorang secara pribadi terpuruk, terjebak oleh kebiasaan, kekhawatiran dan masalah masa lalu akibat penyakit dan kesedihan. Dengan dimilikinya Spiritual Intelligence, seseorang mampu mengatasi masalah hidupnya dan berdamai dengan masalah tersebut. Spiritual Intelligence memberi sesuatu rasa yang “dalam” pada diri seseorang menyangkut perjuangan hidup.
Spiritual Intelligence (SI) mengacu pada keterampilan, kemampuan dan perilaku yang diperlukan untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan sumber utama dari semua (Tuhan YME), keberhasilan dalam menemukan makna hidup, menemukan cara moral dan etika untuk membimbing kita dalam hidup, mengeksternalisasi perasaan kita akan makna dan nilai-nilai dalam kehidupan pribadi kita dan dalam hubungan interpersonal kita.
Keterampilan dasar dan kemampuan Spiritual Intelligence berasal dari :
« kebijaksanaan intuitif
« pemahaman rasional, motivasi
« pengetahuan, keinginan dan niat
« kasih sayang dan cinta
« fokus kekuatan dan keadilan
« penyembuhan dan pengampunan
« hidup dengan semangat
« hidup dengan martabat, empati dan komitmen
« pelayanan dan koneksi kreatif
« hidup dengan Spiritual Intelligence yang optimal
Spiritual Intelligence meliputi:
Kesadaran pandangan dunia mereka sendiri
Kesadaran tujuan hidup (misi)
Kesadaran dari hirarki nilai
Kompleksitas dalam berpikir
Kesadaran akan ego diri
Kesadaran akan hubungan sepanjang hidup
Kesadaran akan pandangan dunia orang lain
Persepsi terhadap waktu
Kesadaran akan keterbatasan / kekuatan dari persepsi manusia
Spiritual kesadaran hukum
Pengalaman kesatuan transenden
Komitmen untuk pertumbuhan rohani
Menjaga Higher Self yang bertanggung jawab
Mempwrtahankan tujuan hidup dan nilai-nilai
Mempertahankan iman Anda
Mencari bimbingan dari Spiritual
Seorang guru spiritual yang bijaksana dan efektif
Seorang agen perubahan yang bijak dan efektif
Membuat keputusan yang welas asih dan bijaksana
Ketenangan, menghadirkan penyembuhan
Berada selaras dengan pasang-surut aliran kehidupan
Orang yang mempunyai Spiritual Intelligent yang baik akan sesuai antara hati, kata dan perbuatannya, selaras antara apa yang ada dalam hatinya, ucapan dan perbuatannya.
Orang yang cerdas emosi dan spiritual akan enak diajak bergaul, karena mereka telah terbebas dari su’udzon (buruk sangka, hasad, iri atau dengki) dan takabur (menyombongkan diri). Orang-orang inilah yang memiliki potensi untuk meraih sukses di dunia sekaligus sukses menikmati kehidupan surgawi di akhirat nanti.
Home » SPIRITUAL dan AGAMA » KECERDASAN SPIRITUAL
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment